Apa itu Intrapreneur: Pengertian, Manfaat, Hingga Contohnya!
Pernahkah Kamu mendengar istilah “intrapreneur” dalam dunia bisnis? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan intrapreneur? Bagaimana peran dan manfaatnya dalam suatu perusahaan? Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap tentang konsep intrapreneurship, termasuk pengertiannya, manfaatnya, perbedaannya dengan entrepreneur, cara menerapkannya, dan contoh-contoh perusahaan besar yang berhasil menerapkan konsep ini.
Apa Itu Intrapreneur?
Intrapreneur adalah seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan dan semangat inovasi yang tinggi, namun mereka bekerja di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang sudah mapan. Sedangkan intrapreneurship adalah konsep di mana karyawan dalam suatu organisasi mengadopsi sikap dan tindakan seperti seorang entrepreneur untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Mereka menggunakan kreativitas, kepemimpinan, dan inisiatif untuk mengidentifikasi peluang baru, mengembangkan ide-ide inovatif, dan mendorong perubahan positif di dalam perusahaan tempat mereka bekerja. Intrapreneur tidak hanya berfokus pada tugas-tugas rutin mereka, tetapi juga proaktif dalam mencari peluang untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan perusahaan.
Karakteristik Intrapreneur Adalah
- Kreativitas dan Inovasi: intrapreneurship adalah sikap yang cenderung memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dan mampu berpikir di luar kotak. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat peluang di mana orang lain mungkin tidak melihatnya, dan memiliki dorongan untuk menciptakan solusi baru untuk masalah yang ada.
- Keberanian Mengambil Risiko Terkendali: Meskipun mengambil risiko adalah bagian dari kewirausahaan, intrapreneur memiliki kemampuan untuk mengelola risiko tersebut dengan bijaksana. Mereka tidak takut untuk mencoba hal baru, tetapi mereka juga mempertimbangkan risiko-risiko yang mungkin terjadi dan melakukan perencanaan yang matang sebelum mengambil langkah ke depan.
- Motivasi dan Inisiatif Tinggi: Intrapreneurship adalah sikap yang biasanya sangat termotivasi dan memiliki inisiatif yang tinggi dalam menjalankan proyek-proyek inovatif mereka. Mereka memiliki dorongan internal untuk mencapai tujuan mereka dan melihat peluang untuk berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan perusahaan.
- Kemandirian: Intrapreneurship adalah sikap yang cenderung memiliki tingkat kemandirian yang tinggi dan mampu bekerja secara mandiri tanpa perlu arahan yang terus-menerus dari atasan. Mereka dapat mengidentifikasi masalah dan mencari solusi tanpa tergantung pada bantuan eksternal.
- Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Lingkungan bisnis yang cepat berubah membutuhkan intrapreneur yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan mengubah arah ketika diperlukan. Mereka mampu bergerak dengan fleksibel dan menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan perusahaan.
- Pengembangan Jaringan dan Kolaborasi: Intrapreneurship adalah sikap yang memiliki kemampuan untuk membangun jaringan yang kuat dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam organisasi. Mereka mampu bekerja sama dengan berbagai departemen dan individu untuk mendapatkan dukungan, saran, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan proyek mereka.
- Kesadaran Bisnis: Terlepas dari fokus pada inovasi dan kreativitas, intrapreneurship adalah konsep yang juga memiliki pemahaman yang kuat tentang aspek-aspek bisnis seperti keuangan, pemasaran, dan strategi. Mereka memahami bagaimana proyek intrapreneurial mereka dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan berkontribusi terhadap tujuan bisnis yang lebih luas.
Peran Intrapreneur dalam Perusahaan
- Mendorong Inovasi: Intrapreneurship adalah sikap yang berperan sebagai agen perubahan dalam perusahaan dengan menghadirkan ide-ide baru dan inovatif yang dapat meningkatkan produk, layanan, atau proses bisnis.
- Mempercepat Pertumbuhan: Dengan menciptakan produk atau layanan baru atau meningkatkan efisiensi operasional, intrapreneur membantu perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
- Memotivasi Karyawan: Keberhasilan dan semangat intrapreneur dapat memotivasi karyawan lain untuk berpikir kreatif, mengambil inisiatif, dan berkontribusi secara aktif terhadap kesuksesan perusahaan.
- Menjaga Daya Saing: Dalam lingkungan bisnis yang dinamis, intrapreneur membantu perusahaan untuk tetap relevan dan kompetitif dengan terus beradaptasi dan berinovasi.
