Mengamati Startup Melalui Seri Pendanaan
Mengamati startup melalui berbagai sudut pandang akan membantu memahami pertumbuhannya secara menyeluruh. Melihat dari sudut pandang pendanaan akan langsung mengantar kepada inti dari pertumbuhan startup itu sendiri. Setiap bisnis atau usaha pasti memerlukan sumber dana untuk menjalankan bisnis dan mengembangkan produknya. Di dunia startup, venture capital bukan lagi istilah asing. Bala bantuan berupa dukungan finansial yang mampu membuat nilai valuasi sebuah startup meroket. Umumnya, semakin besar startup tersebut, semakin besar pula bantuan dana yang diterima. Oleh karena itu, untuk memahami pertumbuhan secara umum sebuah startup, dimulai dengan mengamati startup melalui seri pendanaan.
Mengamati Startup Melalui Pendanaan di Tahun 2018
Sepanjang tahun 2018, seed funding menjadi yang paling banyak dikeluarkan investor. Fasilitas seperti akselerator dan inkubator juga menjadi faktor utama banyaknya startup yang muncul di tanah air. Menurut DailySocial, ada 20 transaksi pendanaan dengan total pengeluaran 4,1 triliun Rupiah. Dana tersebut lebih banyak diinvestasikan untuk startup dibidang e-Commerce dan FinTech. Perkembangan yang cukup signifikan di tahun 2018 diraih oleh Warung Pintar, dengan mendapat dua pendanaan dalam setahun.
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek menaikan nilai valuasinya hingga 9 miliar Dollar atau setara dengan 137 triliun Rupiah. Pasalnya Google, JD.com, dan Tencent sudah berkomitmen untuk menggandakan investasi mereka. Pendanaan tersebut ikut mengantar Gojek berekspansi ke berbagai wilayah Asia Tenggara.
Softbank dan Alibaba menjadi pemegang saham mayoritas PT Tokopedia. Akhir tahun lalu, Tokopedia menerima pendanaan sebanyak 1,1 miliar Dollar atau setara dengan 16 triliun Rupiah. Jumlah pendanaan tersebut membuat nilai valuasi PT Tokopedia menjadi 7 miliar Dollar atau 102 triliun Rupiah.
Unicorn lain yakni Traveloka, berhasil mengumpulkan pendanaan hingga 400 juta Dollar atau 6 triliun Rupiah. Pendanaan tersebut akan menunjang pendanaan sebelumnya senilai 2 miliar Dollar atau 28 triliun Rupiah. Sementara Bukalapak tidak memberitakan terkait pendanaan di tahun 2018. Nilai valuasi Bukalapak tahun lalu mencapai 1 miliar Dollar dengan kepemilikan saham mayoritas oleh investor lokal. Mengamati startup melalui jumlah dana yang mereka terima akan menjelaskan perkembangan nyata yang dialami.
Baca juga: Strategi Pemasaran Digital: Growth Hacking
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Valuasi Startup
Nilai valuasi akan membantu investor menentukan seberapa besar investasi yang akan diberikan. Semakin besar nilai valuasi sebuah startup, akan semakin besar pula nilai investasi yang diberikan. Menentukan nilai valuasi pun tidak semudah menentukan besaran angka. Nilai valuasi juga bisa dimanfaatkan untuk mengamati startup melalui sudut pandang para investor. Berikut adalah faktor-faktor yang menentukan nilai valuasi sebuah startup:
- Traksi
Traksi bukan hanya sekedar pendapatan, keuntungan, atau meningkatnya jumlah pengguna. Traksi merupakan alasan sebuah startup akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Traksi yang paling mudah terlihat memang jumlah pengguna, namun yang bisa menjadi acuan sebetulnya tidak hanya itu. Pageview dan jumlah transaksi juga bisa dijadikan acuan tergantung jenis bisnis. - Reputasi Tim
Reputasi tim bisa menjadi acuan nilai valuasi? Yes, sumber daya manusia adalah hal penting. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, pemerintah sudah menentukan prioritas untuk membangun SDM demi perkembangan dunia startup kedepannya. Reputasi tim juga menjadi acuan bagi investor untuk menilai seberapa besar investasi yang akan ditanam. Investor perlu tahu siapa yang menjalankan bisnisnya, seperti apa budaya yang dianut, apakah pengelola bisnis bisa mengembangkan produk atau tidak, dan lain-lain. - Revenue
Pendapatan juga merupakan acuan untuk menentukan nilai valuasi, meskipun bukan yang utama. Untuk startup tahap awal, disarankan untuk lebih menitikberatkan pada jumlah pengguna. Tujuan yang lebih penting adalah berkembang dengan cepat. Jika hanya mengutamakan revenue, tidak akan ada bedanya dengan bisnis tradisional pada umumnya. - Kondisi Sektor
Investor tidak datang hanya dari dalam negeri saja. 4 unicorn Indonesia justru mendapat banyak suntikan dana dari investor luar seperti Alibaba. Investor memang seringkali mencari bibit startup di negara-negara berkembang di Asia Tenggara. Kondisi yang biasanya dijadikan acuan adalah jumlah penduduk, pengguna internet, atau pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Gunakan .SITE atau .SPACE Untuk Membangun Website Startup, Sekarang!
