Cloud Cluster : Teknologi Meningkatkan Efisiensi Data di Server
Cluster server di cloud dirancang tidak hanya untuk membagi beban kerja, tetapi juga untuk melakukan sentralisasi penyimpanan data, serta menyediakan redundansi melalui layanan failover yang aktif ketika satu node mengalami kegagalan, untuk memastikan kelangsungan layanan tanpa gangguan.
Pada dasarnya, cloud cluster adalah grup dari dua atau lebih komputer yang terhubung dalam jaringan yang beroperasi secara paralel untuk mencapai tujuan yang sama.
Melalui penggunaan cluster, maka pengguna dapat menangani beban kerja yang terdiri dari banyak tugas yang dapat diparalelkan, meningkatkan efisiensi dan kinerja secara keseluruhan dengan memanfaatkan kombinasi memori dan kapasitas pemrosesan dari setiap node.
Pengertian Cloud Cluster
Cloud cluster adalah teknologi yang menggunakan beberapa server atau node yang bekerja secara bersama-sama dalam satu sistem untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan, penyimpanan, dan redundansi data yang lebih efektif daripada sistem server tunggal.
Dalam penggunaannya di era cloud computing, konsep clustering mendapatkan perhatian kembali karena memudahkan pembentukan dan penambahan node, menanggapi kebutuhan akan kinerja yang lebih tinggi dan ketersediaan yang lebih luas dari aplikasi modern.
Cluster server di cloud dirancang tidak hanya untuk membagi beban kerja, tetapi juga untuk melakukan sentralisasi penyimpanan data, serta menyediakan redundansi melalui layanan failover yang aktif ketika satu node mengalami kegagalan, untuk memastikan kelangsungan layanan tanpa gangguan.
Pada dasarnya, cloud cluster adalah grup dari dua atau lebih komputer yang terhubung dalam jaringan yang beroperasi secara paralel untuk mencapai tujuan yang sama.
Melalui penggunaan cluster, maka pengguna dapat menangani beban kerja yang terdiri dari banyak tugas yang dapat diparalelkan, meningkatkan efisiensi dan kinerja secara keseluruhan dengan memanfaatkan kombinasi memori dan kapasitas pemrosesan dari setiap node.
Dalam membentuk sebuah cluster, setiap node harus terkoneksi melalui jaringan yang memungkinkan komunikasi yang efektif antar node. Perangkat lunak khusus digunakan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan node-node ini menjadi satu sistem operasional yang efisien.
Beberapa cluster memiliki penyimpanan bersama, sementara lainnya mungkin memiliki penyimpanan lokal di setiap node. Biasanya, salah satu node akan berfungsi sebagai node pemimpin, yang bertugas mengatur distribusi pekerjaan ke node lain dan mengkoordinasikan respons keseluruhan.
Idealnya, penggunaan cloud cluster harus transparan bagi pengguna, mereka tidak perlu mengetahui apakah aplikasi yang mereka gunakan di hosting pada sebuah cluster atau server individu.
Selain itu, desain cluster harus mengoptimalkan efisiensi dengan meminimalkan latensi dan menghindari bottleneck dalam komunikasi antar node, sehingga fungsi cluster terasa seperti sistem tunggal yang kuat dan responsif.
Mengapa Menggunakan Cloud Cluster
Dalam dunia teknologi informasi yang terus berkembang, penggunaan cloud cluster telah menjadi solusi yang penting bagi organisasi yang membutuhkan infrastruktur yang dapat diandalkan, fleksibel, dan scalable.
Cloud cluster memanfaatkan kekuatan beberapa server yang bekerja secara bersamaan untuk meningkatkan kinerja, memperluas kapasitas, dan memastikan kontinuitas layanan meskipun dihadapkan pada beban kerja yang berat. Berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu menggunakan cloud cluster :
Performa
Penggunaan cloud cluster sangat efektif dalam meningkatkan performa proyek IT. Dalam konfigurasi server tunggal, beban yang berat pada satu komponen dapat mengurangi kinerja keseluruhan server tersebut.
Contohnya, jika sebuah aplikasi memproses data dalam jumlah besar secara real-time, hal ini bisa membebani server sehingga mempengaruhi aplikasi lain yang berjalan di server yang sama.
