Bagaimana Yang Dimaksud High Availability Server?
Pernah dengar istilah high availability server? High Availability (HA) adalah sebuah konsep penting dalam dunia teknologi informasi yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan sistem atau layanan secara terus-menerus dan meminimalkan waktu tidak aktif atau downtime. Server yang memiliki kriteria high availability itu artinya dapat membantu kamu untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan terjadi. Seperti, kerusakan data, data hilang secara permanen, dan masih banyak lagi. Nah apa saja sih kriteria dari server yang high availability itu? Langsung saja simak pada artikel di bawah ini!
High Availability Server
High Availability (HA) adalah sebuah konsep penting dalam dunia teknologi informasi yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan sistem atau layanan secara terus-menerus dan meminimalkan waktu tidak aktif atau downtime.
Dalam konteks ini, downtime merujuk pada periode waktu ketika sistem atau layanan tidak berfungsi atau tidak tersedia untuk pengguna.
Sebagai contoh, jika sebuah situs web e-commerce mengalami downtime, hal ini dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan dan penurunan kepercayaan pelanggan.
Untuk mencapai tingkat ketersediaan yang tinggi, banyak organisasi menggunakan High-availability cluster atau Failover Cluster.
Kluster ini terdiri dari dua atau lebih node yang saling redundant, yang berarti bahwa jika salah satu node mengalami kegagalan, node lainnya dapat mengambil alih fungsinya tanpa mengganggu layanan.
Dengan kata lain, ada cadangan yang siap digunakan jika ada kegagalan, sehingga waktu downtime dapat diminimalkan.
Salah satu implementasi terkenal dari kluster High Availability adalah proyek Linux-HA untuk sistem operasi GNU/Linux.
Proyek ini adalah paket perangkat lunak open-source yang banyak digunakan untuk mencapai tingkat ketersediaan yang tinggi pada server berbasis Linux.
Linux-HA menyediakan berbagai alat dan layanan untuk mengelola kluster, termasuk manajemen failover, pemantauan status node, dan manajemen konfigurasi.
Dalam lingkungan Microsoft Windows NT, Microsoft Cluster Service (MSCS) atau Microsoft Clustering Service (pada Windows 2000 dan Windows Server 2003) digunakan untuk menyediakan High Availability clusters.
Hal ini merupakan solusi yang kuat untuk mengamankan layanan dan aplikasi kritis dengan cara yang meminimalkan dampak jika terjadi kegagalan.
Kluster High Availability memiliki peran vital dalam menjaga operasi bisnis yang efisien dan terhindar dari risiko kerugian yang disebabkan oleh waktu tidak aktif.
Misalnya, dalam bisnis online, ketika sistem e-commerce mengalami downtime, tidak hanya mengakibatkan hilangnya pendapatan, tetapi juga dapat merusak reputasi perusahaan.
Oleh karena itu, High Availability menjadi elemen kunci dalam strategi keamanan dan keandalan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh berbagai organisasi.
Kriteria High Availability
High Availability (HA) adalah konsep kunci dalam menjaga ketersediaan data dan aplikasi bisnis yang kritis.
Namun, untuk memilih teknologi HA yang sesuai, ada sejumlah karakteristik dan parameter yang perlu dipahami dan dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan bisnis masing-masing.
Setiap teknologi HA memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pilihan yang tepat akan sangat tergantung pada persyaratan unik aplikasi bisnis.
Berikut adalah parameter penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik ketahanan data yang terbaik:
Anggaran
Biaya adalah salah satu faktor kritis yang harus dipertimbangkan ketika memilih solusi High Availability (HA) untuk bisnis.
Setiap solusi HA datang dengan biaya yang terkait, termasuk biaya perangkat keras, perangkat lunak, perawatan, dan sumber daya manusia.
Bisnis seringkali memiliki harapan untuk mencapai tingkat ketersediaan yang tinggi dan hampir tanpa waktu henti (downtime). Namun, dalam kenyataannya untuk mencapai tingkat ketersediaan yang sangat tinggi biasanya datang dengan biaya yang signifikan.
Oleh karena itu, bisnis perlu melakukan evaluasi biaya-manfaat yang cermat untuk menentukan tingkat ketersediaan yang memadai untuk kebutuhan mereka.
Hal ini melibatkan pertimbangan tentang seberapa besar biaya yang dapat dikeluarkan dan sejauh mana bisnis bersedia berinvestasi dalam ketahanan data.