Investor-investor yang Aktif di Indonesia
Peran investor tentu penting bagi pertumbuhan bisnis startup. Tanpa investor, startup belum tentu bisa berhasil hingga menjadi unicorn. Bagaimanapun, investor merupakan pihak yang mengambil resiko dengan mempercayai startup di tahap awal. Investor bisa membantu dalam memecahkan masalah dan tidak melulu soal bantuan finansial. Mereka bisa berperan sebagai inkubator atau akselerator yang juga membagikan pengalaman, jaringan, bahkan sumber daya. Mengamati startup melalui pendanaan, kita menyadari bahwa Indonesia tidak kekurangan investor. Kitalah yang harus aktif mengembangkan ide-ide yang bisa diubah menjadi sesuatu yang menguntungkan. Untuk para pendiri startup, tidak perlu khawatir, karena sudah banyak investor yang melirik Indonesia sebagai tujuan investasi mereka. Siapa saja? Berikut 5 investor yang aktif di Indonesia.
-
East Ventures
Investor ini fokus pada startup di industri e-Commerce, fintech, dah marketplace, dengan produk untuk konsumen berbasis web dan mobile. East Ventures khusus memberikan modal awal. Perusahaan ini berada di Tokyo, Singapura, dan Jakarta. Mereka memberikan bantuan berupa pinjaman/bridge seri A. Dana yang didapat sekitar 3.9 miliar Rupiah hingga 52 miliar Rupiah.
-
Golden Gate Ventures
Perusahaan investor ini menyukai kinerja tim yang solid. Golden Gate Ventures fokus pada startup yang memproduksi barang dan jasa di Asia Tenggara. Negara yang sering dikunjungi adalah Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Acuan yang penting bagi mereka adalah jangkauan distribusi yang luas. Golden Gate Ventures juga merupakan pendana tahap awal, seri A dengan kisaran 4.5 miliar Rupiah hingga 78 miliar Rupiah.
-
500 Startups
Investor ini tidak jauh berbeda dengan East Ventures, yang merupakan pemberi dana tahap awal seri A. mereka meyakini bahwa kesuksesan startup berasal dari rancangan yang baik, fokus pada metrik konsumen, dan distribusi yang baik. 500 Startups berdomisili di Amerika Serikat. Dana yang diberikan sekitar 1.3 miliar Rupiah hingga 156 miliar Rupiah.
-
CyberAgent Ventures
Investor asal Jepang ini menyukai inovasi global masa depan. Mereka berinvestasi di perusahaan yang berkaitan dengan internet, memiliki potensi pasar global, dan memiliki tim entrepreneur yang berpengalaman. CyberAgent merupakan pemberi dana tahap awal, seri A dan seri B. dana yang diberikan sekitar 6.5 miliar Rupiah hingga 10,7 miliar Rupiah. Negara yang sering dikunjungi adalah Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
-
Convergence Ventures
Investor ini memang fokus pada startup teknologi di Indonesia. Mereka akan memberikan modal awal pada entrepreneur yang berpengalaman di bidang manajemen dan bisnis online. Seperti inkubator, Convergence Venture juga memberikan pengalaman, jaringan dan sumber daya untuk membina startup yang berpengaruh di Indonesia maupun Asia Tenggara.
Kesimpulan
Pendanaan untuk startup memiliki jenjang sesuai nilai valuasi perusahaan. Mengamati startup melalui seri pendanaan, Indonesia paling banyak menerima seed funding oleh investor, disusul dengan pendanaan seri A dan B. untuk startup yang masih ada di tahap awal, pendanaan bisa jadi adalah hal yang krusial. Mencari investor adalah solusinya. Investor akan tertarik dengan startup yang memiliki nilai valuasi. Penting untuk founder menentukan nilai valuasi berdasarkan beberapa acuan. Setelah menentukan nilai valuasi, pelajari beberapa venture capital yang aktif di Indonesia, apa yang membuat mereka tertarik berinvestasi di perusahaan startup.