Mengenal 5 Tren Keamanan Siber Bagi Bisnis di Era Digital
Seiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang tanpa adanya batasan. Dengan mendigitalisasikan segala sesuatu yang ada di hidup kita membuat semua orang akan bergantung kepada teknologi dan memberikan segala informasi pribadinya kepada sebuah platform.
Dengan akses tidak terbatas pada internet, membuat oknum-oknum tidak bertanggung jawab melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Itulah mengapa keamanan siber bagi bisnis di era digital merupakan hal yang dibutukan. Dengan mengetahui tren keamanan siber bagi bisnis di era digital tentunya dapat membantu kamu dalam meningkatkan bisnis.
Apa saja tren keamanan siber bagi bisnis di era digital ? Yuk simak pada artikel berikut ini!
Pengertian Keamanan Siber
Keamanan siber bagi bisnis di era digital adalah serangkaian tindakan yang bertujuan untuk melindungi perangkat komputer, jaringan, aplikasi perangkat lunak, sistem penting, serta informasi dari serangan atau ancaman di dunia digital.
Setiap organisasi berusaha keras untuk mengamankan informasi mereka, yang sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan dari pelanggan dan mematuhi peraturan yang berlaku.
Untuk menjaga keamanan siber bagi bisnis di era digital ini, berbagai strategi dan alat keamanan siber diterapkan agar data yang sensitif terlindung dari akses yang tidak diizinkan dan untuk menghindari gangguan yang dapat mengacaukan kegiatan bisnis akibat serangan digital.
Dalam penerapannya, keamanan siber melibatkan kerjasama antara karyawan, proses bisnis, dan teknologi untuk membangun pertahanan yang efektif terhadap ancaman siber.
Komponen Penting dalam Keamanan Siber
Strategi keamanan siber bagi bisnis di era digital yang efektif membutuhkan kolaborasi yang terkoordinasi antara karyawan, prosedur, dan teknologi dalam suatu organisasi.
Personel
Banyak pekerja seringkali kurang memahami tentang ancaman keamanan siber siber bagi bisnis di era digital dan cara terbaik untuk melindungi perangkat, jaringan, dan server mereka.
Memberikan pelatihan serta pendidikan yang memadai tentang keamanan siber kepada karyawan adalah kunci untuk mengurangi risiko kesalahan manusia yang dapat berujung pada insiden keamanan siber bagi bisnis di era digital yang merugikan.
Edukasi yang efektif ini dapat meningkatkan kesadaran karyawan tentang pentingnya praktik keamanan yang baik dan mengajarkan mereka langkah-langkah yang harus diambil untuk menjaga keamanan informasi organisasi.
Proses
Dalam upaya meningkatkan keamanan siber bagi bisnis di era digital , tim IT suatu organisasi merancang dan menerapkan sebuah kerangka kerja keamanan yang solid.
Kerangka kerja ini dirancang untuk memantau secara berkesinambungan dan melaporkan setiap kerentanan yang ditemukan dalam sistem komputer organisasi tersebut.
Rencana ini bersifat strategis, bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi dapat bereaksi dengan cepat dan efisien terhadap insiden keamanan yang mungkin terjadi.
Kerangka kerja ini bukan hanya tentang deteksi dan respons terhadap ancaman, melainkan juga tentang pemulihan cepat dan efektif dari insiden tersebut.
Hal ini adalah langkah penting yang membantu menjaga kelangsungan operasional dan mengurangi potensi kerugian atau gangguan yang dapat ditimbulkan oleh serangan siber.
Dengan demikian, kerangka kerja keamanan ini menjadi komponen kunci dalam mempertahankan keamanan dan kestabilan dalam infrastruktur teknologi informasi suatu organisasi.
Teknologi
Perusahaan memanfaatkan berbagai teknologi keamanan siber bagi bisnis di era digital untuk mengamankan perangkat, server, jaringan, dan data mereka dari potensi ancaman.
Teknologi seperti firewall, solusi antivirus, sistem deteksi dan pencegahan malware, serta pemfilteran DNS adalah alat baku yang digunakan untuk secara proaktif mengidentifikasi dan memblokir akses tidak sah ke sistem internal.
Selain itu, banyak perusahaan kini menerapkan model keamanan zero trust, yang tidak secara otomatis mempercayai entitas di dalam atau luar jaringannya.
Hal ini memastikan bahwa setiap upaya akses diotentikasi, diautorisasi, dan terus dipantau untuk meminimalisir risiko dan mengencangkan keamanan siber secara keseluruhan.