Persyaratan uptime
Persyaratan uptime adalah salah satu parameter penting dalam konteks High Availability (HA) yang harus dipahami dan dipertimbangkan dengan serius.
Persyaratan uptime mengacu pada seberapa sering sistem atau aplikasi harus tersedia untuk penggunaan akhir selama periode waktu tertentu.
Nilai persyaratan uptime dinyatakan dalam bentuk persentase dari total jam kerja yang dijadwalkan, dan angka ini mencerminkan tingkat ketersediaan yang diharapkan.
Misalnya, jika suatu bisnis memiliki persyaratan uptime sebesar 99%, ini berarti sistem atau aplikasi tersebut diharapkan tersedia selama 99% dari total jam kerja yang dijadwalkan dalam periode waktu tertentu.
Ini mengindikasikan bahwa sistem hanya dapat mengalami waktu tidak aktif (downtime) sekitar 1% dari total waktu kerja yang telah dijadwalkan.
Persyaratan uptime ini sangat penting karena berhubungan langsung dengan ketersediaan layanan yang disediakan kepada pengguna akhir.
Semakin tinggi persentase uptime, semakin tinggi tingkat ketersediaan layanan tersebut. Ini dapat menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan pengguna akhir dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Namun, tidak semua bisnis memiliki persyaratan uptime yang sama. Bisnis dapat menentukan persyaratan uptime berdasarkan kebutuhan mereka dan sifat operasional mereka.
Misalnya, bisnis yang beroperasi dalam sektor pendidikan mungkin memiliki persyaratan uptime yang lebih rendah daripada bisnis e-niaga.
Oleh karena itu, bisnis harus melakukan evaluasi yang cermat untuk menentukan tingkat ketersediaan yang sesuai dengan tujuan.
Cakupan pemadaman listrik
Saat mempertimbangkan solusi High Availability (HA), bisnis harus memahami dengan baik jenis pemadaman yang ingin dilindungi.
Ada beberapa jenis pemadaman yang perlu dipertimbangkan, termasuk pemadaman terjadwal yang terencana, pemeliharaan rutin, pemadaman tidak terencana akibat gangguan atau kegagalan, dan bahkan bencana di lokasi seperti kebakaran, banjir, atau gempa bumi.
Setiap jenis pemadaman memiliki karakteristik dan dampaknya sendiri terhadap operasi bisnis. Oleh karena itu, dalam memilih solusi HA yang tepat, bisnis perlu mempertimbangkan jenis pemadaman mana yang paling relevan dengan operasi mereka.
Hal ini akan memungkinkan mereka untuk merancang solusi yang sesuai dan efektif untuk menjaga tingkat ketersediaan dan ketahanan data yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
Sasaran waktu pemulihan (RTO)
Sasaran waktu pemulihan (RTO) adalah parameter kunci dalam konteks High Availability (HA).
RTO merujuk pada jangka waktu yang diinginkan atau diperbolehkan untuk memulihkan operasi normal suatu aplikasi atau serangkaian aplikasi setelah terjadinya pemadaman, apakah itu terencana, tidak terencana, atau akibat bencana.
RTO menjadi titik fokus utama dalam perencanaan solusi HA, karena nilainya akan mempengaruhi seberapa cepat bisnis dapat melanjutkan operasinya setelah mengalami gangguan atau kegagalan.
Jangka waktu RTO dapat bervariasi berdasarkan jenis aplikasi dan kebutuhan bisnis, dan seringkali diukur dalam hitungan menit atau jam.
Dalam memilih teknologi atau strategi HA yang tepat, bisnis harus memastikan bahwa RTO yang mereka tetapkan dapat terpenuhi dengan solusi yang mereka pilih, sehingga mereka dapat meminimalkan dampak pemadaman pada operasi mereka dan memastikan ketersediaan aplikasi yang tinggi.
Baca juga : domain .ORG
Tujuan titik pemulihan (RPO)
Tujuan titik pemulihan (RPO) adalah parameter penting dalam strategi High Availability (HA) yang berkaitan dengan pemeliharaan data. RPO merujuk pada titik waktu yang ditentukan relatif terhadap kegagalan sistem atau bencana yang memerlukan pelestarian data.
Dalam konteks RPO, bisnis menentukan sejauh mana mereka bersedia “kembali ke masa lalu” untuk memulihkan data setelah terjadinya pemadaman atau bencana.
Nilai RPO mengindikasikan jumlah perubahan data yang bisa diterima bisnis sebelum kegagalan terjadi. Misalnya, jika sebuah bisnis menetapkan RPO satu jam, maka mereka bersedia menerima hingga satu jam data terakhir sebelum kegagalan sebagai data pemulihan.
