Database Adalah : Fungsi, Jenis & Komponennya!
Database adalah istilah yang sudah tidak hanya dikenal oleh kalangan IT saja. Namun hingga kalangan pemerintahan pun mulai menggunakan istilah database. Hal ini akibat dampak dari perkembangan teknologi yang semakin maju.
Di era digital ini, semua pihak dan instansi dituntut untuk menggunakan suatu sistem berbasis website hingga aplikasi mobile untuk mempermudah layanan.
Tentu dalam pembuatan website atau aplikasi sangat membutuhkan database untuk menyimpan data.
Database Adalah
Database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis dan saling memiliki relasi sehingga dapat dikelola dengan mudah melalui suatu aplikasi.
Data-data yang disimpan dalam database tersebut dapat diolah maupun dimanipulasi dengan memanfaatkan suatu software maupun aplikasi guna menghasilkan informasi.
Database adalah bagian yang sangat penting dalam sistem informasi, website, dan aplikasi, karena database ibaratnya seperti gudang yang menyimpan banyak data.
Di dalam gudang inilah data dapat menjalankan fungsinya seperti membangun relasi antar tabel, menghindari terjadinya duplikasi data, dan mencegah terjadinya hubungan yang tidak jelas antar data.
Selama bertahun-tahun, teknologi database telah berkembang pesat, menghasilkan beragam jenis database yang melayani berbagai kebutuhan. Setiap jenis database memiliki karakteristik unik yang memengaruhi cara bisnis dan individu menggunakannya.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami perbedaan antara berbagai jenis database ini agar dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu.
Meskipun mungkin terdengar kompleks, pemahaman tentang berbagai jenis database bukanlah hal eksklusif bagi ahli teknologi.
Hal ini merupakan pengetahuan yang berguna bagi siapa saja yang ingin memahami bagaimana data disimpan, diakses, dan dikelola dalam dunia digital yang terus berkembang.
Misal kamu ingin membangun website toko online.
Otomatis akan ada beberapa data yang nantinya ditampilkan dalam website toko online tersebut, seperti gambar, deskripsi, video produk, informasi harga produk, dan masih banyak lagi.
Data- data itulah yang akan disimpan ke dalam database.
“Saya bisa menyimpan data di komputer? Kan sama saja, bahkan lebih aman”
Apabila kamu hanya menyimpan data di komputer saja atau secara lokal itu artinya data tersebut tidak bisa diakses oleh publik atau user.
Menyimpan data di komputer memang tergolong aman karena siapapun tidak dapat mengakses data tersebut, namun bukankah akan sia- sia jika website yang dibangun tidak bisa diakses oleh user?
Nah, untuk itulah munculah yang namanya database.
Dengan memanfaatkan database adalah semua jenis data pada websitemu dapat disimpan dalam satu server.
Seberapa banyak data yang disimpan, dapat disesuaikan dengan kapasitas hosting atau server yang menampung website tersebut.
Fungsi Database
Selain sebagai pengelolaan data, database memiliki fungsi lain yang dapat membantu dan mempermudah untuk menangani segala jenis kebutuhan yang berhubungan dengan data.
Ada beberapa fungsi lain database meliputi :
Dapat Melakukan Identifikasi Data Dengan Cepat
Melalui database, kamu bisa merancang semua kebutuhan data mulai dari tabel, atribut, hingga membuat relasi antar tabel.
Dengan melakukan rancangan seperti diatas maka ketika kamu harus melakukan identifikasi data dapat dilakukan dengan cepat.
Proses identifikasi data biasa disebut juga dengan “grab data” atau mengambil data.
Bagaimana cara mengambil data dalam suatu database? Tentu saja dengan Query.
Query database adalah permintaan akan informasi yang diambil dan diterima dari database.
Query dimanfaatkan sebagai bahasa pemrograman yang mampu memanipulasi data, menghapus, menambah, dan juga mengubah data.
Jadi, ketika ada permintaan informasi data dapat diberikan dengan cepat sesuai dengan query yang dibuat.
Mengelola Data Secara Terpusat
Dengan menggunakan database, semua jenis data dapat dikumpulkan dalam satu tempat, misalnya di server hosting atau Cloud VPS.
Jadi, kamu bisa mengelola data dengan mudah dan lebih efektif.
Menghilangkan Duplikasi Data
Sistem database memang dirancang agar dapat menghindari atau meminimalisir duplikasi pada data.
Saat terdapat ada duplikasi data, pasti data baru tidak dapat tersimpan dalam database dan sistem database dapat memberikan notifikasi error ke administrator database.
Data Lebih Aman
Database adalah kumpulan data yang terkumpul jadi satu dalam suatu sistem, itu artinya lebih mudah dalam melakukan perlindungan dari orang- orang yang tidak bertanggung jawab.
Mungkin sekilas, dari sisi keamanannya menyimpan database di perangkat lebih aman daripada di server.
Namun sebenarnya tidak lho DomaiNesians! Ketika kamu menyimpan database di perangkat jika terjadi error secara tiba – tiba pada perangkat, maka database akan hilang.
Kecuali kamu yang sering melakukan backup database dan di upload ke dalam storage berbasis cloud (Gdrive).