Baca juga: Sociopreneur adalah: Misi Berbisnis Sebagai Agent of Change Sosial
Manfaat Intrapreneurship Adalah
Intrapreneurship adalah konsep di mana karyawan dalam suatu organisasi mengadopsi sikap dan tindakan seperti seorang entrepreneur untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, membawa beragam manfaat yang signifikan. Lalu apa saja manfaat intrapreneur? Berikut penjelasan rinci mengenai beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh dari penerapan intrapreneurship adalah:
1. Peningkatan Inovasi
Intrapreneurship adalah mesin inovasi internal bagi perusahaan. Dengan mendorong karyawan untuk berpikir kreatif dan menciptakan solusi baru, perusahaan dapat terus-menerus beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi. Karyawan yang merasa memiliki ide-ide baru sering kali lebih termotivasi untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi produk atau layanan yang bernilai. Inovasi ini dapat membantu perusahaan untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang terus berkembang.
2. Motivasi Karyawan
Manfaat intrapreneur selanjutnya adalah sebagai motivasi. Salah satu manfaat yang paling signifikan dari intrapreneurship adalah meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan. Ketika karyawan diberi kepercayaan dan kebebasan untuk mengembangkan ide-ide mereka sendiri, mereka merasa dihargai dan diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas karyawan dan mengurangi tingkat turnover. Selain itu, merasakan dampak positif dari ide-ide mereka sendiri juga dapat memberikan dorongan motivasi yang kuat bagi karyawan untuk terus berinovasi dan berkontribusi lebih aktif dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Pertumbuhan Perusahaan
Intrapreneurship adalah sikap yang dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi antara berbagai departemen dan tingkatan hierarki, perusahaan dapat menghasilkan ide-ide baru yang mengarah pada pengembangan produk baru, ekspansi pasar, atau diversifikasi bisnis. Inovasi yang dihasilkan oleh karyawan dapat membuka pintu untuk peluang baru dan membantu perusahaan untuk terus berkembang dan berkembang dalam industri yang kompetitif.
4. Fleksibilitas Organisasi
Perusahaan yang mengadopsi budaya intrapreneurship adalah akan cenderung menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan. Karyawan yang merasa diizinkan untuk berpikir di luar batas tradisional pekerjaan mereka sering kali lebih cenderung untuk mengidentifikasi dan merespons peluang atau tantangan yang muncul. Fleksibilitas ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan cepat dan efektif dalam menghadapi perubahan pasar atau situasi yang tidak terduga, yang pada gilirannya dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi mereka di pasar.
Perbedaan Intrapreneur dan Entrepreneur
Meskipun istilah “intrapreneur” dan “entrepreneur” terdengar serupa, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam konteks aktivitas bisnis mereka. Berikut adalah penjelasan detail mengenai perbedaan antara keduanya:
Lingkup Tanggung Jawab
- Entrepreneur: Seorang entrepreneur adalah individu yang mendirikan dan mengelola bisnis mereka sendiri. Mereka bertanggung jawab atas semua aspek operasional dan strategis perusahaan, termasuk pengembangan produk, manajemen keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
- Intrapreneur: Seorang intrapreneur adalah karyawan dalam sebuah organisasi yang mengambil inisiatif untuk mengembangkan dan menerapkan ide-ide inovatif dalam lingkup kerja mereka. Mereka bekerja di bawah payung perusahaan yang sudah ada, menggunakan sumber daya yang telah tersedia untuk menciptakan nilai tambah.
Sumber Daya
- Entrepreneur: Seorang entrepreneur biasanya harus memulai bisnis mereka dari awal, termasuk mencari modal, mendapatkan sumber daya, dan membangun jaringan pelanggan dan mitra. Mereka sering kali harus menghadapi tantangan finansial dan logistik dalam menjalankan bisnis mereka.
- Intrapreneur: Seorang intrapreneur dapat memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia dalam organisasi tempat mereka bekerja, seperti fasilitas, keuangan, dan infrastruktur. Mereka memiliki akses lebih mudah terhadap modal dan dukungan internal, meskipun mereka mungkin perlu meyakinkan pimpinan perusahaan tentang nilai proyek mereka.
Risiko
- Entrepreneur: Seorang entrepreneur menghadapi risiko yang tinggi karena mereka menanggung tanggung jawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan bisnis mereka. Mereka dapat kehilangan investasi mereka sendiri, serta mungkin menghadapi tekanan finansial dan emosional yang besar.
- Intrapreneur: Meskipun intrapreneur juga mengambil risiko dalam mengembangkan proyek inovatif, risikonya sering kali lebih terkendali dibandingkan dengan entrepreneur. Mereka memiliki dukungan organisasi yang dapat membantu mengatasi hambatan dan mengurangi risiko kegagalan.
