Ketahui Lebih Dalam Fungsi dan Bagaimana Cara Kerja Load Balancer
Load Balancing memang istilah yang jarang kita dengar.
Hal ini karena biasanya istilah Load Balancing digunakan oleh kalangan yang bekerja di lingkungan per-website-an dan per-server-an.
Seperti developer, programmer, hingga system administrator.
Jadi tidak salah jika kamu belum pernah mendengar istilah ini.
Load Balancing merupakan proses pengelolaan distribusi traffic atau lalu lintas website atau server.
Mulai dikenal pada tahun 1990-an sebagai hardware yang berfungsi untuk mengatur distribusi lalu lintas pada seluruh jaringan.
Peraturan pendistribusian lalu lintas ini dilakukan dengan tujuan peningkatan aksesibilitas website atau aplikasi yang berjalan di server.
Seiring berjalannya waktu, Load Balancing tidak hanya digunakan sebagai proses distribusi namun juga dapat memberikan keamanan lebih saat lalu lintas pada keadaan yang sibuk.
Yuk, ketahui lebih dalam tentang Load Balancing mulai dari pengertian, fungsi, cara kerja, variasi tipe, hingga kelebihan bagi website.
Apa itu Load Balancing dan Fungsinya
Seperti yang kita tahu bahwa sebuah website dapat diakses oleh banyak orang hingga jutaan dalam waktu yang bersamaan.
Saat jutaan orang mengakses sebuah website dalam waktu yang bersamaan, secara otomatis server akan menerima permintaan secara serentak dari seluruh pengakses.
Padahal permintaan yang diberikan oleh setiap pengakses bisa berbeda- beda bentuknya, misalnya ada yang meminta gambar dan video atau melakukan transaksi yang lainnya.
Karena terlalu banyaknya permintaan yang diberikan oleh pengunjung website, akan mengakibatkan kerja server yang diforsir terus menerus dan bisa terjadi kondisi downtime.
Kondisi downtime adalah kondisi dimana server tidak bisa bekerja kembali atau terjadi kegagalan dalam proses pemenuhan permintaan klien server.
Saat server dalam kondisi downtime, website secara mendadak tidak bisa diakses oleh pengunjung website.
Nah, itulah mengapa server membutuhkan load balancing untuk mengatur distribusi lalu lintas pada website.
Load Balancing adalah sebuah proses distribusi beban kerja atau lalu lintas dalam suatu jaringan komputer dan internet.
Load Balancing dapat digunakan untuk mengurangi beban kerja server sehingga membuat server dapat bekerja lebih efektif dan efisien, mempercepat performance website, dan mengurangi latensi pada website.
Sehingga load balancing ini sangat dibutuhkan bagi website yang traffic pengunjungnya yang padat.
Selain digunakan sebagai pengatur distribusi traffic, load balancing juga dapat mendeteksi kegagalan server, menyediakan backup karena disaster recovery (pemulihan bencana), dan memantau konten- konten website yang berbahaya.
Cara Kerja Load Balancing
Bayangkan dalam satu halaman fitur checkout pada website e-commerce terdapat 10 pengunjung yang ingin melakukan checkout.
Proses checkout tiap pengunjung berbeda- beda dan membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya hingga proses pembayaran.
Disisi lain pengunjung lainnya harus mengakses halaman checkout yang sama.
Akan terjadi tumpukan antrian bukan? Nah untuk mencegah antrian tersebut, website e-commerce harus berusaha bagaimana caranya untuk mengurangi atau meminimalisir antrian.
Apabila website e-commerce membuka 10 jalur checkout pasti akan lebih efektif dan efisien.
Hal ini karena waktu pelanggan akan 10 kali lebih cepat.
Begitulah mudahnya cara kerja load balancing.
Load balancing pada dasarnya akan menyelesaikan masalah yang sama dengan cara membagi permintaan yang diberikan pengunjung ke beberapa server yang aktif.
Sehingga proses permintaan dapat dilakukan dengan cepat dan bersamaan.
“Bagaimana cara kerja Load Balancing pada website?”
Proses load balancing dilakukan oleh suatu alat atau aplikasi yang disebut Load Balancer.
Alat ini dapat berjalan di server, virtual machine, atau di cloud.
Proses pertama, klien server akan memberikan request kepada server.
Lalu alat ini yang akan menentukan server mana yang akan menerima dan memproses permintaan dari setiap pengunjung yang melakukan request.
Dalam menentukannya,alat ini menggunakan metode atau disebut juga dengan algoritma yang berbeda- beda.
Tidak hanya berhenti di proses penentuan, load balancer juga akan mengelola dan memantau proses penyeimbangan sampai permintaan didapatkan oleh klien server.