Berbeda apabila kamu menyimpan database di dalam hosting atau Cloud VPS.
Di DomaiNesia, kamu akan disediakan layanan backup setiap hari nya, jadi data- data yang ada dalam hosting DomaiNesia akan terbackup secara otomatis.
Selain layanan backup, ada fitur yang dapat melindungi data dalam hosting seperti proteksi Imunify360.
Mengaktifkan proteksi Imunify360 juga sangatlah mudah, kamu bisa ikuti panduan Panduan Imunify360 di Hosting Untuk Proteksi Malware.
Apalagi di VPS DomaiNesia, sekarang ini sudah menerapkan teknologi Cluster Server didalamnya ada metode Triple Replication.
Dengan demikian, apabila terjadi masalah pada salah satu server fisik, data yang ada pada Cloud VPS masih aman dan dapat berjalan seperti biasa.
Baca Juga : Panduan Fitur CSP (Content Security Policy) untuk Mencegah Serangan XSS
Dapat Diakses Banyak User
Ketika data disimpan secara offline di perangkat yang berbeda, untuk mengakses sebuah file tentu harus menghubungi pemilik perangkat terlebih dahulu bukan?
Nah, hal itu dianggap kurang efektif dan tidak efisien.
Apalagi jika membutuhkan data dalam waktu yang bersamaan, pasti kamu harus menunggu hingga user lain selesai menggunakan perangkat tersebut.
Dengan adanya database yang didimpan dalam hosting maupun Cloud VPS, siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah, asalkan memiliki hak akses.
Komponen Database
Setelah kamu mengetahui bahwa database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis dan saling berhubungan, selanjutnya kamu harus tahu komponen dalam pembuatan database.
Berikut ini merupakan komponen- komponen yang digunakan dalam membuat database.
Data
Data adalah komponen penting atau krusial dalam pembuatan database.
Apa yang akan dibuat dalam database jika tidak ada data?
Singkatnya data merupakan fakta yang terkait dengan suatu objek tertentu. Misalnya seperti nama, usia, tinggi, dan berat. Selain fakta, data juga dapat merupakan gambar, teks, file, pdf, video, dan sebagainya.
Dalam membuat database, biasanya data disusun dengan sistematis terdiri atas database, table, record, dan field. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
- Field: Field adalah unit terkecil dari data yang dapat kamu identifikasi. Contohnya nama produk, jumlah stok, harga, dan informasi rinci lainnya. Setiap field berisi sepotong informasi yang berdiri sendiri.
- Record: Record adalah kelompok field yang terkait erat dan membentuk suatu informasi yang lengkap atau unik. Misalnya, dalam sebuah database penjualan, setiap record dapat berisi informasi lengkap tentang satu produk, termasuk nama, stok, dan harga.
- Table: Table adalah kumpulan record yang memiliki kesamaan atau terkait satu sama lain. Table mirip dengan lembar kerja dalam spreadsheet, dimana kamu memiliki beberapa baris record yang membentuk satu tabel. Contohnya adalah tabel yang berisi data produk-produk yang dijual oleh sebuah toko.
- Database: Database adalah struktur yang lebih besar yang terdiri dari beberapa tabel dan file. Database mencakup semua data yang relevan dan terkait dalam satu tempat. Misalnya, sebuah database e-commerce mungkin mencakup tabel untuk produk, pelanggan, pesanan, dan banyak lagi.
Biasanya, database adalah penyimpanan data yang dikemas dalam bentuk tabel. Dalam setiap tabel terdapat kumpulan record atau isi dari suatu tabel.
Dan dalam setiap record akan terdapat field yang berisikan informasi data tersebut. Misalnya kamu ingin membuat database penjualan dengan tabel pelanggan dan tabel transaksi seperti gambar di bawah ini.
Database penjualan adalah database yang menyimpan setiap record dan field pada tabel pelanggan dan tabel transaksi.
Dengan menggunakan struktur ini, kamu dapat mengatur data secara logis dan efisien. Hal ini membuat kamu dapat mencari, mengelola, dan mengakses informasi dengan lebih mudah, yang merupakan bagian penting dari penggunaan data dalam dunia digital yang terus berkembang.
Meskipun konsep ini mungkin terdengar kompleks, pemahaman dasar ini dapat membantu siapa saja yang ingin memahami bagaimana data disimpan dan diatur dalam komputer.
Hardware
Hardware adalah komponen fisik yang digunakan untuk menyimpan dan mengelola data. Saat kamu menyimpan data di lokasi tertentu, seperti di jaringan lokal, beberapa perangkat keras yang biasanya digunakan termasuk disk, komputer, dan memori.
Disk atau hard drive adalah tempat penyimpanan utama di komputer yang dapat menyimpan data dalam jumlah besar.
Komputer itu sendiri berfungsi sebagai pusat pengolahan data, sementara memori, atau RAM, digunakan untuk menyimpan data yang sedang digunakan oleh komputer.
Ketika data harus disimpan secara online, penggunaan hardware menjadi sedikit berbeda. Dalam menyimpan data di internet, biasanya digunakan website dan server hosting.
