Lean startup : 10+ Isi, Kesimpulan, penjelasan dan metode yang mudah dipahami
Saat ini start up adalah bisnis yang sedang ngetrend, siapa yang tidak kenal dengan nama-nama startup ini, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, Shopee. Lalu apakah itu Lean Start up? Apakah ada hubunganya dengan startup ataukah cara pandang tentang startup? Simak penjelasanya berikut ini.
Lean Startup adalah?
Lean Startup adalah sebuah proses berfikir perusahaan rintisan yang berfokus pada percepatan penciptaan prototype supaya bisa segera diaplikasikan untuk uji coba pada user untuk mendapatkan feedback langsung.
Feedback inilah yang nantinya diberikan oleh user untuk mengubah setiap aspek yang masih kurang dari prototipe tersebut. Sehingga percepatan membuatan produk bisa dikebut dengan sangat cepat, dan siap untuk disebar luaskan.
Metode ini dicetuskan oleh Eric Ries untuk skala bisnis baru, Eric Ries yang lulus dari Yale University pebulis buku “The Lean Startup” buku ini laris dipasaran Amerika, bahkan menjadi best seller, serta jadi panduan bagi orang-orang yang hendak membangun start up.
Buku “The Lean Startup” dipublikasikan pada September 2011. Sejak itu banyak sekali perusahaan yang terbantu karena mempraktikan isi dari buku ini.
Baca juga : 7 Rahasia Strategi kontent marketing
FYI, “The Lean Startup” saat ini telah diajarkan di lebih dari 25 universitas di Dunia. Tak hanya itu saja, isi dari buku ini sekarang sudah diajarkan melalui kursus online di Udacity.com.
Namun masalahnya, saat ini banyak orang berpikir jika kata “Lean” akan menghabiskan banyak uang. Namun hal ini merupakan pemikiran yang kurang tepat. Dalam case ini setiap feedback pelanggan dipakai untuk menjadikan produk lebih baik dan lebih mutakhir.
metodologi “The Lean Startup” ini adalah proses yang dibuat dengan cepat untuk membangun prototype agar dapat menguji pemikiran user atau pelanggan dengan hasil yang nyata.
Apa saja alur kerja The Lean Startup ?
Dalam pengaplikasian “The Lean Startup” ada sebuah rumusan detail dan alur algoritma yang disebut Validate Learning.
Validate Learning ini mempertemukan 3 hal yaitu membangunn, pelajari, dan ukur, konsep ini bergabung di dalam suatu proses perulangan yang disebut lean cycle.
Baca juga : tips perencanan pemasaran untuk meningkatkan skala bisnis
Prinsip Dasar Lean Startup
Prinsip dasar dari metode Lean Startup adalah melakukan pendekatan ilmiah terhadap pembuatan prototipe yang bertujuan untuk menyampaikan produk prototipe lebih cepat di dapatkan oleh customer tanpa usaha yang besar.
Dasar dari metode ini menjelaskan bahwa apakah prototie yang sudah beredar di tangan customer butuh di produksi masal, atau adakah revisi untuk memperbaiki prototype ini,menurut hasil dari umpan balik dari customer.
Dengan metodologi ini akan sangat menguntungkan bisnis dan startup tanpa harus membuang sumberdaya tenaga, materi dan waktu.
Jika dijadikan poin-poin penting, berikut ini Prinsip dasar lean start up.
- “Entrepeneurs are everywhere”
Bila diamati, saat ini jamanya wirausahawan ada di mana-mana. Maka bagi orang yang ingin membuat start up maka harus open mind atau belajar tentang metode yang lebih fleksibel yang diajarkan dalam buku lean start up.
Jika ingin tetap exsis dalam dunia wirausaha maka perlu mengamati perkembangan pasar saat ini dan mengembangkan metode startup, sehingga usaha yang dibangun bisa flexibel dan bertahan puluhan tahun.
- “Entrepeneurship is management”
Startup merupakan sebuah bisnis dan corporation, tak hanya sekedar menjual produk. Meskipun awalnya startup membuat sebuah produk, akan tetapi startup berbeda dengan sebuah produk. Jadi untuk membuat startup itu sendiri perlu membutuhkan ilmu manajemen, manajemen tentang pemasaran, produksi, keungan dan masih banyak lagi.
- “Validated Learning”
Tujuan utama dari Startup adalah menghasilkan uang, dengan cara melayani customer menjual produk ke customer ataupun saling bekerjasama dengan custome. Lean Startup mengajarkan untuk membangun sebuah bisnis yang bisa bertahan lama dan menghasilkan profit.
