Yuk, Belajar Experential Marketing Demi Meningkatkan Bisnismu!
Experential marketing adalah strategi pemasaran menciptakan pengalaman khas brand kepada pelanggan.
Strategi ini dikenal juga dengan engagement marketing atau ground marketing.
Experential marketing biasanya dirancang untuk mendorong audiens terlibat dan berpartisipasi dalam suatu acara.
Para pemilik bisnis yang berspesialisasi dalam menciptakan strategi pemasaran akan menonjolkan brand awareness dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelanggan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam acara tersebut.
Acara yang diselenggarakan dapat berupa kegiatan keluarga yang menyenangkan hingga permainan unik untuk menarik minat pada produk atau layanan bisnis.
Semakin menyenangkan dan menarik suatu tampilan atau acara, maka semakin besar pula kemungkinan orang ingin mengenal dan menggunakan produk atau layanan tersebut.
Tips Menerapkan Experiential Marketing
Berikut ini tips menerapkan Experiential Marketing pada bisnis mu, antara lain :
Menentukan Tujuan yang Jelas
Para pemilik bisnis memiliki berbagai tujuan dalam menerapkan experiential marketing.
Oleh karena itu, sebelum kamu mulai menerapkan experiential marketing perlu diadakan penentuan tujuan yang jelas.
Jika kamu sudah memiliki tujuan yang jelas, maka akan lebih mudah untuk fokus terhadap konsep dan memahami apa yang ingin dicapai pada experiential marketing yang akan dijalankan.
Beberapa contoh tujuan experiential marketing diantaranya yaitu meningkatkan brand awareness, memperluas jangkauan perusahaan, memperjelas citra merek, mendapatkan leads, mempromosikan produk baru, dan lain sebagainya.
Otentik
Experiential marketing pada dasarnya membangun koneksi personal dengan para target bisnis.
Dengan begitu, strategi pemasaran ini haruslah otentik alias mencerminkan identitas produk atau layanan bisnis kamu. Fokuslah pada apa yang membuat brand bisnis kamu yang unik.
Jangan lupa untuk menonjolkan keunggulan brand kamu dibandingkan dengan kompetitor agar audiens lebih tertarik.
Menceritakan sesuatu yang menarik
Penerapan experiential marketing selalu identik dengan penggunaan teknik storytelling untuk bisnis.
Untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya, kamu perlu berkreasi dengan cerita yang powerfull namun tetap sesuai dengan kebutuhan bisnis. Mulailah dengan membuat garis besar anggaran, waktu, lokasi, dan lainnya.
Semakin personal dan relevan storytelling yang dibuat, maka semakin besar pula kemungkinan experiential marketing sukses.
Follow up konsumen
Experiential marketing biasanya memang diadakan pada waktu yang terbatas. Namun, setelah acara sudah selesai bukan berarti pelaksanaan experiential marketing juga akan selesai.
Justru strategi ini harus berjalan terus sebab kamu harus menjaga momentum dengan tetap terhubung dengan konsumen.
Oleh karena itu, kamu harus rajin melakukan follow up konsumen. Hal ini dapat kamu lakukan dengan menggunakan email yang dikirimkan secara personal kepada konsumen hingga menghubungi lewat media sosial setelah acara selesai.
Jangan lupa untuk menyinggung kembali cerita atau pesan-pesan yang telah kamu sampaikan sebelumnya.
Dengan begitu, brand kamu akan tetap berkesan bagi konsumen walaupun acaranya sudah lama selesai.
Meminta Feedback dari konsumen
Meminta feedback dari konsumen merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan setelah melakukan follow up, sebab kamu tidak akan setiap hari berhubungan dengan konsumen.
Kamu dapat meminta feedback terkait bagaimana konsumen melihat brand bisnis kamu, apa saja yang konsumen sukai dari experiential marketing yang telah dilakukan sebelumnya, dan lain sebagainya.
Cari tahu apa yang perlu dirubah pada brand bisnis kamu sehingga konsumen akan mendapatkan pengalaman yang lebih baik lagi kedepannya.
Pastikan kamu dapat memberikan penawaran yang terbaik sehingga konsumen akan merasa bahwa bisnis kamu mempedulikan kepuasan mereka.
Mengukur keberhasilan dan melakukan perbaikan
Mengukur keberhasilan experential marketing dapat membantu kita mengetahui apakah strategi yang dijalankan sudah sukses atau gagal.
Pengukuran ini dapat membantu kamu untuk mengetahui apa saja yang perlu ditingkatkan, apa yang perlu diperbaiki maupun merencanakan strategi experential marketing selanjutnya.
Metrik pengukuran ini tentunya akan berbeda-beda, tergantung pada tujuan strategi pemasaran yang ditetapkan.
Beberapa elemen umum yang dapat dilacak untuk pengukuran keberhasilan experential marketing yaitu jumlah unduhan, traffic situs web, jumlah postingan sosial media atau foto yang ditandai atau disebut pada brand bisnis, persentase peningkatan penyebutan berita dari tahun ke tahun, dan lain sebagainya.
Baca juga : Hosting yang menunjang marketing perusahaan
Contoh Experential Marketing
Berikut contoh penerapan experential marketing oleh perusahaan- perusahan, seperti :
Product Showcases
Strategi ini bukan hanya sekedar memamerkan produk bisnis saja.