Website adalah lokasi online di mana data dapat diakses melalui browser web, sementara server hosting adalah komputer yang berfungsi sebagai “rumah” untuk data tersebut.
Ketika kamu mengakses suatu situs web, data tersebut sebenarnya diambil dari server hosting yang berada di lokasi fisik tertentu dan diakses melalui internet.
Software
Perangkat lunak atau software mencakup semua program atau sistem dalam database yang menyimpan dan mengolah data. Software utama dalam database yaitu:
Sistem Operasi
Jika kamu ingin mengoperasikan database dengan lancar, sangat penting untuk memilih sistem operasi yang kompatibel dengan database yang ingin kamu bangun.
Dalam hal ini, kamu memiliki dua opsi utama, yaitu Windows dan Linux. Windows adalah sistem operasi yang dikenal oleh banyak orang.
Sistem Operasi ini umum digunakan di berbagai lingkungan, mulai dari komputer pribadi hingga server perusahaan. Windows memiliki interface yang user-friendly dan banyak dukungan aplikasi, termasuk database.
Oleh karena itu, jika kamu terbiasa dengan Windows dan ingin menjalankan database dengan antarmuka yang familiar, sistem operasi ini dapat menjadi pilihan yang baik.
Di sisi lain, Linux adalah sistem operasi open-source yang kuat dan andal. Linux sering digunakan dalam pengelolaan server dan sistem database.
Sistem operasi ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal konfigurasi dan pengelolaan sumber daya. Jika kamu mencari alternatif yang lebih terfokus pada keandalan dan kontrol yang tinggi, Linux bisa menjadi pilihan yang baik.
Pilihan antara Windows dan Linux untuk sistem operasi database tergantung pada kebutuhan dan preferensi kamu.
Penting untuk memahami bahwa kedua sistem operasi memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan keputusan akhir harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat keahlian kamu, jenis database yang digunakan, dan lingkungan pengoperasian yang diinginkan.
Dengan memilih sistem operasi yang tepat, kamu dapat memastikan bahwa database kamu berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan kamu.
Database Management System
DBMS atau Database Management System, adalah perangkat lunak yang berperan penting dalam mengelola database. DBMS dirancang untuk memudahkan berbagai operasi termasuk input, pengambilan, pembaruan, dan penghapusan data dalam suatu database.
Melalui penggunaan DBMS, pengguna dapat mengakses, mengelola, dan menjaga integritas data dengan lebih efisien. Ada berbagai pilihan DBMS yang tersedia, yang dapat digunakan berdasarkan kebutuhan dan preferensi.
Sebagai contoh, jika kamu mengelola sebuah website, MySQL bisa menjadi pilihan yang baik. MySQL adalah salah satu sistem manajemen database yang paling umum digunakan di seluruh dunia, terutama dalam pengembangan aplikasi web.
MySQL dapat mengakomodasi data dengan baik dan menyediakan kemudahan dalam melakukan operasi database seperti penyimpanan, pengambilan, dan pembaruan data.
Pemilihan DBMS harus didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan proyek kamu. Selain MySQL, ada banyak DBMS lain yang mungkin lebih cocok seperti Informix, Sybase, dBasem Focbase, dan lain-lain.
Oleh karena itu, penting untuk memahami persyaratan proyek kamu dengan baik sebelum memilih DBMS yang tepat untuk digunakan.
Baca Juga : Mengenal MongoDB, Si Database NoSQL Populer
Database Access Language
Database Access Language adalah jenis bahasa yang digunakan untuk berinteraksi dengan database.
Melalui bahasa ini, kamu dapat menuliskan berbagai perintah yang berhubungan dengan database, seperti mengambil data, menambahkan informasi baru, memperbarui catatan yang ada, atau menghapus data dari database.
Penting untuk memahami bahasa database karena ini akan memungkinkan kamu untuk efektif mengelola dan menggunakan data dalam database.
Meskipun Database Access Language mungkin terdengar teknis, namun memahami dasar-dasar bahasa database adalah kunci untuk dapat berinteraksi dengan data dalam sistem database.
User
Salah satu komponen penting dalam dunia database adalah pengguna atau user. Pengguna dapat dianggap sebagai individu atau pihak yang memiliki otoritas untuk berinteraksi dengan sistem database, serta memiliki kebutuhan untuk mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
Pengguna dalam konteks database dapat dibagi menjadi empat kelompok utama, yaitu:
Application Programmer (Programmer Aplikasi)
Kelompok pertama adalah para programmer aplikasi. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menciptakan program-program aplikasi yang akan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi data dalam database.
Mereka bekerja dengan berbagai bahasa pemrograman untuk mengembangkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi.
End User (Pengguna Akhir)
Kelompok ini terdiri dari individu yang menggunakan sistem database untuk berbagai tujuan.
End user dibagi menjadi beberapa sub kelompok, termasuk naive user (pengguna awam), casual user (pengguna gelegar), specialized user (pengguna berpengalaman), dan juga mencakup programmer aplikasi.
Mereka melakukan interaksi dengan sistem database sesuai dengan cara mereka memerlukan informasi.