Proses ini bisa dijelaskan dan dipelajari secara keilmuan, dengan melakukan eksperimen trial dan error untuk diukur setiap elemennya. Setiap prosesnya harus berdasarkan visi dan misi perusahaan.
- “Innovation Accounting”
Untuk mendapatkan hasil dan profit untuk perusahaan, disini perlu fokus pada hal-hal berikut: Bagaimana proses saat ini diukur dengan baik, Bagaimana strategi kedepannya, bagaimana manajemen tugas yang prioritas.
Jadi intinya, Hasil didapatkan melalui sebuah proses panjang dan terukur, tidak hanya melihat hasil akhir angka pada pembukuan, Anda perlu melihat progress yang dilalui, dan kendala setiap proses.
- “Build-Measure-Learn”
Inti dari sebuah startup adalah bagaimana caranya mengubah ide menjadi sebuah produk akhir, melalui proses pengukuran bagaimana feedback atau tanggapan customer, dan selanjutnya belajar cara pindah haluan jika produk tidak bisa diterima customer, atau melanjutkan prototipe sampai akhir jika produk sudah bisa diterima dengan baik oleh customer.
Jika dijelaskan dengan bahasa awam, Lean startup bisa berarti:
- Perusahaan Rintisan dengan produk baru dan layanan baru
Semua orang tentu paham, jika perusahaan rintisan mempunyai kondisi yang tidak menentu tentang pasar/market tentang produk atau solusi yang mereka tawarkan, untuk itu dibuatlah prototipe dari produk atau layanan dan langsung disebar kepada customer yang bertujuan untuk mempelajari feedback dari customer untuk pengembangan produk nantinya.
Perusahaan rintisan tentu saja memiliki ketidakpastian dalam hal pendanaan. Maka dari itu, pengaplikasian lean startup bertujuan untuk mengurangi pembiayaan yang sia-sia karena gagalnya sebuah produk di pasaran.
2. Divisi Baru di sebuah perusahaan yang ingin menciptakan inovasi produk baru.
Setiap perusahaan membutuh sebuah divisi baru yang mempelajari ketidakpastian berkenaan penerimaan market terhadap produk yang akan dibuat. Devisi baru ini membuat culture teamwork yang belum terbangun untuk membuat arah dalam pengembangan produk, pendanaan dan relasi.
3. Divisi yang sudah ada dalam perusahaan yang ingin membangun inovasi produk baru.
Dan untuk devisi ini, jelas sudah banyak berpengalaman dalam mengembangkan produk, sebab sudah memiliki relasi bisnis yang baik, serta culture teamwork yang lebih establish.
Pada kondisi ketidakpastian itu, kini diukur dan dicari tahu apakah solusi yang di dapat saat ini cukup untuk untuk kebutuhan market atau tidak.
Penjelasan lebih dalam tentang Lean Start up
Yang dibutuhkan dalam metode lean start up adalah “kecepatan” dalam menyelesaikan sebuah produk matang. untuk menyempurnakan setiap prototipe, maka membutuhkan asumsi dari “customer feedback”.
Hasil dari customer inilah nantinya yang akan menjadi penentu sebuah fitur yang akan direalisasikan ata tidak. Sedangkan “iterasi” inilah yang menjadi hasil final dari solusi yang menjawab dari permintaan pasar.
Dari tiga kombinasi ini akan menghasilkan effisiensi sehingga bisa mengurangi kesia-sian atas pemakaian sumberdaya (waktu – tenaga – uang) dengan cara melakukan tindakan yang diperlukan saja.
Dari cara ini nantinya akan menghasilkan produk/solusi yang lebih cepat dan bisa lebih diterima oleh market, karena fitur-fiturnya berasal dari realisasi dari market feedback itu sendiri.
Dalam menjalankan metode “lean startup” perlu melaksanakan tahap-tahap sebagai berikut :
- Market Validation
Market Validation merupakan tahapan untuk memastikan jika asumsi masalah yang sedang dipelajari memang benar-benar masalah yang dialami pasar saat ini, dan sudah terjadi pada banyak orang. Tahap ini juga biasa disebut sebagai tahap “Market Development”.
Pada tahap ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalankan metodenya yaitu : Pengumpulan data valid, survey ke pengguna, penggunaan landing page (website) sudah dibutuhkan.
- Product Validation
Validasi produk adalah tahapan dimana konsep solusi berupa prototype bisa dipastikan menjawab masalah dari kebutuhan pasar yang paling efektif dan bisa menjawab masalah valid pada tahap pertama. Masalah-masalah tadi bisa diselesaikan dengan produk yang masih berupa prototipe.