Skala Usaha
- Entrepreneur: Entrepreneur seringkali memiliki visi untuk mengembangkan bisnis mereka menjadi entitas besar dan berkelanjutan. Mereka mencari pertumbuhan dan ekspansi, dan mungkin merencanakan untuk memperluas operasi mereka ke wilayah yang lebih luas atau pasar yang berbeda.
- Intrapreneur: Intrapreneur biasanya fokus pada pengembangan proyek inovatif dalam lingkup organisasi tempat mereka bekerja. Meskipun tujuan mereka juga bisa mencakup pertumbuhan dan kemajuan, skala usaha mereka lebih terbatas daripada entrepreneur karena mereka beroperasi dalam kerangka organisasional yang sudah ada.
Sifat Inovasi
- Entrepreneur: Seorang entrepreneur sering kali harus menghadapi tantangan besar dan mencari solusi inovatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam memulai bisnis mereka. Mereka bertanggung jawab untuk menciptakan produk atau layanan baru yang dapat mengisi celah pasar atau memecahkan masalah yang ada.
- Intrapreneur: Intrapreneur menggunakan kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan atau mengubah proses, produk, atau layanan yang sudah ada di dalam perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka menciptakan nilai tambah dengan menemukan cara baru untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas, atau mengembangkan produk yang lebih baik.
Akses ke Sumber Daya
- Entrepreneur: Seorang entrepreneur sering menghadapi keterbatasan dalam hal akses ke sumber daya, terutama pada tahap awal pembentukan bisnis. Mereka mungkin harus berjuang untuk mendapatkan modal dari investor atau memaksimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.
- Intrapreneur: Intrapreneur memiliki akses lebih mudah terhadap sumber daya yang tersedia di dalam organisasi tempat mereka bekerja. Mereka dapat menggandakan penggunaan sumber daya yang ada, seperti infrastruktur, tenaga kerja, dan keahlian, untuk mendukung pelaksanaan proyek inovatif mereka.
Fokus Pada Tujuan Organisasi
- Entrepreneur: Meskipun memiliki visi pribadi yang kuat, entrepreneur harus memastikan bahwa tujuan bisnis mereka selaras dengan kepentingan perusahaan yang lebih besar. Mereka bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara budaya, reputasi, dan nilai perusahaan mereka.
- Intrapreneur: Intrapreneur beroperasi di dalam kerangka organisasi yang sudah ada, dan proyek mereka harus mendukung tujuan dan strategi organisasi secara keseluruhan. Mereka harus memiliki pemahaman yang kuat tentang misi dan nilai perusahaan serta memastikan bahwa inisiatif mereka sejalan dengan arah yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
Baca juga: 12 Ide Bisnis Digital Populer Untuk Jadi Entrepreneur
Cara Menerapkan Intrapreneurship Adalah
Intrapreneurship adalah konsep yang bukan hanya tentang memiliki ide-ide kreatif, tetapi juga tentang bagaimana mengimplementasikan ide-ide tersebut secara efektif dalam konteks organisasi. Berikut ini beberapa langkah detail yang dapat diambil untuk menerapkan intrapreneurship adalah:
Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
- Pemahaman dan Dukungan Manajemen: Manajemen perlu memahami pentingnya intrapreneurship dan secara aktif mendukungnya dengan memberikan sumber daya dan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide-ide inovatif.
- Budaya Organisasi yang Mendorong Inovasi: Perusahaan harus membangun budaya yang mendorong karyawan untuk berpikir di luar kotak, mengambil risiko yang terkendali, dan mengembangkan solusi kreatif untuk tantangan yang dihadapi perusahaan.
Memberikan Kebebasan Berinovasi kepada Karyawan
- Waktu dan Ruang untuk Bereksperimen: Karyawan perlu diberi waktu dan ruang untuk bereksperimen dengan ide-ide baru tanpa takut akan hukuman jika gagal. Program seperti “20% Time” yang diterapkan oleh Google adalah contoh bagaimana perusahaan memberikan karyawan waktu untuk mengejar proyek-proyek inovatif mereka sendiri.
- Insentif dan Pengakuan: Perusahaan dapat memberikan insentif, seperti penghargaan atau bonus, kepada karyawan yang berhasil mengimplementasikan ide-ide inovatif mereka. Pengakuan atas kontribusi karyawan juga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam intrapreneurship.
Mengembangkan Program Intrapreneurship
- Pelatihan dan Pengembangan: Perusahaan dapat menyelenggarakan pelatihan dan workshop untuk membantu karyawan mengembangkan keterampilan intrapreneurship, termasuk keterampilan kepemimpinan, manajemen risiko, dan kreativitas.