Baca Juga : 10 Tips Ampuh Meningkatkan Keamanan Server VPS – DomaiNesia
Variasi Tipe Load Balancing
Sekarang kamu sudah terbayang bukan apa itu load balancing dan bagaimana cara kerjanya?
Load Balancing adalah prosesnya, sedangkan Load Balancer adalah alatnya.
Yuk, selanjutnya kamu harus tahu apa saja variasi tipe dari load balancing sendiri.
Untuk tipe load balancing terdapat 2 tipe, yaitu tipe berdasarkan fungsinya dan berdasarkan konfigurasinya.
Pada bagian ini akan dijelaskan jenis- jenis tiap masing- masing tipe.
Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, tipe load balancing dibagi menjadi 3 jenis yaitu Network Load Balancer (Layer 4 Load Balancer), Application Load Balancer (Layer 7 Load Balancer), dan Global Server Load Balancer (Multi-site Load Balancer.
Network Load Balancer (Layer 4 Load Balancer)
Network Load Balancer atau disebut Layer 4 Load Balancer ini merupakan salah satu jenis tipe Load Balancing berdasarkan fungsinya.
Network Load Balancer bertugas pada proses penyeimbangan distribusi lalu lintas pada level 4 pada layer OSI yaitu Layer Transport.
Khusus tipe ini tidak mempertimbangkan parameter apapun pada Layer Aplikasi.
Network Load Balancer ini hanya menyeimbangkan permintaan data pada sisi Network dan protokol lapisan transport seperti alamat IP dan port TCP, serta mengarahkan lalu lintas berdasarkan Network saja.
Application Load Balancer (Layer 7 Load Balancer)
Application Load Balancer atau disebut Layer 7 Load Balancer ini merupakan janis lainnya dari tipe Load Balancing berdasarkan fungsinya.
Kalau Network Load Balancer bekerja pada layer Transport OSI layer, Application Load Balancer bekerja pada layer Application atau layer ketujuh pada OSI layer.
Application Load Balancer akan menyeimbangkan distribusi beban kerja atau permintaan yang ada pada layer 7.
Karena bekerja pada lapisan aplikasi, Application Load Balancer akan mempertimbangkan parameter- parameter yang ada di lapisan aplikasi seperti header HTTP, SSL, HTMdan lainnya sebelum melakukan proses pnyeimbangan.
Global Server Load Balancer (Multi-site Load Balancer)
Global Server Load Balancer merupakan perkembangan dari Network Load Balancer dan Application Load Balancer.
Sehingga tidak hanya bekerja pada layer Transport atau layer Aplikasi sja.
Namun, sudah bekerja menyeimbangkan beban kerja secara global.
Itu artinya bahwa Global Server Load Balancer ini bekerja berdasarkan DNS dan bertindak sebagai proxy DNS secara real time.
Sehingga proses distribusi beban dapat dilakukan secara efisien tanpa harus menurunkan pengalaman pengguna.
Tidak hanya sebagai penyeimbang beban kerja, Global Server Load Balancer juga berperan untuk membantu proses backup di setiap server saat terjadi bencana yang secara tiba- tiba.
Berdasarkan Konfigurasinya
Sedangkan berdasarkan konfigurasinya terdapat 3 jenis tipe meliputi Hardware Load Balancer, Software Load Balancer, dan Virtual Load Balancer.
Hardware Load Balancer
Hardware Load Balancer adalah jenis alat load balancing berbentuk perangkat keras yang dapat melakukan penyeimbangan beban kerja.
Dengan melakukan beberapa setting dan konfigurasi, maka Hardware Load Balancer dapat bekerja sebagaimana tugas pokoknya yaitu mendistribusikan traffic.
Alat load balancing ini berupa perangkat keras yang harus disandingkan disebelah server utama.
Load balancer berbentuk hardware ini mampu menangani volume lalu lintas yang cukup besar.
Walaupun begitu tetap saja, alat load balancing jenis ini membutuhkan biaya yang besar dan perawatan hardware secara rutin.
Software Load Balancer
Karena load balancer berbasis hardware cukup tinggi biayanya, maka seiring berkembangnya teknologi tersedia load balancer yang berupa software atau perangkat lunak.
Load balancer berbasis perangkat lunak dirasa lebih fleksibel.
Cukup melakukan instalasi di server, maka proses load balancing dapat dilakukan dengan cepat.
Walaupun mudah, pastinya Software Load Balancer terdapat yang gratis (open- source) dan berbayar.