RPO ini penting dalam mengukur tingkat kerugian data yang dapat diterima dalam skenario pemadaman atau bencana.
Dalam beberapa kasus, bisnis mungkin memerlukan RPO yang sangat ketat, di mana setiap perubahan data harus dipertahankan hingga saat terakhir.
Dalam situasi ini, nol adalah nilai RPO yang valid dan mengindikasikan bahwa tidak ada kehilangan data yang dapat diterima.
Sebaliknya, dalam beberapa kasus, bisnis mungkin memiliki toleransi yang lebih besar terhadap kehilangan data, dan mereka dapat menetapkan RPO dengan interval waktu yang lebih lama.
Pemilihan RPO harus selaras dengan kebutuhan bisnis dan sejalan dengan strategi manajemen risiko data mereka.
Persyaratan ketahanan
Dalam konteks High Availability (HA), identifikasi persyaratan ketahanan merupakan langkah kunci dalam perencanaan untuk melindungi sistem dan aplikasi bisnis dari gangguan yang mungkin terjadi.
Persyaratan ketahanan mengacu pada sejumlah aplikasi, data, dan elemen lingkungan sistem yang harus dipertahankan dan tetap beroperasi selama situasi darurat atau pemadaman sistem produksi.
Entitas yang dibutuhkan ini harus tetap tersedia melalui mekanisme failover bahkan ketika sistem yang semula meng-hosting mereka mengalami gangguan atau kegagalan.
Persyaratan ketahanan dapat mencakup berbagai komponen, seperti server, database, aplikasi bisnis kunci, data yang kritis, lingkungan jaringan, dan bahkan sumber daya fisik seperti catu daya cadangan.
Bisnis harus secara cermat mengidentifikasi apa yang harus dipertahankan untuk menjaga kelangsungan operasi bisnis mereka.
Misalnya, dalam sebuah sistem e-commerce, persyaratan ketahanan mungkin mencakup basis data pesanan pelanggan, sistem pembayaran, dan aplikasi penjualan online.
Penting untuk memahami apa yang krusial dalam operasi bisnis dan menerapkan strategi failover yang sesuai untuk menjaga kelangsungan operasi ketika situasi darurat atau gangguan terjadi.
Kegagalan dan peralihan otomatis
Tentukan sejauh mana kendali otomatisasi yang diberikan selama pemadaman yang tidak direncanakan adalah langkah penting dalam merencanakan solusi High Availability (HA).
Sebagai bisnis, kamu perlu mempertimbangkan sejauh mana otomatisasi diperlukan untuk menjalankan failover dan pemulihan sistem ketika terjadi kegagalan.
Dengan tingkat interaksi yang dapat disesuaikan, kamu memiliki kendali untuk menentukan sejauh mana tindakan otomatisasi harus berlangsung selama pemadaman.
Dalam situasi kegagalan, seperti pemadaman tidak terencana, aplikasi kamu dapat secara otomatis melakukan failover ke sistem cadangan. Hal ini berarti bahwa sistem cadangan akan mengambil alih fungsi sistem utama dan melanjutkan operasi tanpa intervensi manusia yang signifikan.
Keuntungan dari tingkat otomatisasi yang dapat disesuaikan adalah bahwa kamu dapat mengaturnya sesuai dengan kebutuhan bisnis kamu. Jika kamu menginginkan failover yang sangat cepat dan tanpa gangguan, otomatisasi penuh dapat diaktifkan.
Namun, jika ada kasus dimana kamu ingin menghindari failover otomatis yang mungkin tidak diperlukan, kamu dapat mengurangi tingkat otomatisasi sesuai kebijakan bisnis kamu.
Persyaratan Jarak
Penyebaran geografis, atau jarak antar sistem, adalah faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam merancang solusi High Availability (HA) atau disaster recovery.
Meskipun memiliki manfaat, penyebaran geografis juga memiliki batasan fisik dan praktis yang harus dipertimbangkan secara cermat. Dalam konteks disaster recovery, terdapat sejumlah pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait jarak antar sistem.
Manfaat utama dari penyebaran geografis adalah perlindungan yang lebih besar dari bencana di seluruh wilayah.
Semakin besar jarak antara sistem utama dan sistem cadangan, semakin besar kemungkinan bahwa bencana di satu lokasi tidak akan mempengaruhi lokasi lainnya.