Jenis Keamanan Siber
Keamanan siber bagi bisnis di era digital merupakan area yang meliputi berbagai cabang ilmu. Area ini terbagi ke dalam tujuh pilar utama:
Network Security
Keamanan jaringan atau “Network Security” merupakan salah satu komponen krusial dalam keamanan siber, dirancang untuk menangkal dan menghalangi serangan yang biasanya terjadi melalui jaringan.
Strategi keamanan ini mencakup berbagai alat dan metode untuk mengontrol serta melindungi data dan akses, termasuk penggunaan teknologi seperti Pencegahan Kehilangan Data (Data Loss Prevention, DLP), Manajemen Akses Identitas (Identity Access Management, IAM), Kontrol Akses Jaringan (Network Access Control, NAC), dan Firewall Generasi Berikutnya (Next-Generation Firewall, NGFW) yang bertujuan untuk menjamin penggunaan web yang aman.
Selain itu, keamanan jaringan melibatkan penggunaan teknologi canggih dan berlapis dalam mencegah ancaman, termasuk Sistem Pencegahan Intrusi (Intrusion Prevention System, IPS), Antivirus Generasi Berikutnya (Next-Gen Antivirus, NGAV), Sandboxing yang mengisolasi aplikasi yang mencurigakan, dan Rekonstruksi dan Penetralan Konten (Content Disarm and Reconstruction, CDR).
Penting juga untuk melaksanakan analisis jaringan yang mendalam, kegiatan memburu ancaman, serta memanfaatkan teknologi Orkestrasi dan Respons Keamanan (Security Orchestration and Response, SOAR) yang otomatis, sehingga meningkatkan efektivitas dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan merespons ancaman secara real-time.
Cloud Security
Semakin banyaknya perusahaan yang beralih ke teknologi cloud computing, menjaga keamanan cloud telah menjadi salah satu prioritas utama. Strategi keamanan untuk cloud mencakup berbagai solusi, kontrol, kebijakan, dan layanan yang dirancang untuk melindungi semua aspek penerapan cloud dalam sebuah organisasi, termasuk aplikasi, data, dan infrastruktur, dari serangan siber.
Meski banyak penyedia layanan cloud menawarkan fitur keamanan dasar, seringkali fitur tersebut tidak cukup untuk memenuhi standar keamanan perusahaan yang tinggi.
Oleh karena itu, banyak organisasi memilih untuk mengintegrasikan solusi keamanan dari pihak ketiga yang lebih canggih untuk meningkatkan perlindungan mereka terhadap pelanggaran data dan serangan siber yang ditargetkan dalam lingkungan cloud.
Integrasi ini menciptakan lapisan keamanan tambahan yang vital untuk memastikan keamanan data yang optimal dan mengelola risiko keamanan yang kompleks di cloud.
Endpoint Security
Keamanan endpoint atau “Endpoint Security” menjadi semakin penting dalam lingkungan kerja modern di mana mobilitas pekerja menjadi kebiasaan.
Dalam konsep zero-trust yang menekankan perlunya “tidak pernah mempercayai, selalu memverifikasi”, salah satu langkah efektif adalah dengan mengimplementasikan segmen mikro yang melindungi data di manapun berada.
Keamanan endpoint memungkinkan perusahaan untuk melindungi perangkat-perangkat pengguna akhir seperti komputer desktop dan laptop melalui berbagai kontrol keamanan yang kompleks.
Melalui pemanfaatan teknologi keamanan endpoint, perusahaan dapat mengintegrasikan kontrol keamanan data dan jaringan, yang penting untuk menjaga integritas dan kerahasiaan data perusahaan.
Selain itu, solusi keamanan endpoint mencakup pencegahan ancaman tingkat lanjut, termasuk fitur anti-phishing dan anti-ransomware yang vital untuk menangkal serangan yang semakin canggih.
Teknologi ini juga menyediakan kapabilitas forensik yang penting seperti Deteksi dan Respons Endpoint (Endpoint Detection and Response, EDR), yang memungkinkan tim keamanan IT untuk mengidentifikasi secara cepat, menyelidiki, dan merespons insiden keamanan yang terjadi pada perangkat endpoint.
Solusi keamanan endpoint ini tidak hanya meningkatkan perlindungan terhadap ancaman siber, tetapi juga mendukung fleksibilitas kerja tanpa mengkompromikan keamanan data.
Mobile Security
Meskipun sering terlupakan, perangkat mobile seperti tablet dan smartphone sering kali memiliki akses langsung ke data sensitif perusahaan, yang menjadikan mereka target yang menarik bagi serangan siber.
Ancaman ini termasuk aplikasi berbahaya, serangan zero-day, phishing, dan serangan melalui pesan instan.
Keamanan mobile bertujuan untuk mengatasi tantangan ini dengan memperkuat keamanan sistem operasi dan perangkat, mencegah rooting dan jailbreaking yang dapat mengkompromikan keamanan.