Dengan memisahkan komponen-komponen ini ke dalam server yang berbeda dalam sebuah cluster, setiap server dapat fokus pada tugas spesifiknya.
Hal ini dapat mengurangi risiko kelebihan beban pada satu server dan meningkatkan efisiensi dan kecepatan pemrosesan proyek secara keseluruhan.
Reliabilitas
Dalam setup server tunggal, kegagalan pada server tersebut dapat menyebabkan seluruh proyek menjadi tidak dapat diakses, menciptakan single point of failure.
Dengan cloud cluster, keandalan sistem meningkat secara signifikan karena adanya redundansi. Jika satu server mengalami kegagalan, server lain dalam cluster dapat mengambil alih tugasnya, meminimalkan atau bahkan menghilangkan downtime.
Hal ini sangat penting untuk aplikasi kritis yang memerlukan ketersediaan tinggi dan waktu aktif yang maksimal.
Kemudahan Perawatan
Dalam cluster, pembaruan perangkat lunak dan perawatan hardware dapat dilakukan dengan lebih mudah. Administrator dapat melakukan pemeliharaan pada satu node (server) tanpa mengganggu operasi keseluruhan.
Setiap node bisa dijadikan offline sementara untuk pembaharuan atau perbaikan, sementara node lain dalam cluster terus melayani pengguna. Hal ini memastikan bahwa tidak ada waktu henti yang terlihat oleh pengguna akhir, menjaga kepuasan dan kepercayaan pengguna.
Fleksibilitas
Cloud cluster memberikan fleksibilitas luar biasa dalam pengelolaan dan konfigurasi sistem. Organisasi dapat menambah atau mengurangi jumlah server dalam cluster sesuai dengan perubahan kebutuhan proyek.
Hal ini juga memungkinkan penyesuaian spesifikasi teknis setiap komponen sesuai dengan kebutuhan baru, seperti peningkatan kapasitas penyimpanan atau penambahan sumber daya pemrosesan.
Fleksibilitas ini sangat penting dalam lingkungan yang dinamis, di mana kebutuhan teknologi terus berubah.
Cara Kerja Cloud Cluster
Cloud clusters menjadi solusi efektif dalam mengelola aplikasi yang membutuhkan skalabilitas dan keandalan tinggi. Berikut ini adalah penjelasan mendalam tentang cara kerja cloud cluster yang melibatkan Docker, Kubernetes, dan CEPH sebagai teknologi utamanya:
Pembuatan dan Penyebaran Aplikasi Menggunakan Docker
Docker adalah platform yang memungkinkan developer untuk membungkus aplikasi beserta lingkungan eksekusinya ke dalam container, yang bersifat portabel dan konsisten di berbagai lingkungan komputasi.
Proses ini dikenal sebagai Containerisasi, di mana aplikasi kamu dibungkus beserta semua dependensinya sehingga dapat berjalan secara konsisten di berbagai lingkungan.
Setelah container dibuat, mereka kemudian di-deploy ke cloud, memastikan bahwa aplikasi dapat dijalankan di mana saja dengan cara yang sama, memudahkan penyebaran dan operasional aplikasi di berbagai platform.
Manajemen dengan Kubernetes
Kubernetes adalah sistem orkestrasi container yang berperan krusial dalam mengelola siklus hidup container pada skala besar, terutama dalam cloud clusters.
Sistem ini dilengkapi dengan beberapa fitur esensial, termasuk penskalaan otomatis yang memungkinkan Kubernetes untuk menyesuaikan jumlah container secara dinamis berdasarkan beban kerja.
Hal ini memastikan bahwa aplikasi memperoleh sumber daya yang diperlukan tanpa pemborosan. Selain itu, Kubernetes juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara terus-menerus terhadap container dan aplikasi apabila terdeteksi adanya masalah, sistem akan otomatis mengganti container yang bermasalah untuk meminimalisir gangguan layanan.
Fitur lainnya adalah penyeimbangan beban, di mana Kubernetes secara otomatis mendistribusikan beban di antara container yang berjalan, sehingga meningkatkan kinerja dan keandalan aplikasi.
Kontrol dan Manajemen melalui Panel Kontrol
Sebagai bagian dari infrastruktur cloud cluster, kamu diberikan akses ke Panel Kontrol yang dikembangkan khusus, yang dirancang untuk memudahkan pengelolaan aplikasi kamu.
