Lengkap, Ketahui Perbedaan B2B B2C dan C2C Beserta Contohnya
Mungkin kamu sering mendengar istilah B2B B2C dan C2C dalam dunia bisnis. Tapi apakah kamu tahu bahwa ada perbedaan B2B B2C dan C2C? Selain itu ketiganya berikatan erat dengan e-commerce.
Apakah kamu tahu bahwa ketiganya memiliki strategi bisnis yang berbeda juga? Wah. semakin menarik nih jika kita berbicara mengenai strategi bisnis. Simak artikel ini sampai akhir ya untuk mengetahui perbedaan B2B, B2C, dan C2C secara jelas! Eits, sebelum membahas perbedaan B2B B2C dan C2C, bagaimana jika kita mengetahui dulu makna dari ketiga istilah ini dan juga contoh B2B, B2C, dan C2C terlebih dahulu?
Baca juga: Pahami Konsep Customer Journey Agar Bisnismu Tetap Eksis
Apa itu B2B?
B2B merupakan singkatan dari business to business yang berarti transaksi bisnis yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Nah, lalu bagaimana B2B bisa terjadi? B2b bisa terjadi karena beberapa case seperti sebuah perusahaan yang membutuhkan barang atau jasa dari perusahaan lain.
Contoh B2B seperti ini, terdapat perusahaan pakaian yang bekerja sama dengan perusahaan pengiklanan dengan tujuan perusahaan pengiklanan tadi tidak menjangkau konsumen akhir namun iklan tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan pakaian tersebut. Gimana? masih bingung?
Contoh B2B yang lain seperti ini, perusahaan pakaian yang bekerja sama dengan dengan perusahaan kain. Nah jadi intinya adalah perusahaan yang memanfaatkan B2B merupakan perusahaan yang terlibat dalam kegiatan jual beli baik itu jasa maupun barang.
Apa itu B2C?
B2C merupakan singkatan dari Business to Customer. Kamu pasti sangat familiar dengan strategi bisnis satu ini, dimana penjual jasa akan langsung menjual produknya pada konsumen akhir. Secara tidak kamu sadari, setiap hari kamu melakukan transaksi seperti membeli sayur di pasar, menggunakan jasa ojek online, dan bahkan makan di restoran. Semua itu merupakan contoh B2C.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, B2C tidak hanya dilakukan secara tatap muka saja. Namun saat kamu berbelanja online seperti membeli barang di e-commerce maka hal itu juga termasuk B2C. Contoh B2C digunakan oleh beberapa perusahaan e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Amazon.
Apa itu C2C?
Terakhir sebelum kita membahas perbedaan B2B B2C dan C2C DomaiNesia akan melanjutkan untuk menjelaskan terlebih dahulu apa itu C2C. C2c merupakan singkatan dari customer to customer yang memiliki arti sebagai model bisnis yang memfasilitasi perdagangan antara individu pribadi.
Tujuan dari C2C adalah untuk memungkinkan hubungan interaksi antara pelanggan, membantu pembeli dan penjual menemukan satu sama lain. Contoh C2C yang paling menonjol termasuk BukaLapak, situs lelang online, dan juga Amazon yang bertindak sebagai pasar B2C dan C2C. Selain itu, eBay telah sukses sejak diluncurkan pada tahun 2010 dan selalu menjadi C2C.
Setelah mengetahui pengertian B2B B2C dan C2C dan juga contoh B2B B2C dan C2C. Selanjutnya DomaiNesia akan membahas perbedaan B2B B2C dan C2C. Nah jika kamu sudah sudah tahu pengertian masing-masing model bisnis tersebut, dijamin kamu bakalan mudah menerima informasi mengenai perbedaan B2B B2C dan C2C. Yuk lanjut membahas!
Baca juga: Cara Meningkatkan Conversion Rate Untuk Bisnis Baru
Lalu, Apa Perbedaan B2B B2C dan C2C?
1. Target Pasar
Berdasarkan penjelasan tadi, B2B, B2C, dan C2C memiliki target pasar yang berbeda. B2B berfokus dengan target pasar perusahaan, B2C dan juga C2C memiliki target pasar yang sama yaitu konsumen. Dari sini sudah sangat terlihat bahwa B2B dan B2C memiliki target pasar dan juga prospek pasar yang berbeda juga.
B2B memiliki prospek yang lebih spesifik dan lebih kecil karena hanya perusahaan saja, lain halnya dengan B2C dan C2C yang memiliki potensi pasar yang sangat besar dan luas karena menargetkan semua konsumen yang ada di seluruh negara. Meski begitu, semuanya memiliki kelebihan masing-masing sesuai dengan kebutuhannya sendiri.
2. Jumlah pembelian dan juga harga
Dari segi harga dan pembelian hanya B2C dan juga C2C yang mengharuskan kamu untuk menjual produk dengan jumlah yang banyak untuk meningkatkan omzet.