- Mendorong Kolaborasi: Membangun platform atau forum yang memungkinkan karyawan dari berbagai departemen untuk berkolaborasi dan berbagi ide-ide mereka. Kolaborasi lintas departemen dapat memperkaya ide-ide inovatif dan memperluas pandangan karyawan.
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Intrapreneurial
- Penetapan Tujuan dan KPIs: Menetapkan tujuan yang terukur dan KPIs (Key Performance Indicators) untuk proyek intrapreneurial dapat membantu dalam mengevaluasi keberhasilan dan dampaknya terhadap perusahaan.
- Penggunaan Metrik Inovasi: Perusahaan dapat mengadopsi metrik inovasi, seperti jumlah ide yang diusulkan, tingkat adopsi ide, dan tingkat keberhasilan proyek, untuk mengukur tingkat aktivitas intrapreneurial dan dampaknya terhadap bisnis.
Contoh Intrapreneur Perusahan Besar di Dunia
Intrapreneurship adalah konsep yang telah menjadi komponen kunci dalam strategi inovasi bagi banyak perusahaan besar di seluruh dunia. Berikut beberapa contoh perusahaan besar yang berhasil menerapkan konsep intrapreneurship adalah:
1. Google’s “20% Time”
Contoh intrapreneur pertama adalah Google. Google dikenal karena mempraktikkan kebijakan “20% Time” yang memungkinkan karyawannya untuk menghabiskan 20% dari waktu kerja mereka untuk mengejar proyek-proyek pribadi atau ide-ide inovatif yang mereka anggap penting. Contoh dari kebijakan ini adalah produk-produk terkenal seperti Gmail, Google News, dan AdSense. Dengan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, Google telah menciptakan lingkungan yang memupuk inovasi dan kreativitas yang telah menghasilkan berbagai produk sukses.
2. 3M’s Innovation Time Off (ITO) Program
Contoh intrapreneurship kedua adalah 3M. 3M memiliki program yang dikenal sebagai Innovation Time Off (ITO), di mana karyawan diberi kesempatan untuk mengalokasikan sebagian waktu mereka untuk mengeksplorasi ide-ide baru di luar tanggung jawab pekerjaan utama mereka. Salah satu hasil terkenal dari program ini adalah Post-it Notes, yang diciptakan oleh seorang karyawan 3M pada tahun 1974. Program ini memungkinkan karyawan untuk menjadi intrapreneur dengan memberikan mereka ruang untuk menciptakan solusi inovatif tanpa takut akan konsekuensi yang terlalu besar jika gagal.
3. Adobe’s Kickbox Program
Contoh intrapreneur selanjutnya adalah Adobe. Adobe meluncurkan program bernama Kickbox, di mana setiap karyawan yang tertarik untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif diberikan kotak berisi sumber daya, termasuk kartu hadiah, buku panduan, dan akses ke sumber daya internal. Program ini memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi karyawan untuk mengembangkan ide-ide mereka menjadi proyek nyata. Salah satu keberhasilan dari program ini adalah Adobe XD, platform desain dan prototyping yang populer.
4. Amazon’s “Just Do It” Award
Amazon memiliki kebijakan “Just Do It” Award yang memberikan penghargaan kepada karyawan yang mengambil inisiatif untuk mengejar ide-ide inovatif dan mengimplementasikannya dengan sukses. Contoh dari keberhasilan program ini adalah layanan Amazon Prime yang awalnya diusulkan oleh seorang karyawan dan kemudian menjadi salah satu layanan langganan paling populer di dunia.
5. Facebook’s Hackathon Events
Contoh intrapreneurship selanjutnya adalah Facebook. Facebook sering mengadakan acara “Hackathon” di mana karyawan diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam tim dan mengeksplorasi ide-ide baru untuk meningkatkan produk dan layanan perusahaan. Beberapa fitur populer di Facebook, seperti fitur tagging foto, dikembangkan selama acara Hackathon. Inisiatif ini memberikan platform bagi karyawan untuk menjadi intrapreneur dengan mendorong kreativitas dan kolaborasi di seluruh organisasi.
Sudah Tahu Kan Apa itu Intrapreneur?
Konsep intrapreneurship adalah aspek penting dalam membangun budaya inovasi di dalam sebuah perusahaan. Melalui dorongan terhadap kreativitas, inisiatif, dan fleksibilitas karyawan, intrapreneurship adalah konsep yang mampu membuka jalan bagi penciptaan nilai tambah, penemuan produk baru, dan peningkatan daya saing perusahaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip intrapreneurship, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan, sambil memberdayakan karyawan untuk berkontribusi secara aktif terhadap kesuksesan organisasi.