Bagaimana Storytelling Marketing Bisa Meningkatkan Penjualan Kamu
DomaiNesians, pernah nggak kamu membayangkan jika dunia yang kita tinggali ini tidak mengenal istilah cerita. Mungkin, kita tidak akan mengenal seorang Dewi Lestari, atau mungkin saja J.K Rowling tidak akan pernah berkesempatan menjadi seorang billionaire dari hasil penjualan Harry Potter. Nah, memangnya sepenting apa peran cerita? Dan apa hubungannya dengan bidang pemasaran?
Storytelling Marketing Sebagai Media Persuasi
Persuasi dalam pemasaran tidak bisa dikesampingkan. Hal ini karena persuasi adalah salah satu bentuk komunikasi. Dan komunikasi merupakan jalan utama kita untuk memasarkan bisnis yang kita jalankan. Terlepas itu pada calon investor maupun calon konsumen. Persuasi ini bisa dilakukan melalui berbagai media, misalnya media blog, video, iklan, email, media sosial, atau yang lainnya.
Ada sebuah ungkapan bahwa, seorang pembeli sebenarnya membeli sebuah produk bukan karena kegunaannya. Namun mereka membeli versi terbaik diri mereka ketika memiliki atau menggunakan produk tersebut. Nah, ungkapan tersebut membuktikan bahwa dengan storytelling marketing yang baik bisa merubah perilaku seseorang. Mungkin dari yang semula tidak tahu produk tersebut, akhirnya tertarik dan memutuskan membelinya.
Baca Juga : Cara Mudah Membuat Blog Pribadi Bagi Pemula
Storytelling yang Merubah Jalan Emosi Manusia
Sebuah cerita yang baik akan merubah jalan perasaan seseorang. Juga akan membuat orang berinvestasi dengan emosi mereka. Maksudnya adalah, calon target pasar kamu akan lebih mudah berubah pendiriannya jika cerita yang kamu sampaikan tergolong menarik untuk mereka.
Sebagai contohnya, Tokopedia pernah membuat iklan untuk Ramadan dengan mengangkat cerita Ramadan sebagai momen untuk memberikan kesempatan terbaik. Iklan ini mengangkat balas budi seorang anak terhadap ibunya yang membelikan seporsi udang yang dia inginkan. Tidak secara langsung menawarkan produk, namun jenis storytelling marketing ini bekerja secara baik untuk mendongkrak Tokopedia sebagai brand.
Storytelling Merubah Bagaimana Audiens Merespon
Dalam marketing, respon merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh pemasarnya. Respon sendiri bisa berbentuk berbagai macam hal, dan tentunya dengan teknologi sekarang, banyak jenis respon yang bisa diukur. Sebagai contoh, jumlah likes, komentar, ataupun shares. Dan contoh lainnya adalah durasi tonton atau watch time jika konten marketing tersebut diunggah ke YouTube.
Setiap storytelling marketing tentu akan memberikan respon yang berbeda-beda untuk setiap audiens, meskipun masih merupakan pengikut dari brand yang sama. Sebagai contoh, kamu mungkin akan menemukan jenis respon yang berbeda-beda dalam sebuah postingan Facebook dari brand sepatu Nike. Ada yang merespon dengan emoticon tersenyum, tertawa, atau mungkin malah kurang suka.
Storytelling Marketing Mengajak Mereka Memberikan “Action”
Sebuah cerita mampu membuat pendengarnya untuk tergerak melakukan sesuatu. Misalnya, melakukan pembelian produk. Membagikan informasi mengenai produk tersebut pada keluarga atau teman-temannya, atau malah melakukan keduanya.
Dengan storytelling yang fresh bahkan bisa membuat pembeli lama untuk membeli produk yang sama sekali lagi, atau produk baru dari brand yang sama. Sebagai contoh adalah konsep iklan Indomie yang kerap kali berubah, namun tetap memiliki tempat di hati penikmatnya.