Sedangkan jika B2B tidak perlu memperhatikan jumlah pembelian karena pada dasarnya per unit saja sudah memiliki harga yang cukup tinggi. Contohnya kontrak B2B milik Lippo Group, Mbiz, yang mencetak rata-rata nilai kontrak sebesar Rp 312 juta.
3. Pembuatan keputusan
Jika B2B merupakan jual beli yang dilakukan oleh perusahaan dengan perusahaan, maka dari itu harus memperhatikan beberapa pertimbangan dari pemangku kepentingan seperti manajer, bagian finansial, legal, dan marketing dalam mengambil sebuah keputusan.
Mengapa demikian? Karena B2B melibatkan satu perusahaan bukan individu saja selain itu nominal yang dikeluarkan atau diterima bukan dalam jumlah yang kecil. Lain halnya dengan B2C dan C2C yang lebih sederhana karena pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh individu saja. Alasannya adalah B2C dan C2C memiliki ruang lingkup yang yang sempit dan bersifat personal.
4. Persaingan
Setiap bisnis yang ada pasti ada persaingan di dalamnya. Tak terlepas dari apapun strategi atau pola pemasarannya. B2B dinilai memiliki persaingan yang rendah karena tidak banyak orang yang tertarik dengan model ini jadi yang bermain di dalamnya hanyalah orang-orang lama yang sudah memiliki koneksi dan juga pengalaman.
Untuk menjalin kerjasama B2B harus memiliki koneksi dan reputasi yang baik agar perusahaan lain lebih percaya dan mau untuk bekerjasama. Terdengar cukup rumit ya?
Berbeda dengan B2C dan C2C yang justru memiliki persaingan yang sangat ketat baik dari perusahaan besar maupun industri rumahan. Dengan persaingan yang ketat tersebut membuat banyak pelaku bisnis berlomba untuk melakukan iklan, memilih brand ambassador, dan bahkan memberikan diskon besar-besaran.
Baca juga: 8 Contoh Media Sosial Populer untuk Promosi Bisnis
5. Strategi marketing
Dalam bisnis B2B, B2C, dan C2C membutuhkan reputasi dan pengalaman untuk meyakinkan klien atau konsumen. Namun keduanya memiliki strategi marketing yang berbeda. B2B lebih berfokus untuk meningkatkan reputasi dengan memanfaatkan berbagai media untuk menampilkan portofolio yang dimiliki.
Hal itu jelas akan meningkatkan keyakinan dari calon klien. Sedangkan strategi B2B dan C2C akan berfokus pada emosional yang dimiliki konsumen seperti senang atau bahkan sedih sehingga konsumen akan membeli produk yang diiklankan.
6. Hubungan penjual dan pembeli
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa dalam pengambilan keputusan pada model B2B membutuhkan waktu yang panjang. Maka dari itu, banyak perusahaan yang melakukan kontrak jangka panjang karena sudah merasa cocok. Coba bayangkan jika setiap kali harus berganti-ganti supplier, pasti semakin panjang prosesnya.
Berbeda dengan B2C dan C2C yang melakukan pengambilan keputusan secara personal sehingga hubungan antara penjual dan pembeli dilakukan dengan waktu yang singkat. Apa lagi banyak pilihan produk yang sama dengan penjual yang berbeda dan bahkan dengan diskon yang berbeda membuat konsumen dapat membeli produk dari penjual yang berbeda-beda.
7. Motivasi
Motivasi yang dimiliki jelas berbeda, mengapa demikian? Karena B2B memiliki motivasi untuk memaksimalkan keuntungan, efisiensi pekerjaan, dan investasi. Sedangkan untuk B2C lebih mengarah pada sisi emosional karena mungkin pembeli ingin membeli produk baru, memanfaatkan promo, membeli hadiah, menyukai produk tersebut, kebutuhan sehari-hari, dan masih banyak lagi.
Setelah membahas satu persatu, apakah kamu sadar bahwa B2C dan C2C tidak memiliki perbedaan? Ya, memang B2C dan C2C memiliki persamaan dari sisi motivasi, target pasar, pengambilan keputusan, dan semua aspek yang sudah DomaiNesia jelaskan di atas.
Lalu apa yang membedakannya? C2C lebih banyak menggunakan sosial media seperti marketplace untuk melakukan promosi. Jadi para pelaku C2C dituntut untuk melakukan promosi setiap hari agar produk mereka muncul pada halaman depan marketplace.
Baca juga: Ketahui Apa Itu Marketing Channel dan Jenis-Jenis Terbaiknya
Sudah Jelas Mengenai Perbedaan B2B B2C dan C2C?
Setelah membahas perbedaan B2B B2C dan C2C juga contoh B2B B2C dan C2C yang sudah cukup jelas. Dapat kita simpulkan bahwa meskipun sama-sama melakukan proses jual beli baik barang maupun jasa, B2B dan B2C memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari segala sisi.
Perbedaan itulah yang akan menjadi penentu bagaimana bisnis akan berjalan dan juga strategi market apa yang akan digunakan. Dari ketiga model bisnis tersebut bisa kita simpulkan bahwa ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk menjalankan bisnis.