5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang Influencer Marketing
Hai DomaiNesians, kamu pasti sudah tahu istilah influencer. Yup, influencer adalah orang yang punya kredibilitas terhadap sebuah brand atau produk tertentu. Penilaian influencer terhadap brand atau produk dipercaya sama follower-followernya. Dan yang jelas ini bakal meningkatkan penjualan kamu. Strategi influencer marketing ini masih tergolong baru, dengan memanfaatkan media sosial. tidak harus selebriti, siapapun bisa jadi influencer, seperti fotografer fashion, food blogger, atau seorang marketing eksekutif. Salah satu hal yang harus dimiliki oleh influencer adalah jumlah follower yang banyak, baik di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, dan media sosial lainnya.
Gratis PDF: Apa itu Digital Marketing?
The True Influencer
Menjadi seseorang yang bisa dikatakan sebagai influencer bukan hal mudah ya, DomaiNesians. Sama seperti strategi marketing lainnya yang juga butuh waktu dan effort untuk melihat hasilnya. Influencer bukan hanya orang yang bisa kamu bayar, lalu bekerja sama untuk membuat review bagus tentang brand atau produk. Influencer adalah orang yang menghabiskan waktunya untuk membangun brand mereka sendiri sebagai seseorang yang terpercaya. Influencer adalah orang yang secara naluri sangat peduli dengan reputasi dan follower-follower yang percaya padanya. Mereka adalah orang yang sabar dan fokus demi kesuksesan di media sosial, mereka juga tidak tertarik dengan hasil yang cepat.
Bicara tentang, Influencer itu tidak cuma tentang mendapatkan bayaran dengan cepat. Menjadi seorang influencer adalah tentang otoritas, kredibilitas dan pola pikir seperti seorang pemimpin di industri tertentu. Kalau dibandingkan dengan social media marketing, strategi influencer marketing akan lebih cepat mendapatkan follower yang setia dan besar kemungkinan untuk engaged ke brand atau produk yang ditawarkan. Tapi, untuk sampai ke follower yang setia dan engaged ke produk kita, itu susah-susah gampang. Untuk bisa kerjasama dengan influencer itu sendiri kita perlu meyakinkan mereka kalau produk yang ditawarkan benar-benar sesuai standar.
Strategi Influencer Marketing dan Social Media Marketing
Social media marketing pada umumnya akan menempatkan brandnya pada platform yang sudah ditentukan. Seiring berjalannya waktu, user base akan bertambah. Akan semakin banyak follower yang merekomendasikan brand atau produk yang ditawarkan. Customer seperti ini harus terus diperhatikan, misalnya dengan dengan pendekatan personal. Social media marketing pada umumnya akan berusaha supaya customer tetap menyebarkan dan merekomendasikan produknya ke rekan-rekan mereka.
Salah satu permasalahan dengan pendekatan ini adalah tidak semua pengguna media sosial memiliki cukup follower untuk memberikan dampak yang signifikan. Sebagian besar dari mereka hanya memiliki jaringan kecil yang terdiri dari beberapa ratus follower yang memiliki berbagai macam selera. Mencoba memperoleh like dan follower dari target yang tidak tersegmentasi akan membuang-buang waktu dan usaha menjadi sedikit sia-sia. Dengan strategi influencer marketing, brand atau produk akan langsung dihadapkan pada customer yang tersegmentasi. Customer yang tersegmentasi tidak hanya akan menyukai atau mengikuti, mereka juga akan memberikan komentar. Dua hal yang bisa didapatkan dengan menerapkan strategi influencer marketing, yaitu:
- Dengan berinteraksi secara positif dan konstruktif di halaman media
sosial influencer, kamu akan mendapat akses yang mudah ke follower
mereka. Tujuan utamanya bukan untuk menjual produk ke follower
tersebut, namun tampil sebagai bagian dari komunitas. - Hal kedua yang bisa kamu dapatkan adalah, jika kamu ingin
berkolaborasi dengan seorang influencer, mereka tahu tentang brand
dan produk yang ditawarkan.
Baca juga: Strategi Pemasaran Online Untuk Hotel [2019]
5 Hal yang Perlu Kamu Hindari
Strategi influencer marketing tergolong strategi pemasaran yang masih baru, sehingga ada banyak spekulasi dan mitos tentang bagaimana, apa, dan siapa influencer yang dimaksud. Informasi adalah hal mutlak yang harus terus dicari tahu dan diikuti perkembangannya. Untuk mengurangi kesalahpahaman yang sering terjadi di content marketing space, Danielle Wiley, Founder dan CEO Sway Group membagikan beberapa hal yang perlu dihindari.
-
Memprioritaskan jumlah follower di atas user engagement
Jumlah follower memang penting, namun keajaiban sebenarnya ada dalam engagement rate, seperti comments, shares, dan likes. Dari situ, kamu bisa menilai seberapa responsif audiens seorang influencer pada konten-konten tersebut. Engagement rate tersebut akan membantumu menghitung ROI serta sebagai tolak ukur kesuksesan. Sepertinya memang ideal untuk bekerja sama dengan influencer dengan jumlah follower sangat banyak. Namun faktanya, semakin banyak follower seorang influencer, semakin rendah tingkat engagement rate mereka. Akun media sosial yang sangat populer terkesan tidak personal dan memicu adanya follower palsu atau fake followers, yang mempengaruhi tingkat engagement rate. Sebaliknya, influencer dengan cakupan follower yang lebih sedikit memiliki engagement rate yang tinggi, lebih otentik dan konkrit.