Designer (Perancang)
Perancang database adalah pengguna yang memiliki tanggung jawab mendesain struktur dan skema database. Mereka bertanggung jawab untuk membuat kerangka kerja yang memungkinkan data disimpan dan diakses dengan efisien.
Desainer database memastikan bahwa database terorganisir dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Administrator
Kelompok terakhir adalah administrator database. Mereka memiliki wewenang untuk mengelola seluruh sistem database, termasuk mengawasi keamanan data, melakukan pemeliharaan, dan memastikan ketersediaan sistem.
Administrator juga bertanggung jawab mengendalikan izin akses pengguna dan menjaga integritas data.
Memahami peran dan jenis pengguna dalam database adalah langkah awal yang penting dalam mengelola informasi dan menjaga kinerja sistem database yang baik.
Setiap kelompok pengguna memiliki peran yang unik dalam ekosistem database dan bekerja bersama-sama untuk memastikan informasi dapat diakses dan digunakan secara efektif.
Jenis- Jenis Database
Database adalah kumpulan data yang dikemas dalam bentuk yang sistematis. Sama seperti subjek lainnya, database juga memiliki beberapa jenis database.
Adapun jenis- jenis database populer harus kamu pahami antara lain :
Operational Database
Operational database atau yang sering disebut dengan Database On Line Transaction Processing (OLTP) adalah jenis database yang memiliki kemampuan untuk mengelola data secara dinamis dan real-time.
Hal ini berarti bahwa OLTP memungkinkan pengguna untuk mengelola data secara langsung melalui perangkat keras mereka.
Keunggulan utama dari jenis database ini adalah kemampuannya untuk mengelola database menggunakan bahasa kueri seperti SQL atau menggunakan model NoSQL, tergantung pada kebutuhan dan preferensi pengguna.
Selain itu, database operasional (OLTP) sering kali bekerja sama dengan database terdistribusi.
Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan performa dari database, bahkan ketika ada komponen yang mengalami kerusakan. Hal tersebut memungkinkan sistem dapat tetap berjalan dengan baik, bahkan dalam situasi yang kurang ideal.
Beberapa contoh OLTP yang populer termasuk AWS Dynamo, Microsoft SQL Server, MongoDB, dan Apache Cassandra.
Contoh-contoh tersebut merupakan beberapa pilihan yang tersedia untuk pengguna yang ingin mengimplementasikan database OLTP sesuai dengan kebutuhan mereka
JSON
JavaScript Object Notation atau JSON adalah format berbasis teks standar untuk mewakili data terstruktur berdasarkan sintaks objek JavaScript.
Biasanya format ini digunakan untuk menyimpan dan mentransmisikan data dalam aplikasi web antara server dan klien.
Misalnya mengirim beberapa data dari server ke klien sehingga dapat ditampilkan di halaman web, atau sebaliknya.
JSON adalah format data yang dipopulerkan oleh Douglas Crockford yang mana sangat mirip dengan sintaks literal objek pada JavaScript.
Notasi objek ini memiliki posisi sebagai string yang mana perlu dikonversi ke objek JavaScript asli terlebih dahulu saat programmer ingin mengakses data untuk dikirim melalui suatu jaringan.
Adapun kelebihan dari JSON adalah :
- Ringan, terlebih saat kamu bekerja dengan AJAX yang membutuhkan pengelolaan dan memuat data dengan cepat.
- Bahasa yang independen atau tidak bergantung dan dapat bekerja pada bahasa pemrograman JavaScript dan bahasa pemrograman modern lainnya. Seperti Java, C++, Python, PHP, Ruby, AJAX, dan Perl.
- Format pertukaran data berbasis teks yang dapat dibaca dan ditulis manusia dengan mudah.
XML
Extensible Markup Language atau XML adalah format bahasa berbasis teks sederhana yang dibuat oleh World Wide Web Consortium (W3C) untuk mewakili informasi terstruktur seperti dokumen, data, konfigurasi, dan encoding dokumen yang dapat dibaca oleh manusia dan mesin.
Selain itu, XML adalah bahasa markup yang dirancang untuk menyimpan data dan populer untuk transfer data.
Format dasar bahasa markup ini berasal dari format standar yang lebih tua yang disebut SGML sehingga ia lebih cocok untuk penggunaan web.
Selain kemudahan penggunaan dan cara membuka file, XML adalah salah satu format yang paling banyak digunakan untuk berbagi informasi terstruktur.
Misalnya sharing data antar program, antar manusia, antara komputer dan manusia, baik secara lokal maupun lintas jaringan.
Selain itu, karena sifatnya yang lebih fleksibel daripada “saudaranya”, HTML, memungkinkan untuk bisa melakukan bisnis yang kompleks melalui Internet.
Beberapa kelebihan XML adalah:
-
Redundansi : Extensible Markup Language memiliki syntax yang lebih mendetail daripada format lainnya. Misalnya, setiap tag akhir harus disertakan, seperti
</description>
. Hal tersebut memungkinkan program komputer menemukan kesalahan umum penulisan syntax seperti kesalahan bersarang.