Tahapan ini juga disebut sebagai tahap-tahap “Penciptaan MVP (Minimum Viable Product)”.
Pada tahap ini hasil jadi prototype sudah dibutuhkan.
- Business Validation
Business Validation berfungsi untuk memastikan jika proses penyelesaian masalah dengan solusi prototipe ini memiliki nilai untuk bisnis, Proses ini bisa juga untuk membangun model bisnis yang paling pas untuk mencari masalah dan solusi yang sudah betul pada tahap-1 & tahap-2.
Pada tahap ini model bisnis yang paling bagus adalah model bisnis yang memiliki kriteria : bertahan lama & berkembang atau terus tumbuh.
Bertahan lama yang berarti Sustainable (selamanya jika mungkin) dan tumbuh secara eksponensial, dimana harapannya pendapatan bisnis juga bertambah secara eksponensial dan pengeluaran bisnis dapat ditekan agar tumbuh secara linier.
Pada tahap-tahap pertama dan tahap ke tiga, proses eksekusi bisa dilakukan oleh tim RnD atau riset dan pengembangan serta devisi marketing.
Sedangkan tahap ke dua bisa di eksekusi oleh tim developer produk. Dalam menjalankan ketiga metode ini biasanya diperlukan agile development yang digabung dari 3 aspek management yaitu : business, design & developer.
pengimplementasian dari metode “The lean startup” ini bisa memberikan beberapa manfaat kepada startup yang baru saja dibangun, apa saja manfaatnya simak penjelasanya sebagai berikut:
- Menurunkan resiko kegagalan produk
Sebuah startup baru akan sangat terpukul jika produk mereka gagal dipasarkan atau paroduk mereka tidak bisa diterima oleh pasar. Oleh sebab itu metode Lean start up ini bisa menurunkan resiko kegagalan produk saat pertama kali launch di market.
Yaitu dengan cara menghindari investasi besar pada awal pembuatan produk, padahal belum tentu jika produknya sudah jadi maka produk tersebut bisa diterima oleh market saat ini. Atau malahan produk yang susah susah dibangun tersebut malah tidak laku dipasaran. Untuk itu metode ini sangat penting bagi orang-orang yang baru saja membangun start up.
- Kecepatan dalam perbandingan pasar
Feedback yang cepat, menghasilkan produk akhir yang cepat, yang berujung pada pembangunan bisnis yang cepat.
(Rapid build –> measure –> learn cicles)
Dari mula-mula prototipe di sebarluaskan ke pasar, menghasilkan feedback yang ter-ukur, sehingga penyempurnaan produk bisa lebih pas dengan kebutuhan pasar, yang berujung pada penerimaan pasar atau penjualan yang banyak.
Danpak dari semua ini adalah bisnis yang berkembang dengan cepat dan pesat (investasi dari investor).
- Investasi di ilmu, tidak selalu investasi di aset nyata
Banyak bisnis startup yang salah kaprah, dimana mementingkan investasi pada aset nyata seperti barang produksi, karyawan yang banyak namun melupakan investasi ilmu.
Sehingga dalam posesnya terhambat oleh teknologi yang semakin maju, yang berdampak pada produktivitas.
Baca juga : hosting untuk bisnis terbaik dan termurah
Kesimpulan
Jika dirangkum maka buku Lean Startup Methodology merupakan sebuah kerangka kerja yang berfungsi menemukan dan mengidentifikasi kebutuhan pasar untuk produk Anda, dengan cara membuat fitur produk yang tepat yang menyelesaikan permasalahan pelanggan dari feedback yang dihasilkan oleh prototipe, serta menguji metode yang benar untuk memperoleh pelanggan, dan memakai sumber daya yang tepat untuk memperbesar bisnis.
Berdasarkan gambar diatas setiap ide akan dipakai sebagai prototipe awal, kemudian akan di launching kepada pelanggan serta nantinya akan diukur tentang bagaimana kebutuhan dan kepuasan pelanggan, hasil dari data ini akan dipakai untuk dipelajari dan akan menghasilkan ide selanjutnya untuk diaplikasikan ke dalam sebuah sistem. cycle ini akan terus kembali berputar sampai mendapatkan kepuasan pelanggan.
Dengan mengatur keseimbangan ide dan kepuasan pelanggan, karena saat ini tingkat kepuasan pelanggan adalah nomor 1, para praktisi startup tentu saja berharap dengan adanya konsep ini maka tingkat kepuasan pelanggan akan mendatangkan ide berikutnya didalam pembuatan startup dan akan menyelesaikan suatu masalah lainya.