Penggunaan solusi Mobile Device Management (MDM) secara signifikan meningkatkan keamanan mobile.
Melalui MDM, perusahaan dapat menetapkan dan mengontrol kebijakan keamanan pada perangkat mobile secara terpusat, memastikan hanya perangkat yang telah diverifikasi dan memenuhi standar keamanan perusahaan yang dapat mengakses aset-aset perusahaan.
Hal ini membantu meminimalisir risiko keamanan dan memungkinkan pengelolaan keamanan perangkat mobile yang lebih efektif dan efisien, memastikan bahwa data perusahaan tetap aman dari serangan siber.
Keamanan IoT
Keamanan Internet of Things (IoT) telah menjadi salah satu aspek penting dalam strategi keamanan siber di banyak organisasi, terutama karena peningkatan penggunaan perangkat IoT yang membantu meningkatkan produktivitas kerja.
Namun, penggunaan luas dari perangkat ini juga memperluas area yang dapat menjadi target serangan siber. Para pelaku kejahatan siber sering mencari perangkat yang tidak aman dan terhubung ke internet untuk dijadikan alat dalam aksi jahat mereka, seperti mengakses jaringan perusahaan atau menjadi bagian dari jaringan bot global.
Dalam melindungi perangkat IoT, pendekatan keamanan yang efektif mencakup beberapa langkah penting. Pertama, keamanan IoT membutuhkan deteksi dan klasifikasi cermat dari semua perangkat yang terhubung ke jaringan.
Hal ini melibatkan pengidentifikasian dan pengkatalogan perangkat untuk memahami potensi risiko yang mereka bawa. Kedua, implementasi segmentasi jaringan otomatis penting untuk mengontrol dan membatasi aktivitas jaringan yang dapat dilakukan oleh perangkat IoT.
Hal ini membantu mencegah penyebaran serangan dalam jaringan jika salah satu perangkat terkompromi.
Selanjutnya, penerapan Sistem Pencegahan Intrusi (IPS) sebagai ‘patch virtual’ merupakan langkah vital lainnya. IPS ini berfungsi untuk menghalangi eksploitasi kelemahan di perangkat IoT yang rentan.
Di beberapa skenario, firmware pada perangkat IoT juga dapat ditingkatkan dengan menambahkan agen keamanan kecil yang berfungsi untuk mencegah eksploitasi dan menangkal serangan saat perangkat beroperasi.
Langkah-langkah ini secara keseluruhan membentuk dasar dari strategi keamanan IoT yang kuat, memastikan bahwa perangkat terhubung tidak hanya memperkaya operasional tetapi juga tetap aman dari ancaman siber.
Application Security
Keamanan aplikasi, atau “Application Security,” merupakan elemen krusial dalam melindungi aplikasi web dan aplikasi lain yang terhubung ke internet dari berbagai ancaman siber.
Aplikasi yang terhubung secara online menjadi target utama bagi pelaku kejahatan siber karena keterbukaannya pada dunia luar.
Organisasi World Wide Web Application Security Project (OWASP) telah memantau dan mengidentifikasi 10 ancaman teratas yang paling sering menyerang keamanan aplikasi web sejak tahun 2007.
Ancaman-ancaman ini termasuk serangan injeksi, autentikasi yang tidak adekuat, kesalahan dalam konfigurasi sistem, dan serangan cross-site scripting.
Melalui strategi keamanan aplikasi yang efektif, serangan-serangan yang tergolong dalam OWASP Top 10 ini dapat dicegah.
Keamanan aplikasi tidak hanya fokus pada pencegahan serangan yang sudah dikenal, tetapi juga melindungi aplikasi dari serangan bot dan interaksi berbahaya lainnya dengan aplikasi dan antarmuka pemrograman aplikasi (API).
Pentingnya keamanan aplikasi juga terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dan belajar dari interaksi yang terjadi, sehingga mampu terus melindungi aplikasi terhadap ancaman baru yang terus berkembang.
Dalam lingkungan pengembangan yang menggunakan metodologi DevOps, dimana aplikasi sering diperbarui atau dirilis, keamanan aplikasi menjadi lebih vital.
Adanya integrasi keamanan aplikasi dalam siklus pengembangan, organisasi dapat memastikan bahwa setiap rilis baru tetap aman dari kerentanan potensial dan serangan siber, menjaga integritas dan keandalan aplikasi secara berkelanjutan.
Zero Trust
Model keamanan tradisional seringkali diibaratkan seperti membangun tembok pertahanan di sekeliling aset berharga sebuah organisasi, mirip dengan benteng.
Namun, strategi ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk risiko dari ancaman internal dan erosi perimeter jaringan akibat adopsi cloud dan meningkatnya tren kerja dari jarak jauh.