Selain itu, melalui alat load balancing jenis ini melakukan proses penyeimbangan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Jadi ketika server menerima permintaan yang cukup besar, kamu bisa melakukan konfigurasi balancing pada Software Load Balancer.
Alat load balancing ini juga lebih hemat karena tidak perlu membeli alatnya secara fisik.
Namun kekurangannya adalah kemungkinan terjadi proses delay saat melakukan konfigurasi.
Virtual Load Balancer
Virtual Load Balancer berbeda dengan hardware dan software load balancer sebelumnya.
Alat load balancing ini merupakan kombinasi dari keduanya yang bekerja di mesin virtual.
Secara virtual, alat load balancing jenis ini menggunakan infrastruktur software load balancer.
Jadi di dalam mesin virtual terdapat hardware load balancer yang telah diinstall perangkat lunak.
Alat load balancing jenis ini memiliki beberapa tantangan yang harus segara dipikirkan sebelum menggunakan Virtual Load Balancer.
Misalnya seperti memikirkan manajemen terpusat antara hardware, mesin virtual dan software.
Metode Untuk Melakukan Load Balancing
Dalam melakukan Load Balancing, terdapat banyak metode atau algoritma yang dapat digunakan.
Sebenarnya ada banyak metode Load Balancing bisa kamu ketahui, berikut ini beberapa algoritma yang bisa kamu gunakan pada proses load balancing.
Round Robin Algorithm
Round Robin Algorithm adalah salah satu metode load balancing yang banyak digunakan untuk proses distribusi traffic pada server.
Permintaan yang diberikan oleh klien akan didistribusikan ke semua grup server secara berurutan.
Misalnya permintaan pertama diarahkan ke server pertama, permintaan berikutnya akan diarahkan ke server kedua, begitu seterusnya hingga mencapai jumlah server yang ada.
Metode ini memastikan setiap server menangani jumlah permintaan dan beban kerja yang sama.
Oleh karena itulah metode Round Robin tidak memperhitungkan kapasitas beban kerja dan spesifikasi dari server.
Weighted Round Robin Algorithm
Weighted Round Robin Algorithm merupakan perkembangan dari algoritma Round Robin.
Dengan algoritma ini, load balancer dapat menyeimbangkan beban kerja dengan menyesuaikan spesifikasi server.
Selain itu algoritma ini juga digunakan untuk menjadwalkan aliran dan proses data dalam suatu jaringan.
Least Connections Algorithm
Algoritma Least Connections adalah metode pendistribusian traffic dimana traffic diarahkan ke server yang memiliki beban kerja atau lalu lintas yang paling sedikit.
Misalnya terdapat satu request klien dan 4 server yang bekerja.
Diantara keempat server tersebut, server kedua memiliki beban kerja dan lalu lintas yang paling sedikit.
Sehingga load balancer akan mengarahkan request klien ke server nomor 2.
Saat menggunakan metode seperti ini tentunya dapat membantu kinerja server menjadi lebih optimal, hal ini karena proses mengarahkan traffic benar- benar disesuaikan dengan kondisi server.
Least Response Time Algorithm
Least Response Time Algorithm merupakan kombinasi dengan Least Connection Algorithm.
Dengan metode ini, load balancer akan mengarahkan ke server dengan jumlah koneksi (lalu lintas) yang paling sedikit dan memiliki waktu respons yang sedikit pula.
Sehingga pengunjung dapat mengakses suatu website dengan cepat tanpa harus menunggu munculnya website yang terlalu lama.
Least Bandwidth Algorithm
Prinsipnya hampir sama seperti dua metode sebelumnya yaitu Least Connections dan Least Response Time, yaitu sama- sama bekerja dengan prinsip “Least” atau “Paling Sedikit”.
Yang membedakan dengan kedua algoritma sebelumnya adalah Least Bandwidth Algorithm akan melakukan distribusi traffic dengan mengarahkan traffic ke server yang memiliki lalu lintas dengan ukuran Mbps paling sedikit.
IP Hash Algorithm
Metode selanjutnya adalah IP Hash Algorithm. Metode ini akan melakukan balancing dengan memberikan alamat IP klien ke server.
Nantinya, alamat IP klien inilah yang akan menentukan server mana yang akan mendapatkan request dari klien.
Resource-Based (Adaptive) Algorithm
Pada algoritma ini, menggunakan perantara program atau semacam perangkat lunak yang diinstall ke server.
Perangkat lunak tersebut dapat menilai kondisi yang terjadi pada server dan ketersediaan sumber daya server.
Setelah mengetahui bagaimana kondisi server, maka barulah perangkat tersebut akan mengarahkan lalu lintas mana yang paling sesuai dengan kondisi server kepada load balancer
Source IP Hash
Seperti yang disebutkan dalam namaya, algoritma ini masih berhubungan dengan alamat IP.
