Mengenal Klasifikasi Produk Nasional dan Internasional
Dalam usaha bisnis tentunya kita menghasilkan sebuah produk yang akan dijual sesuai permintaan konsumen.
Banyak rangkaian yang harus dilewati dalam proses produksi produk tersebut.
Tentu saja ada banyak sekali produksi produk yang dihasilkan dari masing-masing perusahaan atau bisnis sesuai dengan kebutuhan konsumen diluar sana.
Dengan adanya banyak produk yang dibutuhkan oleh konsumen inilah lahir yang namanya klasifikasi produk berdasarkan kategori masing-masing.
Add beberapa pengertian produk menurut ahli ekonomi yang bisa membuat kita paham apa itu produk.
Menurut William J. Stanton, salah satu ahli ekonomi, mendefinisikan produk sebagai kumpulan atribut yang baik maupun tidak.
Menurutnya, klasifikasi produk tersebut terdiri dari komponen-komponen seperti harga, kemasan, warna perusahaan dan kualitas.
Selain itu, Stanton juga menambahkan bahwa reputasi penjualan dan pelayanan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari klasifikasi produk.
Tingkat Klasifikasi Produk Nasional dan Internasional
Berbagai macam sistem klasifikasi untuk produk dikembangkan untuk ekonomi tujuan statistik.
Para penandatangan NAFTA mengerjakan sistem klasifikasi produk yang mereka sebut NAPCS sebagai pendamping Industri Amerika Utara Sistem Klasifikasi (NAICS).
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengklasifikasikan produk dengan tujuan pelaporan kegiatan ekonomi internasional.
Sistem peringkat ASPINWALL mengklasifikasikan dan mengevaluasi produk berdasarkan lima variabel, yaitu:
- Tingkat penggantian (Seberapa sering produk dibeli kembali?)
- Gross Margin ( Berapa keuntungan yang diperoleh dari setiap produk?)
- Penyesuaian Tujuan Pembeli (Seberapa fleksibel kebiasaan pembelian pembeli mengenai produk tersebut?)
- Durasi Kepuasan Produk (Berapa lama produk akan menghasilkan manfaat untuk pengguna?
- Durasi perilaku pencarian pembeli (Berapa banyak waktu yang akan dihabiskan konsumen untuk membeli produk?)
Apa itu klasifikasi produk?
Klasifikasi produk membagi produk menjadi empat kategori berdasarkan perilaku pembelian konsumen dan kesamaan dengan produk lain dan merek pesaing.
Tujuan klasifikasi produk ini adalah membantu kamu memfokuskan upaya kamu menggunakan perilaku pembelian konsumen.
Mengklasifikasikan produk ke dalam kategori membantu kamu memutuskan strategi dan metode apa yang akan kamu pakai untuk mempromosikan produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Barang konsumsi adalah barang yang tidak dikonsumsi untuk keperluan bisnis, melainkan untuk keperluan rumah tangga dan perorangan.
Beberapa barang masuk dalam kategori ini yaitu convenience goods, shopping goods, speciality goods, dan unsought goods.
Mari kita simak untuk detail masing-masing kategori ini.
-
Convenience Goods
Convenience goods adalah barang yang dibeli konsumen berulang kali dan tanpa ragu-ragu.
Setelah konsumen memilih merek yang nyaman dipakai, mereka biasanya tetap berpegang pada merek tersebut kecuali mereka melihat alasan untuk merubah kebiasaan, seperti iklan menarik yang mendorong mereka untuk mencobanya.
Untuk mempromosikan convenience goods, kamu harus ingat bahwa kebanyakan orang membeli produk ini secara impulsif.
Menempatkan produk kamu di dekat garis kasir di toko bisa menjadi ide bagus untuk produk ini, itulah sebabnya kamu akan sering menemukan permen dan permen karet di depan toko.
-
Shopping Goods
Shopping goods adalah komoditas yang mungkin kamu pikirkan ketika mendengar kata “belanja”.
Ini bisa berupa barang-barang mewah seperti mobil atau rumah, atau barang-barang kecil seperti pakaian dan elektronik.
Konsumen biasanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk meneliti, membandingkan harga, dan berbicara dengan penjual ketika ingin membeli produk.
Ini lebih merupakan pembelian satu kali dan umumnya merupakan manfaat ekonomi yang lebih penting dan signifikan daripada kertas toilet atau sabun.
Untuk menjual produk makanan, kamu ingin berinvestasi dalam konten yang akan membantu meyakinkan pembeli bahwa produk kamu sepadan.
Materi pemasaran kamu harus menunjukkan bagaimana produk kamu berbeda dari pesaing, dan nilai tambah unik yang diberikannya kepada konsumen.
Ini akan bervariasi tergantung pada industri dan produk kamu, tetapi pada akhirnya, memasarkan barang belanjaan membantu konsumen memahami mengapa mereka harus memilih produk kamu daripada orang lain di pasar.
-
Specialty Goods
Specialty Goods adalah satu-satunya produk dari jenisnya di pasar, artinya konsumen biasanya tidak merasa perlu untuk membandingkan atau menimbang sebanyak yang mereka inginkan dengan produk lain.
Untuk alasan ini, jika kamu memasarkan Specialty Goods, kamu tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk meyakinkan konsumen bahwa produk kamu berbeda dari pesaing.
Mereka sudah tahu itu berbeda. Sebaliknya, perusahaan kamu harus fokus untuk terus berinovasi pada produk sebelumnya dan menghasilkan “hal terbaik berikutnya”.
Ini akan memastikan pelanggan kamu akan tetap setia pada merek kamu.
-
Unsought Goods
Terakhir, item yang tidak terjual atau Unsought Goods, adalah item yang umumnya tidak disukai orang dan tidak dibeli secara spontan.
Contoh bagus dari barang yang tidak dibeli termasuk alat pemadam kebakaran, baterai, atau asuransi jiwa.
Orang biasanya membeli barang yang tidak mereka pikirkan karena takut atau bahaya.
Misalnya, kamu tidak akan pergi ke pasar mencari alat pemadam kebakaran yang “baru dan terbaik”.
Kamu hanya akan membeli satu karena takut akan potensi kebakaran.
Atau, beberapa barang yang tidak dibeli, seperti baterai, hanya dibeli karena produk lama sudah habis.
Saat memasarkan barang yang tidak dipikirkan, kamu sebaiknya fokus untuk mengingatkan konsumen tentang keberadaan produk kamu, dan meyakinkan konsumen bahwa membeli produk kamu akan membuat mereka merasa lebih aman.