• Home
  • Tips
  • Waspada! Kesalahan Caching Bisa Bikin Website Berantakan

Waspada! Kesalahan Caching Bisa Bikin Website Berantakan

Oleh Hazar Farras
Caching

Halo DomaiNesians! Pernahkah kamu membuka website yang terasa lambat, atau malah melihat tampilan yang aneh karena data lama masih muncul? Bisa jadi ini akibat caching yang tidak dikelola dengan baik! Caching memang bisa bikin website lebih cepat, tapi kalau salah setting, justru bisa menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari tampilan yang tidak diperbarui, data yang tidak sinkron, hingga pengguna melihat informasi yang salah. Lalu, bagaimana caching bisa mempengaruhi kesalahan pada website dan cloud hosting?

Caching adalah teknik menyimpan data sementara agar bisa diakses lebih cepat. Tapi tanpa pengaturan yang benar, caching malah bisa jadi bumerang yang bikin pengalaman pengguna jadi buruk. Misalnya, di toko online, pengguna masih melihat produk tersedia padahal sebenarnya sudah habis. Atau, halaman login yang terus logout karena cache tidak diperbarui. Nah, dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai jenis caching, kesalahan yang bisa terjadi, dan tentunya tips efektif agar caching bekerja optimal tanpa bikin masalah!

Caching
Sumber: Canva

Apa itu Caching?

Caching adalah proses menyimpan data sementara agar bisa diakses lebih cepat di lain waktu. Bayangkan kamu sering mencari buku di perpustakaan yang sangat besar. Setiap kali butuh buku yang sama, kamu harus mencarinya dari awal—itu butuh waktu lama. Nah, kalau kamu menyimpan buku favoritmu di rak kecil di dekat meja kerja, kamu bisa mengambilnya dengan cepat tanpa harus mencari lagi. Itulah konsep caching!

Dalam dunia teknologi, caching bekerja dengan cara yang mirip. Misalnya, saat kamu mengunjungi sebuah situs web, browser bisa menyimpan gambar atau file tertentu di perangkatmu. Jadi, saat kamu membuka situs yang sama lagi, browser tidak perlu mengunduh semuanya dari awal, ini membuat halaman web terbuka lebih cepat. Server juga menggunakan caching untuk menyimpan data yang sering diminta, sehingga tidak perlu menghitung ulang atau mengambil data dari sumber yang lebih lambat.

Singkatnya, caching membantu mempercepat akses data dengan menyimpannya di tempat yang lebih cepat diakses, baik itu di perangkatmu, di server, atau di jaringan. Ini menghemat waktu dan mengurangi beban kerja sistem, sehingga pengalaman pengguna jadi lebih lancar dan responsif.

Baca Juga:  Grafana Adalah Solusi Terbaik untuk Pemantauan Aplikasi

Caching dan Pengaruhnya terhadap Kesalahan pada Website dan Cloud Hosting

Caching memang bisa membuat website dan cloud hosting bekerja lebih cepat, tapi kalau tidak dikelola dengan baik, bisa juga menyebabkan berbagai kesalahan. Berikut adalah beberapa jenis caching dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesalahan pada website serta cloud hosting:

1. Browser Cache & Kesalahan yang Muncul

Browser menyimpan file seperti gambar, CSS, dan JavaScript dari situs web yang pernah dikunjungi agar halaman bisa dimuat lebih cepat saat dibuka kembali.

Kesalahan yang bisa terjadi diantaranya:

  • Tampilan website tidak diperbarui (Stale Cache) – kadang, saat developer mengubah tampilan atau fitur situs, pengguna masih melihat versi lama karena browser masih menggunakan cache lama. Solusinya: Clear cache atau force refresh (Ctrl + Shift + R).
  • CSS atau JavaScript error – jika cache menyimpan versi lama dari file CSS atau JavaScript yang sudah diperbarui di server, bisa muncul tampilan berantakan atau fitur yang tidak berfungsi. Solusinya: Gunakan cache busting (tambahkan versi di URL file, misalnya style.css?v=2).

2. Server Cache & Kesalahan yang Muncul

Server menyimpan cache dari halaman website atau data yang sering diakses untuk mengurangi beban dan mempercepat loading.