Seiring dengan pergeseran aset perusahaan ke luar batas fisik tradisional, muncul kebutuhan akan metodologi keamanan yang lebih adaptif dan responsif.
Model Zero Trust menyajikan solusi keamanan yang lebih granular, tidak lagi hanya fokus pada pertahanan perimeter saja tetapi juga pada perlindungan setiap sumber daya secara spesifik.
Pendekatan ini melibatkan segmentasi mikro, yang membagi jaringan menjadi zona kecil untuk mengontrol akses lebih detail dan mengurangi dampak potensial dari pelanggaran keamanan.
Selain itu, Zero Trust juga menekankan pentingnya pemantauan yang berkelanjutan dan penerapan kontrol akses yang ketat berbasis peran, yang hanya mengizinkan akses ke sumber daya sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Melalui pendekatan yang tidak menganggap ada elemen yang secara otomatis terpercaya, Zero Trust mengharuskan semua pengguna, baik internal maupun eksternal, untuk terus membuktikan kepercayaan mereka sebelum mendapatkan akses ke aset digital.
Baca Juga: SOC Adalah : Pengertian, Fungsi, Peran, Hingga Perbedaan dengan NOC – DomaiNesia
Tren Keamanan Siber Bagi Bisnis di Era Digital
Pada tahun 2024, evolusi dalam teknologi keamanan siber mengindikasikan adaptasi yang dinamis terhadap ancaman siber yang berkembang, kemajuan teknologi baru, dan penggunaan aplikasi yang lebih kompleks.
Berikut adalah beberapa tren keamanan siber yang mendominasi dan teknologi yang mendukungnya:
Keamanan AI
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam keamanan siber menjadi lebih signifikan, baik dalam aspek defensif maupun ofensif. Di sisi ofensif, penjahat siber telah memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan efektivitas dan skala serangan mereka.
Misalnya, alat seperti Chat GPT telah digunakan untuk merumuskan serangan phishing yang lebih meyakinkan atau untuk mengotomatiskan penyebaran malware.
Namun, disisi defensif, AI juga memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi dan merespons ancaman dengan lebih cepat daripada sebelumnya, memungkinkan sistem keamanan untuk beradaptasi secara real-time terhadap taktik serangan yang baru.
Platform Firewall Mesh Hybrid
Organisasi kini lebih banyak mengadopsi platform firewall hybrid mesh, yang merupakan integrasi antara berbagai jenis firewall dalam satu arsitektur keamanan yang terkelola secara terpusat.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan pertahanan melawan ancaman, tetapi juga menawarkan fleksibilitas dalam menerapkan solusi firewall yang paling cocok untuk berbagai segmen jaringan.
Kelebihan utama dari platform ini adalah memungkinkan pengawasan dan manajemen keamanan yang konsisten dan terintegrasi di seluruh infrastruktur TI perusahaan.
CNAPP
Gartner memperkenalkan Cloud-Native Application Protection Platform (CNAPP) sebagai kerangka kerja terintegrasi untuk meningkatkan keamanan aplikasi berbasis cloud.
CNAPP menggabungkan berbagai alat keamanan dalam satu platform, memfasilitasi perlindungan yang lebih efektif melalui dashboard tunggal yang menyederhanakan pengawasan dan manajemen risiko.
Hal ini membantu organisasi lebih efektif dalam menangani keamanan aplikasi cloud mereka, yang kritis dalam mencegah kebocoran data dan melawan serangan siber.
Pusat Data Hibrid
Tren menuju pusat data hibrid mencerminkan kebutuhan organisasi untuk fleksibilitas dalam pengelolaan data dan aplikasi.
Melalui penggabungan kemampuan cloud computing dengan infrastruktur lokal, pusat data hibrid memperkenalkan orkestrasi yang memudahkan perpindahan data dan aplikasi antara lingkungan lokal dan cloud.
Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan peluang untuk peningkatan keamanan melalui redundansi dan distribusi sumber daya.
Perlindungan Komprehensif
Di era digital yang terus berkembang, perusahaan dihadapkan pada ancaman yang lebih luas dan beragam. Ancaman tersebut tidak hanya muncul dari endpoint tradisional, tetapi juga dari perangkat mobile, IoT, dan infrastruktur untuk kerja jarak jauh.
Oleh karena itu, strategi keamanan harus komprehensif, melindungi semua aspek infrastruktur TI dari serangan.
Peningkatan kompleksitas dalam mengawasi sistem ini menuntut solusi yang dapat menyediakan pemantauan yang luas dan responsif, meminimalisir celah yang mungkin dimanfaatkan oleh penyerang.
Baca Juga : D2C : Strategi Model Bisnis Jitu Direct to Customer