-
Self-describing: Keterbacaan syntax serta adanya nama elemen dan atribut dalam bahasa markup ini mengartikan bahwa orang yang melihat dan mengetahui cara membuka file XML sering kali dapat lebih dulu memahami format syntax-nya sendiri.
-
Fleksibilitas : Setiap dokumen berekstensi bahasa markup ini dapat dibaca dan diproses oleh tools atau text editor apa pun. Meskipun beberapa tools mungkin menginginkan file tertentu, tetapi format itu sendiri bisa dibaca oleh parser Extensible Markup Language apa pun.
Tak berhenti sampai disitu. Berkat kemampuannya dalam membuat satu set tag untuk semua data, markup language ini memungkinkan kamu bisa mentransfer data di antara database, sistem back-end, dan website tanpa kehilangan informasi deskriptif yang penting.
Selain itu, bahasa markup ini membuat pencarian syntax dan resource internet lebih efisien karena search engine dapat menyortir tag yang tepat tanpa harus melihat halaman teks yang panjang.
Database Warehouse
Database jenis ini dikenal dengan sebutan Enterprise Data Warehouse (EDW), dan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengumpulkan data terbaru dari berbagai sumber yang berbeda dan mengintegrasikannya ke dalam lokasi pusat yang terpadu.
Sebagai hasilnya, EDW sering digunakan sebagai komponen kunci dalam sistem Business Intelligence (BI), yang membantu organisasi dalam mengambil keputusan berdasarkan data.
Selain itu, database ini juga berperan penting dalam analisis data dan pembuatan laporan.
Kemampuannya untuk menghasilkan laporan analisis yang rinci dan mendalam menjadikannya alat yang sangat berharga dalam memahami tren dan pola data yang mendasari bisnis atau organisasi.
Microsoft SQL Server
Microsoft SQL Server, yang merupakan salah satu platform database paling populer yang digunakan oleh banyak organisasi untuk mengelola dan menganalisis data mereka.
Melalui penggunaan EDW seperti ini, pengguna dapat menjalankan analisis yang lebih mendalam dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari data yang terkumpul.
Distributed Database
Distributed database atau database terdistribusi adalah konsep dimana data disimpan pada beberapa komputer yang berada di lokasi yang berbeda, namun semuanya terhubung melalui jaringan.
Dalam situasi seperti ini, data suatu perusahaan atau organisasi dapat tetap terhubung dan terorganisir dengan baik, meskipun data tersebut tersebar di banyak komputer yang berbeda.
Penting untuk mencatat bahwa dalam lingkungan ini, kamu dapat menambahkan komputer atau perangkat tambahan ke dalam sistem untuk memperluas jaringan atau kapasitas penyimpanan data.
Hal ini memungkinkan perusahaan atau organisasi untuk mengatasi pertumbuhan data yang terus meningkat.
Beberapa contoh sistem distributed database yang populer diantaranya : Apache Cassandra, Apache Ignite, Apache HBase, Amazon SimpleDB, Couchbase Server, FoundationDB, dan Clusterpoint.
Jenis database ini merupakan solusi yang digunakan oleh berbagai organisasi untuk mengelola data secara efisien dan menjaga konektivitas data yang kuat, bahkan ketika data tersebar di berbagai lokasi.
Ada beberapa ciri-ciri dari distributed database yaitu :
- Data yang disimpan pada database dapat didistribusikan ke beberapa tempat
- Antar database satu dengan yang lain saling terhubung melalui jaringan komputer.
- Distributed database mengacu pada database yang berada di beberapa tempat atau lokasi.
Relational Database
Relational Database adalah jenis database yang mengorganisir data ke dalam beberapa tabel terkait yang memiliki hubungan atau relasi satu sama lain.
Dalam dunia database, terdapat empat sifat penting yang melekat pada relational database:
- Atomicity (Keanekaragaman): Atomicity memastikan bahwa operasi terhadap data dalam database entah berhasil sepenuhnya atau gagal total. Hal ini berarti data tidak akan berada dalam keadaan setengah selesai atau tidak konsisten.
- Consistency (Konsistensi): Konsistensi berarti bahwa data dalam database harus selalu konsisten, dan jika terjadi kegagalan proses, maka data harus dapat dikembalikan ke keadaan sebelumnya. Konsistensi memastikan bahwa data selalu dapat diandalkan dan akurat.
- Isolation (Isolasi): Isolasi mengacu pada pemisahan proses yang berjalan secara bersamaan agar satu proses tidak mempengaruhi proses lainnya. Sifat ini memastikan bahwa ketika beberapa proses sedang berjalan, data mereka tetap terlindungi dan tidak saling mengganggu.
- Durability (Daya Tahan): Daya tahan berarti bahwa data yang telah disimpan dalam database harus tetap aman dan tersedia bahkan dalam situasi ketika sistem mengalami restart atau kegagalan lainnya. Durability memastikan bahwa data berharga tidak hilang atau rusak.
Dalam menyimpan dan mengelola jenis database ini, kamu memerlukan Relational Database Management System (RDBMS) yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL).
SQL adalah bahasa pemrograman yang paling umum digunakan untuk membaca, memperbarui, membuat, dan menghapus data dalam relational database.