Cara Storytelling Untuk Marketing
Untuk membuat sebuah alur storytelling marketing yang bagus, kamu tidak akan bisa mengarangnya dalam satu atau dua menit saja. Kamu membutuhkan pengalaman dan empati agar mendengar feedback dari customer kamu. Dan hal yang perlu ditanamkan adalah, storytelling marketing bukanlah sebuah sains, namun sebuah seni. Jadi, apa saja yang dibutuhkan untuk membuat karya seni yang bisa menguntungkan ini?
Storytelling Membutuhkan Tokoh Utama
Sebuah cerita yang baik selalu dimulai dari pengenalan seorang protagonis dengan kehidupan sehari hari, dan termasuk permasalahan yang ada disekitarnya. Disini, kamu perlu menempatkan audiens kamu sebagai protagonis pada cerita yang kamu buat. Sampaikan bahwa masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan solusi yang kamu tawarkan.
Misalnya pada iklan produk sensodyne yang menampilkan orang dengan gigi sensitif dan merasa tersiksa ketika memakan es. Kemudian produk sensodyne tersebut ditampilkan sebagai bentuk solusi terhadap masalah tersebut.
Jangan Terlalu Detail Pada Hal yang Tak Perlu
Pastikan untuk tidak terlalu detail pada hal-hal yang tidak perlu. Karena ini akan menjadi hal yang membosankan untuk para audiens. Misalnya sebagai contoh, kamu ingin menjual produk smartphone. Maka yang perlu kamu lakukan adalah membuat konsep storytelling marketing mengenai keunggulan yang ada pada smartphone tersebut.
Kamu tidak perlu menceritakan komponen apa saja yang ada pada produk tersebut dengan terlalu terperinci. Selain tidak semua orang mampu memahaminya, cerita kamu juga akan memakan waktu ketika harus disampaikan pada media yang pendek misalnya video Instagram.
Menampilkan Imajinasi
Dalam menyampaikan sebuah cerita, ada baiknya kamu memperkuatnya dengan imajinasi. Misalnya menampilkan gambar pendukung pada tulisan yang telah kamu tulis, atau membuat infografis pada video yang akan kamu tayangkan melalui YouTube. Hal ini penting untuk menyamakan persepsi kamu dan audiens.
Sebuah fakta menunjukkan bahwa otak akan memproses informasi lebih cepat sebanyak 60 kali lipat jika informasi tersebut berupa gambar. Tunjukkan sesuatu, atau gambarkan sesuatu!
Menceritakan Ke Dalam Beberapa Versi
Storytelling marketing tidak hanya berlaku untuk sebuah tulisan di blog, namun juga kedalam bentuk video, karya ilustrasi maupun foto. Kamu perlu untuk membuat beberapa versi berbeda untuk diterapkan di banyak media yang digunakan. Fungsi dari memperbanyak versi cerita ini adalah memperluas jangkauan audiens.
Hal ini karena tidak semua orang memiliki akses ke beberapa media, atau hanya menggunakan sebagian saja. Jika membuat sebuah postingan blog, ada baiknya kamu membuat misalnya, infografis untuk Instagram dan Facebook. Atau membuatkan versi videonya untuk channel YouTube.
Perlu Dipahami: PD!
Hal yang perlu kamu pahami adalah menyingkirkan rasa tidak percaya terhadap cerita yang kamu buat. Mungkin pada awalnya kamu akan berpikir cerita kamu membosankan atau kurang menarik. Namun, disinilah sebenarnya proses yang perlu kamu jalani, yakni dengan bercerita dan bercerita ke lebih banyak audiens. Sehingga kamu menemukan segmen mana yang menjadi pendengar terbaik, alias target pasar paling potensial. Selamat mencoba!
Permisi kak, saya mau tanya, Cara bikin tulisan seperti di atas ada gambar bintang, icon medsos, table of content, dan menu download, itu gimana sih caranya? baik pakai blogger maupun wordpress, terimakasih kak itu saja pertanyaan dari saya, semoga bisa di bantu.