Melalui panel ini, kamu dapat meluncurkan, memonitor, dan mengelola siklus hidup aplikasi kamu secara intuitif menggunakan antarmuka yang ramah pengguna.
Selain itu, Panel Kontrol juga memfasilitasi integrasi dengan layanan lain dan memungkinkan penyesuaian konfigurasi aplikasi sesuai dengan kebutuhan spesifik kamu, semuanya dari satu tempat yang terpusat.
Penyimpanan Data dengan Teknologi CEPH
CEPH merupakan platform penyimpanan yang menyuguhkan tingkat keandalan tinggi dan sangat sesuai untuk penggunaan dalam cloud clusters. Salah satu fitur utamanya adalah penyimpanan terdistribusi, dimana data disimpan secara terdistribusi di banyak server, mengurangi resiko kehilangan data akibat kegagalan perangkat keras.
Selain itu, CEPH meningkatkan keandalan dan kesinambungan dengan menangani replikasi data secara otomatis. Hal ini memastikan bahwa data tetap tersedia dan dapat diakses meskipun terjadi kegagalan pada beberapa komponen sistem.
Dengan demikian, CEPH menjadi solusi penyimpanan yang robust dan handal untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan data skala besar dalam lingkungan cloud.
Dengan menggabungkan Docker, Kubernetes, dan CEPH, cloud clusters memberikan solusi yang robust untuk deployment dan manajemen aplikasi yang scalable dan tahan terhadap berbagai masalah teknis. Sistem ini sangat cocok untuk aplikasi modern yang memerlukan fleksibilitas, efisiensi, dan keandalan tinggi.
Kelebihan Cloud Cluster
Berikut ini kelebihan cloud cluster yang bisa kamu ketahui, antara lain :
High Availability
High availability atau ketersediaan tinggi merupakan salah satu kelebihan utama dari penggunaan cloud clusters. Konsep ini sangat penting dalam menjaga keandalan dan ketahanan sistem dalam menghadapi berbagai kegagalan.
Berikut ini adalah penjelasan lebih mendalam mengenai aspek-aspek yang membentuk high availability dalam konteks cloud clusters:
Ketersediaan
Ketersediaan dalam konteks teknologi informasi mengacu pada kemampuan suatu sistem untuk tetap dapat diakses dan berfungsi sebagaimana mestinya selama periode waktu yang ditentukan. Hal ini sering diukur dalam persentase waktu aktif, contohnya adalah “five nines” (99,999%) availability, yang berarti sistem hanya boleh mengalami downtime kurang dari 5.26 menit per tahun.
Ketahanan (Resilience)
Ketahanan adalah kemampuan sistem untuk pulih dari kegagalan. Dalam cloud clusters, resilience ditingkatkan dengan cara mendesain sistem sehingga komponen-komponen bisa segera dipulihkan atau diganti tanpa mengganggu operasi keseluruhan. Hal ini sering melibatkan mekanisme otomatis untuk failure detection dan recovery.
Toleransi Kesalahan (Fault Tolerance)
Sistem yang toleran terhadap kesalahan dapat terus beroperasi bahkan ketika sebagian dari komponen sistem mengalami kegagalan. Dalam cloud clusters, hal ini dicapai dengan menduplikasi proses dan data di beberapa node sehingga jika satu node gagal, node lain bisa mengambil alih tanpa waktu henti.
Keandalan (Reliability)
Keandalan adalah probabilitas bahwa sistem akan berfungsi tanpa kegagalan selama periode waktu tertentu. Dalam cloud clusters, keandalan ditingkatkan melalui desain yang redundan, di mana komponen-komponen kritikal disalin dalam cluster untuk meminimalisir poin-poin kegagalan tunggal.
Redundansi (Redundancy)
Redundansi adalah kunci untuk menciptakan sistem yang kebal terhadap kegagalan. Di dalam cloud clusters, redundansi diterapkan dengan memiliki lebih dari satu instance dari komponen yang sama, yang beroperasi secara paralel. Hal ini memastikan bahwa kegagalan satu komponen tidak akan menyebabkan kegagalan sistem secara keseluruhan.