Pilihan RDBMS ini memungkinkan pengguna untuk memilih solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan membantu mengatur data dalam tabel terkait yang saling berkaitan.
Beberapa contoh RDBMS yang populer termasuk PostgreSQL, MySQL, MongoDB, Oracle Database, MariaDB, SAP HANA, IBM DB2, Interbase, MemSQL, dan Firebird.
MySQL
MySQL adalah sistem manajemen database relasional berbasis SQL (Structured Query Language) open source yang paling populer.
MySQL adalah platform database yang dikembangkan, didistribusikan, dan didukung oleh Oracle Corporation.
Rilis pada tahun 1995, MySQL memiliki reputasi dan keandalan bernilai tinggi selama beberapa dekade.
Apalagi penggunaannya cukup mudah karena skema database yang dimiliki MySQL adalah telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan aturan tertentu dan data diatur dalam baris dan kolom yang menunjukkan hubungan antara berbagai bidang tabel.
Seperti sistem database pada umumnya, kita mengenal apa itu MySQL sebagai sistem manajemen yang membuat penggunanya bisa menambah, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam komputer.
Dan sebagai sistem manajemen database atau DBMS, MySQL memainkan peran penting dalam komputasi khususnya software atau web development, sebagai tools yang berdiri sendiri, atau sebagai bagian dari aplikasi lain.
MariaDB
MariaDB adalah salah satu contoh dari jenis relational database. Nah, ada baiknya sebelum melangkah lebih jauh terkait penjelasan MariaDB, simak dulu pengertian dari database dan jenis-jenis database termasuk relational database tadi.
Database merupakan bagian penting dari sebuah sistem informasi atau software. Mengapa demikian? Ini karena database ibarat gudang yang menyimpan banyak barang. Jika dikaitkan dengan konteks software, maka database adalah gudang data.
Maka dari itu database dapat didefinisikan sebagai kumpulan data yang disimpan dan saling memiliki relasi sehingga dapat dikelola dengan mudah melalui suatu aplikasi.
Di database inilah data menjalankan fungsinya seperti menghindari terjadinya duplikasi data, membangun relasi antar tabel, dan mencegah terjadinya hubungan yang tidak jelas antar data.
MongoDB
MongoDB merupakan database terdistribusi berbasis dokumen yang dibangun untuk pengembangan aplikasi modern dan keperluan cloud computing.
Dikutip dari wikipedia, MongoDB berbentuk database NoSQL yang tidak memiliki relasi, data yang disimpan tidak dalam format tabel, dan menggunakan struktur JSON dalam menyimpan data.
Salah satu database NoSQL ini banyak digunakan karena populer dengan keunggulan utama nya yaitu mampu menampung dan mengelola data dalam jumlah yang besar dan bervariasi, dan tidak terstruktur.
Cloud Database
Cloud database adalah sistem penyimpanan data yang berbeda dari penyimpanan data konvensional karena data-data ini tidak disimpan secara fisik dalam server atau perangkat keras (hardware).
Sebaliknya, data-data tersebut berada dalam ruang virtual yang dikelola oleh penyedia layanan cloud.
Singkatnya, cloud database adalah database yang dirancang dan disimpan di dalam penyimpanan cloud.
Seperti aplikasi berbasis cloud lainnya, database cloud menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas, serta ketersediaan yang tinggi.
Basis data cloud juga sering kali pemeliharaannya rendah, karena banyak yang ditawarkan melalui model SaaS.
Karena database jenis ini sangat fleksibel dan skalabilitasnya tinggi, maka dari itu untuk menggunakannya harus merogoh kantong yang lebih besar juga.
Mengingat teknologi cloud yang semakin maju dan terjamin keamanannya membuat cloud database memiliki harga yang mahal.
Beberapa contoh penyedia layanan cloud database termasuk Oracle Database, Amazon Web Service (AWS), Microsoft Azure, IBM DB2, MongoDB Atlas, Google Cloud Platform, dan OpenStack.
Jenis database ini memungkinkan perusahaan atau individu untuk dapat menyimpan dan mengelola data mereka di cloud tanpa harus mengelola infrastruktur perangkat keras sendiri.
Keuntungan utama dari penggunaan cloud database adalah skalabilitas dan ketersediaan yang tinggi, yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan sumber daya sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sehingga, cloud database dianggap menjadi solusi modern yang memudahkan akses dan manajemen data tanpa harus terikat pada perangkat keras fisik.
End-user database
Jenis database ini dirancang agar data dapat dibaca dan dimanipulasi oleh manusia tanpa perlu pengetahuan khusus dalam pemrograman atau bahasa query.
Sebagai contoh, spreadsheet dan dokumen adalah bentuk data yang dapat dikelola oleh end-user tanpa harus memiliki pengetahuan teknis yang dalam.
Salah satu contoh dari end-user database adalah SQLite. SQLite adalah sistem manajemen database yang sederhana dan mudah digunakan yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan mengelola database tanpa perlu belajar bahasa query yang kompleks.
Hal ini membuat jenis end-user database menjadi pilihan yang populer untuk aplikasi desktop dan perangkat lunak kecil yang memerlukan penyimpanan data yang ringan dan mudah diakses oleh pengguna.