Berbeda dengan display produk pada toko atau situs online, event ini bekerja secara efektif untuk menghadirkan pengalaman pelanggan dengan cara yang kreatif.
Misalnya pada sebuah acara diberikan demonstrasi dan kesempatan kepada konsumen untuk mencoba brand kamu.
Product showcase dapat membantu kamu untuk memahamkan konsumen mengenai brand bisnis dengan jauh lebih baik daripada iklan biasa.
Kamu dapat melihat contoh experential marketing ini pada toko smartphone resmi seperti Apple store atau Mi Store.
Biasanya mereka menampilkan beberapa smartphone rilisan terbaru dan terpopuler yang dapat dicoba oleh pengunjung, sehingga pengunjung dapat langsung eksplorasi semua fiturnya dengan bebas sambil mendengarkan penjelasan dari penjaga toko resmi mereka.
Seminar / Kelas / Workshop
Bentuk experential marketing satu ini cukup umum terutama pada kalangan B2B.
Acara seperti ini cocok jika diselenggarakan secara tatap muka, namun saat ini para pemilik bisnis mulai mengoptimalkan teknologi teleconference untuk menjangkau audiens lebih luas kapanpun dan dimanapun.
Penyelenggaraan seminar/kelas/workshop tak hanya membangun koneksi, namun juga mengedukasi konsumen kamu secara bersamaan.
Salah satu contoh strategi marketing ini pernah dilakukan oleh Visinema Pictures yaitu Kelas Ramadhan.
Melalui Visinema Campus, Visinema Pictures menjalankan kelas online gratis yang membahas mengenai filmmaking.
Single-Person Event
Digital marketing tidak selalu langsung mempengaruhi banyak orang dalam satu waktu.
Pemberian pengalaman unik pada satu orang dalam satu waktu juga dapat bekerja secara efektif dengan catatan pengalaman yang akan diciptakan ini harus benar-benar unik hingga memberikan kesan yang cukup mendalam dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.
Contoh single-person event yang dapat kamu jumpai adalah event bisnis dari Coca-cola yang dirancang untuk promosi film SkyFall.
Konsep single-person event ini dengan memberikan tantangan pada seseorang untuk menjadi James Bond.
Coca-cola menantang pembeli mereka untuk menuju vending machine dengan banyak rintangan khas James Bond, orang yang berhasil melakukannya dalam waktu yang singkat akan mendapatkan tiket nonton film James Bond Skyfall secara gratis.
Direct Mail
Arti apa itu online marketing pada bisnis tidak terbatas pada suatu penyelenggaraan event saja.
Pendekatan ini dapat dicapai pula dengan konsep kreatif melalui direct mail. Biasanya pemilik bisnis yang melakukan ini akan memberikan sebuah kiriman dengan pesan tertentu.
Contoh direct mail yang cukup unik pernah dilakukan oleh Nestle pada launching Kit Kat Chunky di UK.
Pihak Nestle mengirimkan beberapa kartu pos ke pelanggan potensial yang dirancang sedemikian rupa seperti kartu royal mail.
Pada kartu tersebut tertulis bahwa barangnya terlalu besar untuk dikirim ke kotak surat mereka.
Kemudian terdapat instruksi bagian penerima untuk mengambil Kit Kat Chunky gratis pada store terdekat.
User Generated Content
User Generated Content (UGC) adalah konten yang dibuat oleh pengguna (user) dari brand kamu.
Mulai dari gambar, video, testimoni, dan lain sebagainya. Bentuk experiential marketing ini mengajak konsumen untuk terlibat secara langsung dalam pemasaran produk atau layanan bisnis kamu.
Contoh user generated content yang dapat kita jumpai yaitu pada tahun 2014 lalu, Starbucks menyelenggarakan kontes #WhiteCupContest pada social media mereka.
Sesuai dengan nama kontesnya, para pembeli kopi Starbucks diharuskan untuk menggambar pada tempat minum berwarna putih, lalu mengirim foto hasil gambaran mereka dengan menggunakan hastag #WhiteCupContest.
Strategi ini cukup sukses, dalam tiga minggu sudah ada sekitar 4000 desain yang dikirimkan oleh konsumen pada Starbucks.
Baca juga : Tempat beli Domain murah
Pengalaman Imersif
Pengalaman imersif dapat dilakukan oleh konsumen dengan merasakan produk atau layanan melalui teknologi yang membuat produk dari dunia maya seolah-olah menjadi nyata.
Experential marketing ini sangat jarang diterapkan sebab dalam pelaksanaannya memerlukan teknologi yang cukup canggih seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR) dan Mixed reality (MR) sehingga perlu anggaran yang cukup besar.
Bisnis yang pernah melakukan strategi ini adalah IKEA.
Perusahaan retail IKEA memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) untuk membuat aplikasi bernama IKEA Place yang bertujuan untuk memudahkan pelanggan memilih furniture yang mereka sukai dan menempatkannya secara virtual untuk memperkirakan ukuran, material, dan lain sebagainya.
Contoh lainnya dilakukan oleh bisnis kecantikan Maybelline yang mengaplikasikan AR untuk membantu pelanggan mereka dalam memilih warna foundation dan lipstik yang tepat sesuai dengan warna kulit konsumen.
Mereka menciptakan teknologi ini untuk mengurangi kekeliruan dalam memilih warna produk.