Dalam cloud clusters, ketersediaan tinggi biasanya diimplementasikan melalui konfigurasi aktif-aktif atau aktif-pasif:
- Konfigurasi Aktif-Aktif: Semua node dalam cluster aktif dan melayani lalu lintas atau beban kerja. Jika satu node gagal, node lainnya yang sudah aktif langsung mengambil alih, mengurangi potensi waktu henti.
- Konfigurasi Aktif-Pasif: Satu atau lebih node standby siap untuk diaktifkan jika node aktif mengalami kegagalan. Meskipun mungkin ada sedikit jeda saat melakukan failover, konfigurasi ini juga mendukung high availability.
Keberadaan cluster komputer dengan lebih dari satu node menjalankan proses yang sama secara bersamaan tidak hanya meningkatkan ketahanan dan keandalan sistem, tapi juga memperluas kapasitas sistem untuk menangani lebih banyak beban kerja dengan efisien.
Jika terjadi kegagalan pada node pemimpin, sistem tetap dapat beroperasi dengan efektif karena node pemimpin lain yang sudah siaga dan siap mengambil alih.
Karakteristik high availability ini menjadikan cloud clusters sangat cocok untuk aplikasi kritis yang membutuhkan uptime yang tinggi dan kinerja yang dapat diandalkan.
Penggunaan teknologi cloud cluster memastikan bahwa aplikasi dapat terus beroperasi bahkan di hadapan kegagalan yang tak terduga, sehingga menjamin kelangsungan bisnis dan kepuasan pengguna.
Load Balancing
Load balancing atau penyeimbangan beban adalah teknik krusial dalam pengelolaan cloud clusters yang berperan vital dalam meningkatkan kinerja dan keandalan sistem.
Teknik ini bertujuan untuk mendistribusikan lalu lintas atau beban kerja secara merata di antara semua node yang tersedia untuk memastikan tidak ada satu node pun yang terbebani secara berlebihan, yang dapat menyebabkan penurunan performa atau bahkan kegagalan sistem.
Penyeimbangan beban dapat diimplementasikan melalui beberapa metode, seperti menggunakan dedicated load balancer yang bisa berupa perangkat keras atau lunak yang ditempatkan di depan cluster untuk mengarahkan lalu lintas masuk ke node yang paling mampu menanganinya, atau integrated load balancer yang diintegrasikan langsung pada node pemimpin atau di dalam sistem operasi cloud.
Metode ini memungkinkan distribusi lalu lintas secara otomatis tanpa perlu perangkat eksternal.
Selain itu, penyeimbang beban juga memonitor kesehatan setiap node dalam cluster, dengan mekanisme seperti failure detection dan automatic recovery di mana jika node tidak merespon atau menunjukkan performa yang tidak memadai, lalu lintas akan dialihkan ke node lain yang sehat dan sistem dapat dikonfigurasi untuk melakukan automatic recovery.
Manfaat dari penyeimbangan beban dalam cloud clusters mencakup peningkatan kinerja, karena beban kerja didistribusikan secara merata sehingga aplikasi berjalan lebih cepat dan efisien, peningkatan ketersediaan, yang memungkinkan sistem tetap beroperasi walaupun terjadi kegagalan pada satu atau lebih node, serta skalabilitas yang lebih baik.
Selain itu, penyeimbang beban memudahkan penambahan atau pengurangan node dalam sistem, memungkinkan penyesuaian sumber daya yang dinamis sesuai dengan permintaan, sangat penting untuk aplikasi web skala besar, e-commerce, dan sistem database yang melayani jutaan pengguna secara simultan untuk menjaga kecepatan respons yang konsisten dan mencegah downtime.
Scaling
Scaling atau penskalaan adalah sebuah kelebihan yang sangat penting dalam penggunaan cloud clusters, terutama ketika menghadapi perubahan kebutuhan terhadap sumber daya. Terdapat dua jenis penskalaan dalam konteks cloud clusters yaitu :
Penskalaan Vertikal (Scaling Up/Down)
Penskalaan vertikal, yang sering disebut sebagai “scaling up” atau “scaling down,” adalah proses meningkatkan atau mengurangi sumber daya yang dialokasikan ke server atau node yang ada tanpa mengubah jumlah node.
Proses ini melibatkan penambahan atau pengurangan inti CPU untuk meningkatkan atau mengurangi kapasitas pemrosesan guna menangani beban kerja yang lebih berat atau lebih ringan, penyesuaian kapasitas RAM untuk memenuhi kebutuhan aplikasi yang lebih memori intensif atau mengurangi biaya saat permintaan rendah, serta meningkatkan atau mengurangi kapasitas penyimpanan untuk menampung lebih banyak data atau memangkas sumber daya yang tidak digunakan.