Centralized database
Centralized database adalah bentuk database dimana semua informasi dan data tersimpan di satu lokasi fisik atau wilayah tertentu. Jenis database ini merupakan kebalikan dari database terdistribusi yang memiliki data tersebar di berbagai lokasi atau wilayah yang berbeda.
Keunggulan dari database terpusat adalah kemudahan dalam aksesnya. Dalam sistem terpusat (centralized), semua data terkonsolidasi dalam satu lokasi, sehingga pengguna hanya perlu mengakses database tersebut melalui jaringan internet, bahkan jika mereka berada di lokasi yang jauh dari tempat database fisiknya.
Hal ini memungkinkan akses data yang cepat dan efisien tanpa perlu khawatir tentang lokasi fisik penyimpanan data.
Namun, ada juga beberapa kelemahan dalam jenis database ini. Salah satunya adalah ketika terjadi masalah pada pusat data tersebut, misalnya pemadaman listrik atau kerusakan fisik, maka seluruh akses data bisa terganggu atau bahkan hilang.
Oleh karena itu, pemilihan jenis database harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik dari aplikasi atau organisasi yang menggunakan database tersebut.
Open Source Database
Open-source database adalah jenis database yang dirancang untuk digunakan oleh publik secara gratis. Pengguna dapat dengan mudah mengunduh atau mendaftar open-source database tanpa perlu membayar biaya lisensi.
Istilah “open source” mengacu pada suatu jenis perangkat lunak dimana pengguna memiliki akses terbuka untuk melihat, memodifikasi, dan bahkan berkontribusi pada kode sumber perangkat lunak tersebut.
Dengan kata lain, pengguna memiliki kebebasan untuk memahami bagaimana program tersebut bekerja dan membuat perubahan sesuai kebutuhan mereka.
Contoh dari open-source database yang terkenal adalah MySQL. MySQL adalah sistem manajemen database open source yang sangat populer dan banyak digunakan di seluruh dunia.
Banyak situs web dan aplikasi, termasuk yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, mengandalkan MySQL untuk menyimpan dan mengelola data mereka dengan efisien.
Meskipun open-source database seperti MySQL cenderung lebih terjangkau, namun mereka mungkin kurang memiliki beberapa fitur canggih.
Commercial database
Commercial database adalah jenis database yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan komersial. Perusahaan-perusahaan ini merancang database yang kaya fitur dan kemudian menjualnya kepada pelanggan mereka.
Ciri khas dari commercial database adalah pengguna harus membayar lisensi untuk menggunakannya, berbeda dengan open-source database yang biasanya tersedia secara gratis.
Contoh dari commercial database yang populer adalah Oracle Database, yang dikembangkan oleh perusahaan Oracle Corporation.
Oracle Database adalah salah satu commercial database yang paling banyak digunakan di dunia dan digunakan oleh berbagai organisasi untuk mengelola data bisnis mereka dengan aman dan efisien.
Melalui berbagai fitur dan dukungan yang ditawarkan oleh Oracle Database, perusahaan-perusahaan dapat mengandalkan platform ini untuk mengelola dan menganalisis data mereka dengan baik, sesuai dengan kebutuhan mereka.
Graph database
Graph database adalah jenis database yang memiliki fokus khusus pada data dan hubungan di antara mereka. Pada graph database, data tidak terikat oleh model atau struktur yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam kebanyakan database lain, hubungan antara data ditemukan saat kamu menjalankan pencarian atau query. Namun, dalam graph database, hubungan antara data ini disimpan secara langsung di dalam database, berdampingan dengan data aslinya.
Hal ini membuat graph database menjadi pilihan yang sangat efisien dan cepat, terutama ketika tujuan utama kamu adalah mengelola dan menganalisis hubungan antara data.
Sebagai contoh, Neo4j adalah salah satu graph database yang populer. Neo4j digunakan dalam berbagai aplikasi yang memerlukan pemahaman mendalam tentang hubungan antara data, seperti media sosial, rekomendasi produk, dan analisis jaringan.
Dengan menggunakan Neo4j, pengguna dapat dengan mudah mengeksplorasi dan menganalisis bagaimana data saling terhubung, sehingga dapat memberikan wawasan yang berharga dan mendalam tentang data mereka
NoSQL Database
Not Only SQL atau NoSQL adalah jenis database non-relational yang memungkinkan penyimpanan data dalam format yang berbeda dari tabel tradisional.
Dalam NoSQL, data dapat disimpan dalam berbagai bentuk, tidak terbatas hanya pada tabel. Jenis ini merupakan database yang sangat populer di kalangan banyak situs web dan aplikasi yang memerlukan fleksibilitas tinggi dalam manajemen data, seperti Facebook dan Google.
Keunggulan utama dari NoSQL adalah fleksibilitasnya, yang memungkinkan database ini untuk dengan mudah mengikuti perkembangan dan kebutuhan data yang semakin berkembang.