Metode ini akan melakukan kombinasi atau kolaborasi alamat IP klien dan server untuk menghasilkan kunci hash yang unik.
Kunci hash yang unik tersebut kemudian akan mengarahkan lalu lintas ke server tertentu.
Baca Juga: Load Balancing : Pengatur Lalu Lintas Data Server – DomaiNesia
Keuntungan Load Balancing Bagi Website
Kamu sudah mengetahui pengertian Load Balancing hingga metode yang digunakan load balancer untuk menyeimbangkan distribusi traffic.
Eitss! Masih ada satu hal lagi yang perlu kamu tahu, yaitu keuntungan proses load balancing bagi website.
Berikut ini adalah keuntungan bagi website apa bisa menggunakan proses load balancing, antara lain :
Distribusi Traffic Lebih Fleksibel
Pada setiap alat load balancing , pasti memiliki kemampuan sebagai penyeimbang distribusi lalu lintas server.
Alat load balancing dapat bekerja dengan cara mengurangi beban pada server dan memastikan request dan respon yang lancar, serta memberikan pengalaman yang baik kepada klien.
Selain itu, alat load balancing juga dapat menambah dan menghapus server sesuai permintaan.
Hal ini memungkinkan untuk melakukan pemeliharaan server tanpa menyebabkan gangguan bagi pengguna.
Karena selama pemeliharaan, lalu lintas dapat dialihkan ke server yang lain.
Meningkatkan Performa Website
Dengan meningkatnya pengguna internet khususnya pengguna aplikasi dan website, terjadinya peningkatkan pula pada lalu lintas server.
Ketika lalu lintas server sangat padat dan membludak, jika tidak dikelola dengan benar akan menghambat kinerja server.
Misalnya dalam sehari terdapat jutaan pengunjung website.
Setiap pengunjung pasti melakukan request terhadap server yang berbeda- beda.
Saat semua request pengunjung tidak dikelola dengan baik oleh server maka akan menimbulkan waktu loading website lama bahkan bisa membuat proses transaksi terhenti secara tiba- tiba.
Nah, untuk itulah load balancing ini sangat dibutuhkan agar semua request yang diberikan ke server dapat bekerja dengan baik dan optimal.
Dengan begitu, website tersebut memiliki performa yang baik di mata pengunjung.
Meminimalisir Kondisi Downtime
Traffic yang besar akan memungkinkan server pada kondisi downtime.
Apalagi jika tidak ada balancing yang terhubung ke server.
Kemungkinan server downtime lebih besar.
Berbeda jika server sudah terhubung dengan alat load balancing .
Alat load balancing akan bekerja untuk menyeimbangkan distribusi traffic sesuai dengan algoritma yang diterapkan.
Tidak hanya itu, saat proses mendistribusikan lalu lintas ke beberapa server load balancer akan menyediakan backup atau redudansi.
Apabila sewaktu- waktu terdapat kegagalan di salah satu server maka secara otomatis alat load balancing dapat melakukan penyeimbanganan ulang ke server lain yang masih berfungsi untuk meminimalkan dampak kepada pengunjung atau pengguna.
Meminimalisir Kegagalan
Sebagian besar load balancing memiliki kemampuan yang canggih dalam proses distribusi lalu lintas.
Tidak hanya itu, ada beberapa alat load balancing yang dapat melakukan pemantauan dan deteksi semua lalu lintas yang masuk.
Itu artinya dengan adanya proses penyeimbangan lalu lintas, permintaan klien dapat bekerja secara optimal dan meminimalisir kegagalan.
Traffic Website Membludak? Segera Lakukan Load Balancing Pada Website!
Jadi bagaimana? Sudah paham bukan apa itu Load Balancing hingga keuntungan load balancing bagi website?
Traffic yang membludak memang baik bagi suatu bisnis. Itu artinya bisnis kamu dikenal oleh banyak orang.
Namun, jangan sampai kamu membiarkan traffic website yang membludak.
Traffic website yang membludak, apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beberapa kerugian.
Mulai dari website tidak dapat diakses secara tiba- tiba hingga merugikan bisnis yang kamu rintis.
Nah, jika traffic pada website bisnismu membludak, sudah saatnya kamu menerapkan load balancing pada server.
Alat load balancing akan membantu kamu dalam mengelola distribusi traffic website sesuai metode yang digunakan.
Segera hubungkan load balancing dengan server websitemu ya DomaiNesians!
Baca Juga : Tingkatkan Kecepatan Websitemu dengan PageSpeed
Terima kasih informasi nya min ?