Penskalaan vertikal biasanya lebih cepat dan sederhana untuk diimplementasikan karena hanya memerlukan perubahan pada hardware atau konfigurasi VM tanpa perlu mengubah arsitektur aplikasi, namun metode ini memiliki batasan tertentu, seperti batas maksimal kapasitas hardware yang dapat dicapai.
Penskalaan Horizontal (Scaling Out/In)
Penskalaan horizontal, yang sering disebut sebagai “scaling out” dan “scaling in,” adalah proses penambahan atau pengurangan node dalam cluster yang sangat umum dalam penggunaan cloud clusters, menawarkan beberapa keunggulan utama seperti fleksibilitas dalam meningkatkan kapasitas atau mengurangi biaya operasional tanpa mengganggu performa keseluruhan sistem.
Penambahan node dapat meningkatkan redundansi dan keandalan, yang memperkuat fault tolerance sistem, sementara distribusi beban kerja di lebih banyak node dapat mengurangi beban pada setiap node individu, yang menghasilkan peningkatan responsivitas dan efisiensi.
Mengelola penskalaan di cloud clusters melibatkan pemantauan sumber daya yang cermat, membutuhkan sistem manajemen yang efektif yang termasuk alat monitoring untuk mengawasi penggunaan CPU, memori, dan sumber daya lain secara real-time, serta otomatisasi penskalaan yang menyesuaikan jumlah node berdasarkan beban kerja dengan algoritma yang dirancang untuk mempertahankan kinerja optimal dan mengontrol biaya.
Analisis dan prediksi menggunakan data analitik juga penting untuk memprediksi tren penggunaan dan mengoptimalkan strategi penskalaan untuk efisiensi di masa depan.
Performance
Cloud clusters meningkatkan kinerja secara signifikan melalui paralelisasi dan penskalaan horizontal yang membuat mereka ideal untuk aplikasi yang membutuhkan komputasi intensif seperti yang digunakan dalam High Performance Computing (HPC).
Dalam paralelisasi, cloud clusters membagi tugas kompleks menjadi sub-tugas yang lebih kecil yang dapat dijalankan secara bersamaan di berbagai node, memungkinkan pemrosesan data yang lebih cepat dan efisien.
Keuntungan ini diperkuat dengan meningkatkan kapasitas pemrosesan karena banyaknya node yang digunakan, yang menghilangkan keterbatasan sumber daya dari mesin tunggal. HPC clusters, yang dirancang untuk menangani tugas komputasi ilmiah yang sangat intensif seperti simulasi fisika dan pemodelan iklim, mengoptimalkan hardware dan software untuk paralelisasi dengan teknologi jaringan lanjutan dan sistem file terdistribusi yang mendukung akses cepat dan pemrosesan data.
Kluster HPC dalam bentuk superkomputer menggunakan ribuan prosesor yang bekerja bersamaan untuk mencapai tingkat kinerja yang tidak mungkin oleh komputer tunggal.
Penskalaan horizontal di cloud clusters juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja, dengan menambah atau mengurangi node secara dinamis untuk menjaga kinerja optimal tanpa pemborosan sumber daya.
Hal ini menghindari bottleneck yang biasa terjadi di sistem tunggal, memastikan pemrosesan data yang lebih cepat. Selain itu, jaringan berkecepatan tinggi dalam kluster memungkinkan pertukaran data yang cepat antar node, kritikal untuk aplikasi yang memerlukan sinkronisasi dan pertukaran data yang intensif, sementara optimasi jaringan juga meminimalisir latensi, sangat penting dalam aplikasi real-time dan HPC.
Kekurangan Cloud Cluster
Mengelola cloud clusters memang memberikan keuntungan signifikan dalam hal kinerja, skalabilitas, dan ketersediaan. Namun, tantangan yang datang bersamaan, terutama dalam aspek kompleksitas instalasi dan pemeliharaan, tidak bisa diabaikan.