Ada beberapa jenis NoSQL Database, antara lain:
- Key-Value Database (Database Kunci-nilai): Database ini menyimpan setiap data sebagai kunci dengan nilai yang sesuai. Mereka memiliki kemampuan skalabilitas yang tinggi dan dapat mengatasi volume data yang besar dengan mudah. Jenis NoSQL ini sering digunakan dalam game online, aplikasi web, dan keranjang belanja online yang menghadapi lalu lintas data yang tinggi. Contoh dari jenis ini adalah Redis dan Amazon DynamoDB.
- Document-Oriented Database (Database Berorientasi Dokumen): Jenis database ini digunakan untuk menyimpan dan mengelola data dalam bentuk dokumen. Mereka cocok untuk aplikasi seluler yang memerlukan akses cepat dan fleksibel terhadap data. Beberapa contoh dari jenis ini adalah Amazon DocumentDB, MongoDB, dan Apache CouchDB.
- Wide-Column Database (Database Kolom-lebar): Jenis database ini menyimpan data dalam kelompok kolom besar daripada dalam format tabel relasional tradisional. Mereka memiliki kapasitas untuk menangani petabyte data dan sering digunakan untuk mendukung aplikasi real-time dengan big data. Contoh dari jenis ini termasuk Apache Cassandra, BigTable, dan Scylla.
Object-oriented database
Object-oriented database adalah jenis database yang menggambarkan data dalam bentuk object dan class.
Dalam konteks ini, “object” merujuk pada entitas atau item individual seperti nama seseorang atau nomor telepon, sedangkan “class” adalah kelompok objek yang memiliki karakteristik atau atribut yang sama.
Object-oriented database merupakan salah satu jenis database yang terkait erat dengan model data relasional, tetapi dengan pendekatan yang lebih berorientasi pada pemrograman berbasis objek.
Sebagai contoh, salah satu object-oriented database objek yang terkenal adalah Database For Object (Db4o).
Db4o adalah sistem manajemen object-oriented database yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, mengakses, dan memanipulasi data dalam bentuk objek, mirip dengan cara pemrograman berbasis objek dalam bahasa pemrograman seperti Java atau C#.
Keuntungan dari penggunaan object-oriented database adalah kemampuannya untuk mengelola data kompleks dengan cepat, terutama saat kamu memiliki sejumlah besar data yang memiliki struktur yang sangat rumit.
Jadi, ketika kamu memiliki kebutuhan untuk mengelola data yang kompleks dengan efisiensi, object-oriented database dapat menjadi pilihan yang sangat baik.
Apa itu database MySQL dan MongoDB
MySQL adalah sistem pengelolaan database SQL (relational database) yang populer di kalangan programmer.
MySQL dikenal dengan kemudahannya dalam merancang dan mengelola data.
Hal ini karena MySQL menyimpan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel dan memiliki relasi antar tabel.
Sedangkan MongoDB adalah salah satu contoh database NoSQL yang juga terkenal di kalangan programmer.
MongoDB dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar, bervariasi dan tidak terstruktur.
Selain itu juga dapat digunakan dimanapun dan oleh siapapun, karena MongoDB bersifat open source.
Tentu antara MySQL dengan MongoDB memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan MySQL dengan MongoDB yang harus kamu pahami.
Dari sisi jumlah data, untuk data yang berjumlah besar, beragam, dan berkembang pesat akan lebih baik menggunakan MongoDB. Sedangkan jika data hanya dalam skala kecil dan tidak berkembang pesat kamu bisa digunakan MySQL.
Dari sisi struktur data, MongoDB cocok digunakan untuk data yang tidak terstruktur. Sedangkan MySQL digunakan untuk data yang terstruktur.
Dari sisi bentuk data, MongoDB berbentuk dokumen JSON sedangkan MySQL berbentuk tabel dan baris.
Dari sisi kecepatan performa, jika data bertambah besar menggunakan MongoDB adalah pilihan yang tepat. Karena jika menggunakan MySQL akan lambat dalam proses pengelolaan data.
Dari sisi query, MongoDB menggunakan JavaScript sedangkan MySQL menggunakan Structured Query Language (SQL).
Dari sisi schema, dengan MongoDB kamu tidak perlu menentukan aturan data (schema) misalnya tipe data terlebih dahulu. Sedangkan dalam MySQL kamu harus menentukan schema untuk membuat tabel.
Kapan harus menggunakan MySQL atau MongoDB? Untuk penggunaan di antara keduanya, pastinya tergantung dengan kebutuhan website.
MongoDB dapat digunakan saat menemui data yang diintegrasikan dalam jumlah besar. Misalnya memiliki toko online yang ramai pelanggan yang setiap menitnya terdapat ada 100 data pelanggan yang masuk.
Kesimpulan
Bagi Kamu yang mencari hosting dengan banyak database, seperti maria DB, posgeee dan lain lain, Tenang saja! Semua hosting di DomaiNesia sudah support MySQL. Jadi apabila kamu ingin mencoba untuk menyimpan database website di hosting, kamu bisa memilih paket hosting sesuai dengan kebutuhan.
Setiap hosting di DomaiNesia memiliki spesifikasi tersendiri agar kamu tidak bingung memilih hosting.
Nah buat kamu yang ingin menggunakan MongoDB, kamu harus pilih minimal paket Hosting Monster keatas.