Kesalahan yang bisa terjadi diantaranya:

  • Pengguna melihat data lama – misalnya, di toko online, produk sudah terjual habis, tapi karena cache belum diperbarui, pengguna masih melihat stok tersedia. Ini bisa bikin frustrasi. Solusinya: Atur cache expiration yang tepat atau gunakan cache invalidation untuk memperbarui data tertentu
  • Session tidak diperbarui – jika pengguna login, tapi cache masih menyimpan halaman lama yang belum mengenali login, mereka bisa merasa logout terus-menerus. Solusinya: Gunakan pengecualian cache untuk halaman yang butuh update real-time.

3. Database Cache & Kesalahan yang Muncul

Cache menyimpan hasil pencarian atau query database agar tidak perlu mengambil data dari awal setiap kali permintaan datang.

Kesalahan yang bisa terjadi diantaranya:

  • Data yang ditampilkan tidak real-time – kalau cache menyimpan data terlalu lama, pengguna bisa melihat informasi yang sudah tidak relevan, misalnya harga promo yang sudah berubah. Solusinya: Gunakan cache TTL (Time-To-Live) yang sesuai agar data diperbarui secara berkala.
  • Kesalahan sinkronisasi data – kalau ada banyak server yang menggunakan cache terpisah, bisa terjadi perbedaan data di tiap server. Solusinya: Gunakan mekanisme cache invalidation agar data selalu konsisten.

4. CDN Cache & Kesalahan yang Muncul

CDN menyimpan salinan halaman website di berbagai lokasi server di dunia, agar akses lebih cepat dari lokasi pengguna.

Baca Juga:  Pengen Website Kamu Muncul di Halaman Pertama Google? Ini Kuncinya!

Kesalahan yang bisa terjadi diantaranya:

  • Website tidak memperbarui konten dengan cepat – jika perubahan baru tidak langsung terlihat karena CDN masih menyajikan versi lama, pengguna bisa kebingungan. Solusinya: Gunakan purge cache atau setting cache control yang sesuai.
  • Perbedaan tampilan di lokasi berbeda – pengguna di Indonesia mungkin melihat konten berbeda dengan pengguna di Eropa karena CDN belum menyinkronkan update terbaru. Solusinya: Atur cache refresh yang lebih sering atau gunakan cache purging otomatis.

Caching bisa membuat website lebih cepat, tetapi kalau tidak dikelola dengan baik, bisa menyebabkan kesalahan tampilan, data usang, atau bahkan bug yang bikin pengguna bingung. Dengan caching yang diatur dengan baik, website dan cloud hosting bisa tetap cepat tanpa mengorbankan akurasi dan pengalaman pengguna.

Tips Caching yang Efektif

Caching yang efektif bisa membuat website atau aplikasi berjalan lebih cepat, menghemat sumber daya, dan meningkatkan pengalaman pengguna. Tapi kalau tidak diatur dengan benar, caching malah bisa menyebabkan masalah seperti data usang atau kesalahan tampilan. Nah, berikut beberapa tips caching yang efektif supaya tetap cepat tanpa bikin masalah:

Caching
Sumber: Canva

1. Gunakan TTL (Time-To-Live) yang Sesuai

TTL adalah batas waktu cache bisa digunakan sebelum diperbarui. Kalau TTL terlalu lama, pengguna bisa melihat data lama. Kalau terlalu pendek, server tetap sibuk memproses ulang data. Solusi yang bisa dicoba:

  • Untuk gambar, CSS, dan JavaScript, gunakan TTL panjang (misalnya 30 hari atau lebih).
  • Untuk data yang sering berubah (misalnya stok produk atau harga promo), gunakan TTL pendek (misalnya beberapa menit atau jam).
  • Untuk halaman statis (seperti artikel blog), TTL bisa lebih lama karena isinya jarang berubah.

2. Terapkan Cache Busting untuk File Statis

Masalah yang sering terjadi, pengguna masih melihat tampilan lama karena file CSS atau JavaScript disimpan di cache. Solusinya gunakan cache busting, yaitu menambahkan versi pada URL file. Contohnya:

❌ style.css

✅ style.css?v=2

Setiap kali file diperbarui, versinya bisa diganti (misalnya style.css?v=3), sehingga browser akan mengambil file baru.

3. Gunakan Layering Cache untuk Performa Maksimal

Menggunakan lebih dari satu jenis caching bisa membuat sistem lebih efisien. Solusi yang bisa dicoba:

  • Browser Cache – menyimpan gambar, CSS, dan JavaScript di perangkat pengguna.
  • Server Cache – menyimpan halaman atau data yang sering diminta, mengurangi beban server.
  • Database Cache – menyimpan hasil query agar database tidak perlu mencari ulang data yang sama.
  • CDN Cache – memastikan konten statis disajikan dari server terdekat ke pengguna.