Berikut adalah elaborasi lebih detail mengenai tantangan-tantangan ini dan bagaimana penerapan teknologi container serta hosting di cloud dapat membantu mengatasi masalah tersebut:
Kompleksitas Instalasi dan Konfigurasi
Dalam mengelola cloud cluster, setiap node perlu diinstal dan dikonfigurasi dengan tepat untuk memastikan operasional yang efisien dalam lingkungan terdistribusi. Langkah ini termasuk memastikan setiap node diupdate dengan versi sistem operasi dan aplikasi yang benar, yang sering kali membutuhkan investasi waktu dan tenaga yang besar.
Selain itu, manajemen dependensi juga menjadi penting karena aplikasi sering kali bergantung pada pustaka atau software tertentu yang harus diinstal dan diperbaharui secara konsisten di setiap node untuk menghindari masalah kompatibilitas.
Heterogenitas Node
Ketidakseragaman dalam konfigurasi perangkat keras atau software dari node-node yang berbeda menambah kompleksitas dalam manajemen cloud cluster. Hal ini memerlukan optimalisasi aplikasi yang spesifik untuk berbagai jenis perangkat keras yang terlibat, dan manajemen versi perangkat lunak yang cermat untuk mencegah inkompatibilitas yang bisa mengakibatkan gangguan dan masalah stabilitas sistem.Monitoring dan Logistik
Pemantauan sumber daya adalah krusial dalam mengelola cloud clusters untuk memastikan operasi yang lancar. Hal ini mencakup identifikasi dan penanganan penggunaan CPU, memori, dan penyimpanan yang tidak optimal. Selain itu, pengumpulan dan integrasi log dari semua node penting untuk diagnosis masalah dan pemantauan kinerja keseluruhan sistem, memastikan bahwa masalah dapat diidentifikasi dan ditangani secara efektif.
Manajemen Penyimpanan
Manajemen penyimpanan dalam cloud clusters sering kali menggunakan solusi penyimpanan terdistribusi yang membawa tantangan unik. Hal ini mencakup konfigurasi sistem file jaringan atau solusi penyimpanan lainnya untuk menghindari konflik dan memastikan integritas data.
Selain itu, sinkronisasi data antar node harus dikelola dengan hati-hati untuk menjaga konsistensi, membutuhkan mekanisme replikasi data yang canggih dan dapat diandalkan.
Solusi Tantangan Dalam Cloud Cluster
Untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan cloud clusters, solusi seperti containerisasi dan penggunaan orkestrasi canggih melalui Kubernetes menawarkan beberapa keuntungan signifikan:
Containerisasi dengan Docker dan Kubernetes
Penggunaan container seperti Docker membantu menyederhanakan proses deployment aplikasi dengan cara mengemas aplikasi beserta semua dependensinya ke dalam satu unit yang standar. Container ini dapat dijalankan secara konsisten di berbagai lingkungan, termasuk di seluruh node dalam sebuah cluster:
- Konsistensi dan Portabilitas: Dengan container, aplikasi dijamin akan berjalan dengan cara yang sama di berbagai lingkungan karena semua elemen yang diperlukan sudah termasuk di dalam container tersebut. Hal ini menghilangkan masalah yang sering terjadi terkait dengan perbedaan konfigurasi atau infrastruktur antar node.
- Pemeliharaan yang Lebih Mudah: Pembaruan pada aplikasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah dengan memperbarui container itu sendiri. Hal ini mengeliminasi kebutuhan untuk instalasi manual atau konfigurasi ulang dependensi di setiap node, yang dapat sangat mempersingkat waktu dan mengurangi kesalahan.
Otomatisasi dan Orkestrasi dengan Kubernetes
Kubernetes adalah sebuah sistem orkestrasi container yang sangat efektif dalam mengelola penyebaran, penskalaan, dan operasi container di cloud clusters:
- Otomatisasi Deploy dan Scaling: Kubernetes memudahkan proses penambahan atau pengurangan node dan container sesuai dengan kebutuhan. Hal ini mengurangi kompleksitas dalam manajemen sumber daya dan memungkinkan adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan beban kerja atau permintaan pengguna.
- Self-Healing: Fitur self-healing pada Kubernetes memungkinkan sistem untuk secara otomatis mendeteksi dan menggantikan container yang mengalami kegagalan. Hal ini menjamin ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari aplikasi yang dihosting pada cloud clusters.
Baca Juga : Mengenal Cloud VPS DomaiNesia