Ini berarti bahwa jika terjadi bencana seperti banjir, gempa bumi, atau peristiwa bencana lainnya di satu wilayah, sistem cadangan di wilayah lain masih akan aktif dan dapat mengambil alih operasi.
Namun, perlu dicatat bahwa penyebaran geografis juga memiliki dampak lingkungan yang perlu diperhitungkan. Jarak yang jauh antara sistem memerlukan infrastruktur yang lebih kompleks, seperti koneksi jaringan yang kuat dan infrastruktur komputasi yang memadai.
Hal ini dapat berdampak pada biaya dan dampak lingkungan yang lebih besar akibat penggunaan sumber daya yang lebih tinggi.
Selain itu, jarak antar sistem juga dapat mempengaruhi kinerja dan waktu respon sistem. Semakin jauh jaraknya, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mentransmisikan data antara sistem, yang dapat mempengaruhi waktu pemulihan dan ketersediaan aplikasi.
Oleh karena itu, dalam merancang solusi High Availability atau disaster recovery, perlu diperhitungkan keseimbangan antara manfaat perlindungan yang lebih besar yang ditawarkan oleh penyebaran geografis dengan dampak lingkungan, biaya, dan kinerja.
Keputusan ini harus didasarkan pada kebutuhan dan prioritas bisnis yang unik, serta pemahaman yang matang tentang risiko dan manfaat yang terlibat.
Jumlah sistem cadangan
Dalam memilih teknologi ketahanan data untuk High Availability (HA) atau disaster recovery, bisnis perlu mempertimbangkan jumlah sistem cadangan dan salinan data aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berbagai teknologi menawarkan pilihan yang berbeda terkait jumlah sistem cadangan yang dapat diaktifkan dalam kasus kegagalan sistem utama.
Selain itu, jumlah salinan data aplikasi yang disimpan dan frekuensi pembaruan juga dapat bervariasi antara solusi HA. Keputusan ini mempengaruhi tingkat ketersediaan, RTO, RPO, kompleksitas, dan biaya keseluruhan solusi.
Oleh karena itu, bisnis harus mempertimbangkan persyaratan unik mereka, tingkat kompleksitas yang dapat dikelola, dan anggaran yang tersedia.
Memahami implikasi dari jumlah sistem cadangan dan salinan data aplikasi adalah kunci untuk memilih solusi HA yang tepat untuk menjaga bisnis tetap berjalan selama gangguan atau bencana.
Akses ke salinan data sekunder
Perbedaan teknologi ketahanan data dapat mencakup batasan dalam hal akses ke kumpulan data cadangan. Akses ke data cadangan adalah faktor kunci dalam pemulihan bencana dan manajemen data.
Berbagai teknologi ketahanan data mungkin membatasi tingkat akses yang diperlukan ke salinan data sekunder untuk berbagai aktivitas kerja.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan meliputi seberapa sering kamu perlu mengakses data cadangan, berapa lama kamu memerlukan akses saat diperlukan, dan jenis aktivitas yang akan kamu lakukan dengan data tersebut.
Hal ini berkaitan dengan kebutuhan bisnis kamu. Memahami persyaratan akses data cadangan kamu dan memilih teknologi yang sesuai adalah kunci dalam merancang strategi pemulihan data yang efektif untuk bisnis kamu.
Dengan demikian, kamu dapat memastikan bahwa data kritis kamu tersedia ketika kamu membutuhkannya, sesuai dengan kebijakan bisnis dan persyaratan pemulihan.
Kinerja sistem
Penerapan High Availability (HA) untuk sistem bisnis mungkin memiliki implikasi terhadap kinerja keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan sumber daya tambahan yang diperlukan untuk menjaga tingkat ketersediaan yang tinggi.
Berbagai teknologi ketahanan data dapat mempengaruhi kinerja sistem dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, persyaratan bisnis dan jenis aplikasi yang dijalankan dapat memainkan peran penting dalam menentukan teknologi HA yang sesuai.
Misalnya, beberapa solusi HA menggunakan replikasi data aktif-aktif yang dapat meningkatkan beban pada infrastruktur jaringan dan penyimpanan.
Sebaliknya, teknologi lain mungkin menggunakan cadangan pasif yang tidak mempengaruhi kinerja sistem utama kecuali saat failover terjadi.
Dalam pemilihan teknologi ketahanan data yang tepat, bisnis harus mempertimbangkan sejauh mana mereka bersedia untuk mengorbankan kinerja demi ketersediaan yang lebih tinggi.
Hal ini melibatkan penilaian risiko dan manfaat, serta pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan aplikasi dan persyaratan bisnis.