Dengan kombinasi ini, kecepatan website meningkat tanpa membebani server utama.

Baca Juga:  Cara Membuat Portofolio untuk Pemula

4. Atur Cache Invalidation dengan Benar

Cache invalidation adalah proses menghapus cache lama agar data baru bisa digunakan. Solusi yang bisa dicoba:

  • Kalau ada update data penting (misalnya perubahan harga produk), pastikan sistem menghapus cache lama agar pengguna tidak melihat informasi yang salah.
  • Untuk website berita atau blog, gunakan cache otomatis yang diperbarui saat ada artikel baru.
  • Gunakan API atau tools seperti Redis atau Memcached untuk mengatur cache secara dinamis.

5. Hindari Over-Caching pada Halaman Dinamis

Kalau semua halaman di-cache tanpa pengecualian, bisa muncul masalah seperti pengguna yang tetap dianggap belum login meskipun sudah masuk. Solusi yang bisa dicoba:

  • Jangan cache halaman yang bersifat personal, seperti halaman dashboard pengguna atau keranjang belanja.
  • Gunakan cache selektif, di mana bagian tertentu dari halaman tetap dinamis (misalnya username tetap diperbarui, tapi elemen lain tetap cache).

6. Bersihkan Cache Secara Terjadwal

Kadang, cache bisa menumpuk dan menyebabkan masalah kalau tidak dibersihkan. Solusi yang bisa dicoba:

  • Atur jadwal pembersihan cache otomatis untuk menghapus data yang sudah tidak dibutuhkan.
  • Pastikan sistem bisa memperbarui cache secara otomatis saat ada perubahan besar di website atau aplikasi.

7. Monitor Performa Cache Secara Berkala

Caching yang tidak dipantau bisa menyebabkan masalah tanpa disadari, seperti pengguna yang tetap melihat data lama atau cache yang membebani server. Solusi yang bisa dicoba:

  • Gunakan alat pemantauan caching seperti New Relic, Google Lighthouse, atau monitoring bawaan di CDN dan server.
  • Cek log server untuk melihat apakah cache bekerja dengan baik atau justru menyebabkan error.

Caching yang efektif butuh keseimbangan antara kecepatan dan akurasi data. Dengan menerapkan TTL yang tepat, cache busting, cache layering, invalidation yang benar, dan pemantauan berkala, website dan aplikasi bisa tetap cepat tanpa mengorbankan pengalaman pengguna.

Caching
Sumber: Canva

Tingkatkan Kecepatan, Kurangi Masalah!

Jadi, caching itu ibarat pisau bermata dua, bisa bikin website super cepat, tapi kalau salah setting, justru bikin masalah. Dengan memahami caching dan pengaruhnya terhadap kesalahan pada website dan cloud hosting, kamu bisa mengoptimalkan performa situs tanpa bikin pengguna frustasi. Ingat, kunci caching yang efektif ada di pengaturan TTL yang pas, cache busting, invalidation yang tepat, dan pemantauan berkala.

Beli Cloud VPS Murah

 

Mau website atau aplikasi yang cepat, stabil, dan bebas dari error caching? Gunakan VPS murah dengan performa tinggi! Dengan VPS yang tepat, kamu bisa mengatur caching lebih fleksibel, meningkatkan kecepatan akses, dan mengurangi beban server. Jangan tunggu lama, segera order VPS murah sekarang dan rasakan performa terbaik untuk websitemu!

Hazar Farras

Hi ! I'm a Technical Content Specialist in DomaiNesia. Passionate about challenges, technology enthusiast, and dedicated K-pop lover always exploring new horizons and trends


Berlangganan Artikel

Dapatkan artikel, free ebook dan video
terbaru dari DomaiNesia

{{ errors.name }} {{ errors.email }}
Migrasi ke DomaiNesia

Migrasi Hosting ke DomaiNesia Gratis 1 Bulan

Ingin memiliki hosting dengan performa terbaik? Migrasikan hosting Anda ke DomaiNesia. Gratis jasa migrasi dan gratis 1 bulan masa aktif!

Ya, Migrasikan Hosting Saya

Hosting Murah

This will close in 0 seconds