-
Tidak menggunakan fitur ‘Link In Profile’ pada Instagram
Fitur di Instagram Stories, ‘Swipe Up’ hanya bisa digunakan oleh akun yang telah diverifikasi atau akun bisnis dengan lebih dari 10.000 follower. Fitur tersebut adalah fitur yang powerfull untuk menumbuhkan traffic dan membuat call to action yang spesifik. Selain mengarahkan traffic ke situs website, link di bio influencer bisa disesuaikan untuk membuat giveaway atau kontes sederhana, video, blog post, atau landing page dengan konten iklan yang relevan. Akun bisnis yang official bisa memanfaatkan fitur Instagram yang ‘shoppable’, tapi ‘Link In Profile’ sebaiknya digunakan juga, bersamaan dengan fitur ‘Swipe Up’. Fitur-fitur ini mendorong keterlibatan follower yang akan menentukan kesuksesan campaign seorang influencer.
-
Tidak menggunakan iklan berbayar di Facebook
Bagi mereka yang sudah terjun di dunia strategi influencer marketing akan memandang Facebook Ads sebagai cara lama. Adanya influencer seharusnya bisa menutupi kelemahan cara marketing yang lama. Dan memang benar, konten yang dibuat oleh influencer mengungguli iklan tradisional dengan ROI 11 kali lipat, namun social shares juga turun karena kompetisi yang ketat dan perubahan algoritma. Jumlah konten yang terus bertambah, membuat sebuah brand menerima sedikit organic traffic dari Facebook dan engagement menjadi rendah. Tidak bisa lagi hanya mengandalkan Facebook post dan berharap konten tersebut ada di feed utama follower. Oleh karena itu, iklan berbayar akan membantu. Iklan berbayar memastikan konten sponsor mendapat engagement yang dicari oleh inluencer dan brand.
Iklan berbayar di Facebook memungkinkan target audiens yang akurat. Facebook termasuk platform sosial terbesar, peluang untuk mendapat audiens yang potensial pun tinggi. Konten influencer dapat ditingkatkan dengan iklan berbayar. Manfaatnya adalah konten yang otentik dan kredibel akan memberikan engagement rate yang tinggi. Iklan berbayar di Facebook juga dilengkapi dengan metrik dan visibilitas. -
Tidak meneliti demografis audiens
Sebagian besar dari kita menganggap influencer adalah seseorang dengan gaya hidup milenial. Dan sebagian besar dari mereka tertarik pada topik gaya hidup. Oleh karena itu, tugas untuk menganalisis tidak berhenti di influener saja. Audiens seorang influencer tidak selalu sesuai dengan topik atau konten, terutama akun dengan jumlah follower sangat banyak. Cara untuk melakukan riset target audiens bisa dengan bekerjasama dengan agensi, menggunakan influencer insight tool, atau menggunakan influencer berbayar yang menyediakan layanan analitik.
-
Mengasumsikan Konten yang Dibuat Influencer Mahal
Sebagian besar orang mengira cara terbaik untuk dikenal adalah dengan bekerja sama dengan YouTuber terkenal. Faktanya, video tidak harus dibuat dan dibagikan dengan harga yang mahal untuk menghasilkan engagement rate yang tinggi. Ada banyak influencer secara teratur membuat video untuk berbagai media sosial mereka, seperti blog, Facebook, Instagram Story, YouTube, dan lain-lain. Video menjadi pilihan yang populer saat ini, hemat biaya, dan terus berkembang. Menurut penelitian, diperkirakan sebanyak 80% konten media yang akan dikonsumsi di tahun 2019 ini adalah video. Mulai dari storytelling, fotografi, hingga video, konten yang dihasilkan oleh influencer harganya lebih murah dibandingkan harga agensi kreatif. Konten milik influencer juga memiliki keaslian yang akan disukai oleh konsumen.
Baca juga: 7 Strategi Pemasaran Produk Makanan
Kesimpulan
Influencer adalah orang yang menghabiskan waktunya untuk membangun brand mereka sendiri sebagai seseorang yang terpercaya. Influencer adalah orang yang secara naluri sangat peduli dengan reputasi dan follower-follower yang percaya padanya. Menggunakan strategi influencer marketing akan lebih cepat mendapatkan follower yang setia dan besar kemungkinan untuk engaged ke brand atau produk yang ditawarkan. Dengan strategi influencer marketing, brand atau produk juga akan langsung dihadapkan pada customer yang tersegmentasi. Customer yang tersegmentasi tidak hanya akan menyukai atau mengikuti, mereka juga akan memberikan komentar. Strategi influencer marketing tidak memerlukan biaya lebih. Ada banyak influencer yang secara berkala membuat konten berkualitas.