Keseluruhan, penerapan HA adalah kompromi yang harus disesuaikan dengan tujuan bisnis dan sumber daya yang tersedia.
Kelebihan High Availability Server
Penerapan sistem HA menawarkan banyak keuntungan yang signifikan bagi bisnis kamu, diantaranya :
- Ketersediaan yang Tinggi : Sistem HA memastikan bahwa aplikasi dan layanan penting selalu tersedia, bahkan dalam situasi kegagalan. Ini mengurangi downtime yang dapat mengganggu operasi bisnis sehari-hari dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
- Distribusi Beban Kerja: HA mendistribusikan beban kerja ke beberapa server, yang menghasilkan peningkatan kinerja yang signifikan. Adanya lebih banyak sumber daya yang tersedia, bisnis dapat mengatasi beban kerja yang lebih besar dan memberikan layanan yang lebih responsif kepada pelanggan.
- Keamanan yang Ditingkatkan: Sistem HA memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi terhadap serangan cyber. Adanya infrastruktur yang terdistribusi, serangan terhadap satu server tidak akan menghentikan seluruh operasi bisnis.
- Penghematan Jangka Panjang: Meskipun biaya awal penerapan HA mungkin lebih tinggi, ini dapat menghemat uang dalam jangka panjang dengan mengurangi downtime yang merugikan dan meminimalkan risiko kehilangan data berharga.
- Skalabilitas: Sistem HA sangat terukur, memungkinkan bisnis untuk memperluas dan beradaptasi dengan pertumbuhan bisnis dan tantangan baru.
- Keandalan Data: Sistem HA membantu dalam menjaga keandalan dan integritas data, yang sangat penting dalam dunia bisnis yang didorong oleh data.
- Kepuasan Pelanggan: Ketersediaan yang tinggi dan kinerja yang lebih baik, bisnis dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat hubungan bisnis.
- Kebijakan Keamanan yang Lebih Ketat: Sistem HA memungkinkan perusahaan untuk menerapkan kebijakan keamanan yang lebih ketat, termasuk backup data berkala dan pemulihan yang cepat.
- Kepatuhan: Dalam banyak industri, terutama yang tunduk pada peraturan yang ketat, implementasi HA bisa menjadi kunci untuk memenuhi persyaratan kepatuhan.
- Investasi untuk Masa Depan: Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi, sistem HA adalah investasi yang penting untuk bisnis agar tetap kompetitif dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik.
- Reduksi Risiko: Tingkat redundansi yang tinggi memungkinkan sistem HA dapat mengurangi risiko kegagalan yang dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi bagi bisnis.
Jika kamu mempertimbangkan dan mengimplementasikan sistem HA yang sesuai, bisnis dapat mengoptimalkan kinerja, keamanan, dan ketersediaan layanan mereka, menghasilkan manfaat jangka panjang yang signifikan.
Perbedaan High Availability vs Disaster Recovery
High Availability dan Disaster Recovery sering kali saling terkait, dan solusi Disaster Recovery sering mencakup elemen High Availability dalam upayanya untuk memastikan ketersediaan sistem setelah bencana.
Namun, kedua konsep ini memiliki tujuan dan fokus yang berbeda dalam mengelola keandalan dan ketersediaan infrastruktur TI. Berikut adalah tabel perbandingan antara High Availability (Ketersediaan Tinggi) dan Disaster Recovery (Pemulihan Bencana):
Server DomaiNesia Sudah High Availability Lho!
Seperti yang kamu ketahui, salah satu produk server milik DomaiNesia akan VPS murah DomaiNesia. VPS DomaiNesia sudah termasuk golongan high availability server. Hal ini karena sistem penyimpan menggunakan server cluster dengan distributed storage dan SSD NVMe 3 kali replikasi data untuk performa maksimal.
Server cluster lebih baik dari pada penyimpanan di satu server fisik. Mengapa? karena saat satu server fisik bermasalah itu artinya VPS akan mati dan tidak ada replika data yang dilakukan.
Berbeda dengan cluster server. Apabila terjadi masalah pada salah satu server fisik dalam cluster server, data yang disimpan masih aman dan dapat berjalan seperti biasa.
Hal ini dikarenakan pada VPS DomaiNesia terdapat 3 kali proses replika data secara real-time dan akan didistribusikan ke 3 drive secara synchronous. Tertarik untuk memiliki VPS DomaiNesia? Langsung saja ikuti panduan Cara Order VPS DomaiNesia.